Ayat ini turun untuk memberi penjelasan bahwa kemana pun seseorang menghadap—karena tidak bisa menentukan arah kiblat akibat mendung atau semisalnya—selama itu ditujukan untuk mencari keridaan Allah, ia akan menemukannya di sana. Ada beberapa riwayat tentang sebab nuzul ayat ini, beberapa di antaranya adalah:
Ketika Nabi hijrah ke Madinah, kaum Yahudi merasa bangga melihat Nabi salat menghadap Baitul Maqdis, kiblat mereka. Allah kemudian menurunkan ayat yang memerintahkan Nabi untuk mengubah arah kiblat kembali menuju Mekah. Hal ini membuat kaum Yahudi terheran-heran.