Penghapus Kesalahan

  1. Hadis:

    أَلَا أُنْبِئُكُمْ بِمُكَفَّرَاتِ الْخَطَايَا إِسْبَاغُ الْوُضُوْءِ عَلَى الْمَكَارِهِ وَالْخُطَا إِلَى الصَّلَوَاتِ وَانْتِظَارُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الصَّلَاةِ

    Artinya:
    Ingatlah, aku akan memberitahukan kepadamu hal hal yang meng­hapuskan kesalahan (yaitu): menyempurnakan wudhu dalam keadaan yang tidak disukai, mengayunkan langkah (menuju ke Masjid) untuk shalat (berjamaah) dan menunggu waktu shalat setelah selesai menger­jakan shalat.

    Asbabul Wurud:
    Sebagaimana tercantum dalam al-Jami'ul Kabir Dari Khaulah, katanya: "Rasulullah SAW pernah berkunjung ke rumah Hamzah bin Abdul Muthalib, sedangkan Khaulah sedang berada di sampingnya. Khaulah membuatkan untuk Beliau makanan syakhinah. Mereka (Hamzah, Nabi dan Khaulah) menikmati makanan itu. Selesai makan, Beliau memberi­kan pelajaran seperti tersebut dalam Hadis di atas.

    Periwayat:
    adh-Dhiya' dalam al-Mukhtarah Dari Khaulah binti Fahd R.A


    Isbaghul wudhu' (menyempurnakan wudhu'), berarti membasuh semua anggota wudhu' dengan cara yang paling sempurna, walaupun air yang mengenai anggota wudhu' itu terasa tidak mengenakkan, misalnya karena dingin (dalam musim dingin). Muslim dan Turmudzi meriwa­yatkan Dari Umar, sabda Nabi yang berbunyi: "Maa minkum min ahadin yatawwadhdha'u fayusbighul wudhuua, tsumma yaquulu asyhadu an laa ilaaha Ilallah wahdahu laa syarika lahu wa asyhadu anna Muhammadan 'abduhu wa rasuuluhu illa futihat lahuu abwaabul jannatis tsamaaniyati yadkhulu min ayyihaa syaa'a"(Tiadalah salah seorang kamu yang berwudhu, lalu Dia sempurnakan wudhunya, kemudian Dia mengucapkan: "Tiada Tuhan melainkan Allah, yang Maha Esa, tiada bersekutu bagi-Nya dan aku menyaksikan pula bahwa Muhammad itu adalah hamba-Nya dan Rasul-Nya, "melainkan dibukakan baginya pintu-pintu surga yang delapan, Dia memasukinya Dari pintu mana­pun Dia kehendaki).

    Al-khutha (langkah langkah kaki) menuju ke tempat shalat berjamaah) dihargai Allah dengan terangkatnya derajat orang tersebut, setiap langkah menambah satu derajat, menghembuskan satu kesalahan. Anda di­anggap sedang mengeijakan shalat, Ketika berada di tempat shalat (musholla) dengan maksud menunggu kedatangan waktu shalat berikutnya (Maghrib menunggu Isya).