Ajal

  1. Hadis:

    إِنَّ للهِ تَعَالَى مَا أَخَذَ وَلَهُ مَا أَعْطَى وَكُلُّ شَيْءٍ عِنْدَهُ بِأَجَلٍ مُسَمًّى

    Artinya:
    Sesungguhnya bagi Allah Ta'ala apa-apa yang Dia ambil, dan bagi­Nya apa-apa yang Dia berikan. Segala sesuatu di sisi-Nya menurut ajal yang ditetapkan.

    Asbabul Wurud:
    Tercantum dalam Shahih Bukhari Dari Usamah bin Zaid R.A katanya: "Seorang putri Rasulullah SAW mengirim utusan kepadaku, yang mengabarkan bahwa seorang anakku meninggal dunia. Maka aku menyampaikan pula berita itu kepada Rasulullah SAW dengan mengucapkan salam kepada Beliau. Beliau bersabda: "Sesungguhnya bagi Allah Ta'ala apa-apa yang Dia ambil? dan seterusnya bunyi Hadis di atas. Beliau berangkat ke tempat kematian itu diiringi oleh bin Ubadah, Mu'adz bin Jabal, Ubai bin Ka'ab, Zaid bin Tsabit dan beberapa sahabat lain. Jenazah bayi itu digendong untuk diperlihatkan kepada Rasulullah SAW. Beliau menerimanya dengan suaranya yang serak basah. Kesedihan Beliau terlihat dengan bintik-bintik air mata yang pelupuk matanya. Melihat keadaan mengharukan itu. Saad bertanya: Kesedihan apa namanya ini? Beliau menjawab: inilah suatu rahmat yang Allah menjadikan (melimpahkan)nya ke dalam hati para hamba­Nya. dan sesungguhnya Allah menyayangi hamba-Nya yang penyayang.

    Periwayat:
    Imam Ahmad, dan para perawi Hadis yang enam, selain Turmuzi Dari Usamah bin Zaid, dengan lafadh yang saling berdekatan.


    Bagi Allah Ta'ala apa apa yang Dia ambil, yaitu anak-anak dan orang orang yang dicintai. Karena alam ini semuanya milik Allah.

    Segalanya berasal Daripada-Nya. Bagi-Nya apa -apa yang Dia berikan. Apa yang masih Dia sisakan untuk kita, maka itu bagi yang memperolehnya adalah sebagai amanah-Nya yang melimpahkan anugerah. Dia lah yang memiliki amanah. Apabila yang Dia manahkan itu Dia ambil kembali, kenapa kita bersedih hati? Dia -lah yang mengendalikan kerajaan (kekuasaan)-Nya. Maka segala sesuatu yang Dia ambil dan Dia beri adalah menurut qadar (ketentuan) dan ajal (waktu) yang ditetapkan dan diketahui-Nya.

    Hadis di atas menganjurkansabar sekaligus memperkokoh keimanan, bahwa tiap-tiap nikmat itu berasal Dari Allah. Bagi-Nya-lah puja-puji Ketika Dia mengambilnya kembali dan Ketika Dia memberikannya.