Serpihan Nikmat Allah

  1. Hadis:

    أَحْسِنُوْا جِوَارَ نِعَمِ اللهِ لَا تُنَفِّرُوْهَا فَقَلَّمَا زَالَتْ عَنْ قَوْمٍ فَعَادَتْ إلَيْهِمْ

    Artinya:
    "Berlaku baiklah kalian kepada serpihan nikmat-nikmat Allah, jangan kalian menyia-nyiakannya. Jika ia hampir hilang Dari suatu kaum, maka ia kembali kepada mereka."

    Asbabul Wurud:
    Aisyah berkata: 'Rasulullah SAW telah datang kepadaku. Beliau melihat sepotong pecahan kue lalu Beliau mengambilnya, mengusapnya dan memakannya kemudian Beliau pun bersabda: "Berlaku baiklah kalian kepada serpihan ? . dan seterusnya." Dalam Kasyful Itibasy Dijelaskan Hadis ini timbul atas suatu sebab. Jika Hadis ini dianggap dha'if maka yang menjadi sebab itupun dha'if sebab ada kaitannya. Oleh sebab itu tidaklah layak untuk diucapkan kegugurannya Hadis tersebut. dalam Kitab itu termuat pula penolakan terhadap Ibnul Jauzi di waktu Dia memasukkannya ke dalam kelompok Hadis mau'dhu' (palsu).

    Periwayat:
    Ulama Hadis yang Empat, Ibnu Adi, Al-Baihaqi semuanya meriwayatkannya Dari Hadis Usman bin Mathar Dari Tsabit Dari Anas bin Malik. Usman bin Mathar menurut mereka seorang yang dha'if. Al-Baihaqi meriwayatkan dalam "As Syi'ib"Dari Hadis AI Walid bin Muhammad Al-Muqri Dari Zufui Dari Unrah, Dari Aisyah. Menurut Al-Baihaqi, Al-Muqri seorang yang dha'if. Kata Al-Baihaqi, 'Atha bin Ismail Al-Makhzumi Dari Hisyam Dari Aisyah Al-Munawi menerangkan bahwa Al-Baihaqi menilai bahwa Hisyam juga seorang yang dha'if.


    Hadis ini menganjurkan agar kita berlaku baik terhadap serpihan nikmat-nikmat Allah dengan cara memeliharanya dan mensyukurinya sebagaimana firman Allah: "Jika kalian bersyukur pasti akan Aku tambah nikmat itu ? ."(Ibrahim: 7).

    Mensyukuri nikmat dengan cara berbuat baik kepada karib kerabat, kepada orang-orang yang membutuhkan dan memelihara harta kekayaan untuk tidak digunakan hal-hal yang tidak ada faedahnya.

    Al Ghazali berkata: "Perkara yang sangat berat adalah menghina setelah memuliakan, berpisah setelah bertemu dan hilangnya nikmat Dari suatu kaum lantaran mereka tidak berlaku baik bertahap serpihan nikmat kemudian mereka harapkan nikmat itu kembali kepada mereka."