Memelihara Aurat

  1. Hadis:

    اِحْفَظْ عَوْرَتَكَ إِلَّا مِنْ زَوْجَتِكَ أَوْ مَا مَلَكَتْ يَمِيْنُكَ قِيْلَ إِذَا كَانَ الْقَوْمُ بَعْضُهُمْ فِي بَعْضٍ قَالَ إِنِ اسْتَطَعْتَ أَنْ لَا يَرَيَنَّهَا أَحَدٌ فَلَا يَرَيَنَّهَا قِيْلَ إِذَا كَانَ أَحَدُنَا خَالِيًا قَالَ اللهُ أَحَقُّ أَنْ يُسْتَحْيَا مِنْهُ مِنَ النَّاسِ

    Artinya:
    "Jagalah auratmu kecuali terhadap istrimu dan hamba sahayamu.
    ditanya Rasulullah SAW: "Jika sesama kaum itu sendiri?"
    Jawab Rasulullah SAW: "jika kamu dapat berupaya seorang pun tidak melihatnya, jangan melihatnya."

    Beliau ditanya orang kembali: "Jika kami seorang diri?"
    Beliau menjawab: "Sesungguhnya Allah lebih berhak kita malu pada-Nya Daripada manusia."

    Asbabul Wurud:
    Bahwa menurut Mu'akhyah, ia pernah bertanya kepada Rasulullah SAW: "Ya Rasulullah SAW, terhadap aurat kami apa yang dapat kami lakukan, dan apa yang terlarang? Jawab Rasulullah SAW: jaga auratmu ?.? dsb."

    Periwayat:
    Imam Ahmad, oleh Ulama Hadis yang empat, Al-Hakim, Al-Baihaqi, semuanya Dari Bahaz bin Hakim, Dari Mu'akhyah bin Haidah. Menurut Turmidzi dan Al-Hakim, Hadis ini shahih. Demikian pula menurut AdzDzahabi. Kata Ibnu Hazm, isnad Hadis ini sampai kepada Bahaz, shahih. Oleh sebab itu Bukhari pun menta'liq Hadis ini.


    Hadis ini sesuai ayat suci Al-Quran: "dan mereka yang memelihara kemaluannya kecuali terhadap istri-istri mereka dan budak sahaya mereka maka sesungguhnya mereka tidak tercela. Barang siapa yang mengharap lebih Dari ini, mereka itulah orang-orang yang melampaui batas."(Al Mukminun: 5).

    Dan untuk memelihara rasa malu, agar tidak memperlihatkannya kepada muhrim meskipun bahkan saat sendirian (kecuali di waktu jimak dengan istri, saat mandi, saat buang air).