Asbabun Nuzul Surat Ar-Raad Ayat 31 - Imam as Suyuthi : Salah Satu Orang Meminta Nabi Untuk Menghidupkan Para Leluhurnya Yang Telah Mati

  1. “Dan sekiranya ada suatu bacaan (kitab suci) yang dengan bacaan itu gunung-gunung dapat digoncangkan atau bumi jadi terbelah atau oleh karenanya orang-orang yang sudah mati dapat berbicara, (tentulah Al- Qur’an itulah dia). Sebenarnya segala urusan itu adalah kepunyaan Allah. Maka tidakkah orang-orang yang beriman itu mengetahui bahwa seandainya Allah menghendaki (semua manusia beriman), tentu Allah memberi petunjuk kepada manusia semuanya. Dan orang-orang yang kafir senantiasa ditimpa bencana disebabkan perbuatan mereka sendiri atau bencana itu terjadi dekat tempat kediaman mereka, sehingga datanglah janji Allah. Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji.”
    Diriwayatkan oleh Ath-Thabarani dan yang lainnya dari Ibnu Abbas bahwasanya ia berkata, “Mereka berkata kepada Nabi, “Jikalau benar yang engkau katakan, tolong engkau perlihatkan kepada kami para leluhur kami yang telah mati agar kami bicara dengan mereka, juga ratakan gunung- gunung Makkah ini yang mengurung kami!” Maka turunlah ayat, “Dan sekiranya ada suatu bacaan (kitab suci) yang dengan bacaan itu gunung-gunung dapat digoncangkan,... ” (1) Ibnu Abi Hatim dan Ibnu Mardawaih meriwayatkan dari Athiyyah Al-Aufi bahwasanya ia berkata, “Mereka mengatakan kepada Nabi “Dapatkah engkau menggerakkan gunung-gunung Makkah hingga melebar dan kami dapat bercocok tanam di sana, atau mengelilingi bumi seperti Sulaiman yang mengelilingi bumi dengan menunggangi angin atau menghidupkan orang-orang mati seperti Isa yang menghidupkan orang mati untuk kaumnya?” Maka Allah menurunkan ayat, “Dan sekiranya ada suatu bacaan (kitab suci) yang dengan bacaan itu gunung-gunung dapat digoncangkan,... ” (2)

    Sumber artikel:
    Buku Asbabul Nuzul: Kronologi dan Sebab Turun Wahyu Al-Qur'an
    Buku disusun oleh Muchlis M. Hanafi (ed.)
    Buku diterbitkan oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an, Badan Litbang dan Diklat, Kementerian Agama RI, 2017


    1. Dha’if: Ath-Thabarani (12/109) dalam kitabnya AbKabir.
    2. Dha ’ if: Al-Haitsami (7/85) dalam kitanya Al-Majma’ dan ia menisbahkannya kepada Abu Ya’la, dan dalam hadits ini terdapat Abdul Jabar Al-Ayli dan Abdullah bin Atha bin Ibrahim, mereka berdua dha’if.
    Al-Qurthubi menambahkan (5/3655) bahwasanya orang-orangkafir berkata, “Dan engkau tidaklah lebih dekat kepada Tuhanmu dari pada Dawud yang ditundukkan untuknya gunung hingga ia berjalan bersamanya, dan ditundukkan untuk kami angin, dan dahulu Sulaiman ditundukkan untuknya angin.”