Asbabun Nuzul Surat Al-Anbiya' Ayat 101 - Menegaskan Bahwa Nabi Isa dan Para Malaikat tidak Akan Masuk Neraka Meski ada Manusia Mempertuhankan Meraka

Melalui ayat ini Allah menegaskan bahwa Isa, ‘Uzair, dan para malaikat adalah hamba-hamba-Nya yang saleh. Mereka tidak akan masuk neraka meski beberapa kelompok manusia mempertuhankan mereka karena mereka sendiri tidak pernah meminta untuk disembah.

  1. عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: لمَاَّ نَزَلَتْ (إِنَّكُمْ وَمَا تَعْبُدُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللهِ حَصَبُ جَهَنَّمَ أَنْتُمْ لَهَا وَارِدُوْنَ) قَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الزِّبَعْرَى: أَنَا أَخْصِمُ لَكُمْ مُحَمَّدًا، فَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ، أَلَيْسَ فِيمَا أَنْزَلَ اللهُ عَلَيْكَ (إِنَّكُمْ وَمَا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ حَصَبُ جَهَنَّمَ أَنْتُمْ لَهَا وَارِدُونَ)؟ قَالَ: " نَعَمْ ". قَالَ: فَهَذِهِ النَّصَارَى تَعْبُدُ عِيسَى، وَهَذِهِ الْيَهُودُ تَعْبُدُ عُزَيْرًا، وَهَذِهِ بَنُو تَمِيمٍ تَعْبُدُ الْمَلَائِكَةَ، فَهَؤُلَاءِ فِي النَّارِ؟ فَأَنْزَلَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ (إِنَّ الَّذِينَ سَبَقَتْ لَهُمْ مِنَّا الْحُسْنَى أُولَئِكَ عَنْهَا مُبْعَدُونَ). (1)

    Ibnu ‘Abba>s berkata, “Ketika turun ayat, innakum wama> ta‘budu>na min du>nilla>hi h}as}abu jahannama antum laha> wa>ridu>n, ‘Abdulla>h bin az-Ziba‘ra> berkata kepada penduduk Mekah, ‘Demi kalian, aku akan berdebat dengan Muhammad.’ Ia lalu bertanya, ‘Wahai Muhammad, bukankah dalam salah satu ayat yang Allah turunkan kepadamu terdapat firman yang berbunyi innakum wama> ta‘budu>na min du>nilla>hi h}as}abu jahannama antum laha> wa>ridu>n,’ ‘Benar,’ jawab Nabi. ‘Abdulla>h lalu menanggapi, ‘Lihatlah! Umat Nasrani menyembah Isa, umat Yahudi menyembah ‘Uzair, dan Bani Tamim menyembah malaikat. Kalau begitu maka mereka (Isa,’Uzair, dan malaikat) akan masuk neraka.’ Menanggapi ucapan itu, Allah lalu menurunkan ayat, innal-laz\i>na sabaqat lahum minnal-h}usna> ula>’ika ‘anha> mub‘adu>n.”


    Sumber artikel:
    Buku Asbabul Nuzul: Kronologi dan Sebab Turun Wahyu Al-Qur'an
    Buku disusun oleh Muchlis M. Hanafi (ed.)
    Buku diterbitkan oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an, Badan Litbang dan Diklat, Kementerian Agama RI, 2017


    (1) Hasan; diriwayatkan oleh at}-T{abra>niy dan al-Ha>kim. Lihat: at}-T{abra>niy, al-Mu‘jam Kabi>r, juz 12, hadis nomor 12739; al-Ha>kim, al-Mustadrak, dalam Kita>b at-Tafsi>r, Ba>b Tafsi>r Su>rah al-Anbiya>’, juz 2, hlm. 416–417. al-Ha>kim mengatakan sanad hadis ini sahih namun baik al-Bukha>riy maupun Muslim tidak meriwayatkannya. az\-Z|ahabiy setuju dengan penilaian ini. Sanad al-Ha>kim berbeda dari sanad at}-T{abra>niy. Pada sanad at}-T{abra>niy, menurut al-H{ais\amiy, terdapat perawi bernama ‘A an-Naju>d—satu dari tujuh imam dalam ilmu qiraah) yang dianggap tepercaya oleh beberapa ulama namun dinilai d}aif oleh ulama yang lain. Lihat: al-H{ais\amiy, Majma‘ az-Zawa>’id, juz 7, hlm. 120, hadis nomor 11178. Ibnu H{ajar menilai ‘Aq lahu> auha>m (jujur namun hafalan hadisnya agak meragukan). Ia juga mengatakan bahwa al-Bukha>riy dan Muslim meriwayatkan dari jalur lain hadis yang sama dengan hadis ‘Ab at-Tahz\i>b, hlm. 471; az\-Z|ahabiy, Mi>za>n al-I‘tida>l fi> Naqd ar-Rija>l, (Beirut: Da>r al-Ma‘rifah, t.th.), juz 2, hlm. 357.