Hak Istri Atas Suami

  1. Hadis:

    حَقُّ الْمَرْأَةِ عَلَى الزَّوْجِ أَنْ يُطْعِمَهَا إِذَا طَعِمَ وَيَكْسُوْهَا إِذَا اكْتَسَى وَلَا يَضْرِبُ الْوَجْهَ وَلَا يُقَبِّحَ وَلَا يَهْجُرَ إِلَّا فِي الْبَيْتِ

    Artinya:
    "Hak istri atas suami, ia (suami) memberinyan jika ian, ia memberinya pakaian jika ia berpakaian, ia tidak memukul mukanya dan ia tidak mencacinya kecuali di dalam rumah."

    Asbabul Wurud:
    Mu’akhyah telah bertanya kepada Rasulullah SAW tentang hak istri atas suami, jawab Beliau : ”Hak istri atas suami: ia memberinya dan… seterusnya."

    Periwayat:
    Imam Hadis yang empat selain Turmidzi, Thabrani meriwayatkannya didalam ”Al-Kabir”, dan Al-Hakim Dari Mu’akhyah bin Hayyidah. Hadis ini dishahihkan oleh Daruquthni di dalam ”Al ’llal” kemudian dita'lik oleh Bukhari.


    1. ”Yuqabbihu” artinya memburuk-burukkan, misalnya mengatakan ”qabbahakallah”, Allah telah membuat jelek mukamu.
    2. ”Al hujru” mengandung arti: tidak bergaul dengannya, tidak bertang¬gung jawab, mezhiharnya atau tidak menegurnya.