Kekejian dan Kemuliaan Akhlak

  1. Hadis:

    إِنَّ الْفُحْشَ وَالتَّفَحُّشَ لَيْسَا مِنَ الْإِسْلَامِ فِي شَيْءٍ وَإِنَّ مِنْ أَحْسَنِ النَّاسِ إِسْلَامًا أَحْسَنَهُمْ خُلُقًا

    Artinya:
    "Sesungguhnya kekejian dan berbuat keji dalam segala bentuknya bukanlah berasal Dari ajaran Islam. Sesungguhnya di antara tanda kebaikan Islam seseorang adalah orang yang terbaik (termulia) akhlaknya."

    Asbabul Wurud:
    Jabir bin Samurah berkata: ”Aku menghadiri majlis Rasulullah SAW. Tiba-tiba beberapa orang terlibat dalam pertengkaran dengan Samurah (ayah Jabir). Maka Nabi SAW bersabda bahwa kekejian (pertengkaran) itu bukan (akhlak) Islam.”

    Periwayat:
    Imam Ahmad, ashabus sunan, Thabrani dalam "Al-Jami'ul Kabir" , Ibnu Abi Dunya. Semuanya Dari Jabir bin Samurah R.A Hafizh al Iraqy berkata: "Isnadnya shahih. Muridnya al Haitsamy berkata: "perawi-perawi Hadis ini orang terpercaya.” Al Mundziry berkata: ”Isnad Hadis Imam Ahmad bagus (jayyid).”


    Fahsy, fahsya' atau fahisyah adalah perbuatan atau perkataan yang menimbulkan keburukan/kejahatan besar. Allah berfirman: "Innallaha laa ya'muru bil fahsya'” (Sesungguhnya Allah tidak menyuruh berbuat keji). Firman-Nya lagi: "wa yanhaa 'anil fahsyaai wal munkar wal baghyi ya'izhukum la'allakum tadzakkarun” (dan Dia melarang kekejian dan kemunkaran serta perbuatan melampaui batas. Dia berikan kepadamu pelajaran semoga kamu mengingatnya). Kata fahisyah - dalam sya'ir - berarti pula orang yang sangat buruk perangai karena bakhil (pelit)nya. Demikian menurut Mufradat ar Raghib.