Hubungan Orang Hidup dengan yang Sudah Mati

  1. Hadis:

    إنَّهُ لَوْ كَانَ مُسْلِمًا فَأَعْتَقْتُمْ عَنْهُ أَوْ تَصَدَّقْتُمْ عَنْهُ أَوْ حَجَجْتُمْ عَنْهُ بَلَغَهُ ذَلِكَ

    Artinya:
    Sesungguhnya kalau (mayat itu) seorang Muslim, maka kamu mem­bebaskan budak untuknya, bersedekah untuknya dan menunaikan ibadah haji untuknya, akan sampai yang demikian itu kepadanya.

    Asbabul Wurud:
    Sesungguhnya Ash ibnu Wail berwasiat agar membebaskan 100 orang budak untuk dan atas namanya. Maka Hisyam (melaksanakan wasiat itu dengan) membebaskan 50 orang budak. kemudian anaknya Amru membebaskan pula 50 orang budak yang lain. Hal itu menyebabkan aku (Abdullah ibnu Ash ibnu Wail - putera Ash ibnu Wail) menanyakan kepada Rasulullah SAW: "Wahai Rasulullah SAW., ayahku pernah berwasiat untuk membebaskan 100 orang budak. Hisyam telah membebaskan 50 orang budak, sedangkan sisanya (50 orang lagi) adalah menjadi bebanku. Apakah saya akan membebaskan budak itu untuk dan atas nama orang tuaku ? Rasulullah SAW menjawab seperti bunyi Hadis di atas.

    Periwayat:
    Ibnu Jarir Dari Abdullah ibnu Ash.


    Pembebasan budak itu akan sampai pahalanya kepada mayat (ayahnya). Setiap apa yang diwasiatkan berupa amal kebaikan, sedekah dan haji juga sampai pahala tersebut kepadanya.

    dalam Hadis Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda: "Apabila mati seorang manusia terputuslah amalnya, kecuali Dari tiga hal: 1) sedekah yang terus-menerus manfaatnya, atau 2) ilmu yang dimanfaatkan orang; atau 3) anak yang shaleh yang berdo'a baginya."

    Allah berfirman; "Bagi setiap orang derajat (keutamaan) Dari apa yang mereka kerjakan ."

    Pendidikan yang anda selenggarakan untuk anakmu yang sesuai akhlak islami, termasuk amal anda yang akan sampai kepada anda pahala kebaikannya Dari buah amal tersebut.

    Abu Hurairah meriwayatkan: "ditinggikan derajat mayat itu setelah wafatnya, sehingga mayat heran berkata: "Wahai Tuhanku, Darimana ini ?"Maka dikatakan kepadanya: "Anakmu telah beristighfar (mohon ampun) untukmu."(Al-Adabul Mufarrid, susunan Bukhari, hal 111 juz I).