Saya Lebih Utama Dari diri Orang Mukmin

  1. Hadis:

    أَنَا أَوْلَى بِالْمُؤْمِنِيْنَ مِنْ أَنْفُسِهِمْ فَمَنْ تُوُفِّيَ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ فَتَرَكَ دَيْنًا فَعَلَيَّ قَضَاؤُهُ وَمَنْ تَرَكَ مَالًا فَهُوَ لِوَرثَتِهِ

    Artinya:
    Saya lebih utama Dari orang Mukmin Dari diri mereka sendiri. Maka barang siapa di antara orang Mukmin yang wafat, lalu Dia meninggal­kan utang, maka sayalah yang berkewajiban membayarnya; dan ba­rangsiapa yang meninggalkan harta, maka sayalah pewarisnya.

    Asbabul Wurud:
    Menurut Shahih Bukhari Dari Abu Hurairah, katanya: "Sesungguhnya Rasulullah SAW mengunjungi salah seorang sahabat Beliau yang wafat. Dia berutang, karena itu Beliau bertanya apakah ada sisa hartanya yang dapat untuk melumasi utangnya. Jika diceritakan bahwa ada harta peninggalannya untuk melunasi utang itu, Beliau akan turut serta melakukan shalat jenazah untuknya. Jika tidak, cukuplah Beliau menganjurkan kepada Muslimin (yang hadir pada saat itu):"Shalat- kanlah saudaramu ini!” Setelah Makkah dibebaskan Dari kekuasaan Quraisy, Beliau bersabda /'Saya lebih utama Dari orang mukmin "dan seterusnya.

    Periwayat:
    Imam Ahmad, Bukhari dan Muslim, Nasai dan Ibnu Majah Dari Abu Hurairah R.A


    Setelah Allah memberikan kemenangan kepada Rasulullah SAW untuk membebaskan Makkah, keuangan kas negara (beitul maal) menjadi banyak, sehingga memungkinkan menutup utang orang yang sudah mati. itulah sebabnya Beliau menegaskan kalau ada yang meninggal, Beliau lah yang akan membayar utangnya (yang dibebankan kepada baitul maal tersebut). Demikian pula seseorang meninggalkan harta pusaka (yang tidak ada ahli warinya), maka Beliau lah ahli warisnya (yang kemudian diserahkan kepada baitul maal).