Dalam ayat ini Allah menjelaskan bahwa sesuatu yang dinafkahkan seseorang haruslah berasal dari miliknya yang baik dan disukai, bukan yang buruk dan sudah tidak lagi disukai. Ayat ini turun sebagai teguran bagi beberapa sahabat pada masa Nabi yang berinfak dengan hal-hal yang buruk dan rendah kualitasnya.
Allah meminta umat Islam untuk tidak enggan bersedekah kepada fakir miskin hanya karena mereka belum beriman. Ayat ini turun berkaitan dengan kisah beberapa sahabat yang tidak mau bersedekah kepada kerabat mereka sendiri yang masih musyrik
Ayat ini turun berkenaan dengan beberapa sahabat Nabi yang merasa berat mengamalkan Surah al-Baqarah/2: 284. Tahu akan kondisi para sahabatnya, Nabi meminta mereka untuk selalu menaati segala perintah Allah yang termaktub dalam Al-Qur’an.
Ayat ini turun untuk menjawab pertanyaan Salman Al-Farisy tentang nasib kaum Nasrani yang tulus beriman kepada Allah dan meninggal sebelum diutusnya Nabi Muhammad SAW.
Sebagian kaum Yahudi menyatakan pengakuan mereka atas kenabian Nabi Muhammad di hadapan kaum mukmin. Hal ini membuat kawankawan mereka dari kalangan rahib kesal dan menegur mereka untuk tidak mengulanginya lagi. Itulah peristiwa yang melatarbelakangi turunnya ayat tersebut.
Ayat ini menerangkan bagaimana kaum Yahudi yakin tidak akan disiksa di neraka kecuali beberapa hari saja. Hal tersebut dibantah oleh Allah dengan turunnya ayat ini
Kerasulan Muhammad SAW adalah hal yang sangat ditunggu-tunggu oleh kaum Yahudi, namun ketika Nabi Muhammad diutus, mereka malah mengingkarinya karena Muhammad berasal dari bangsa Arab, bukan dari bangsa Yahudi. Itulah sebab nuzul ayat di atas
Kaum Yahudi sangat memusuhi Jibril karena menganggapnya pembawa permusuhan, peperangan, dan azab. Menanggapi hal itu, Allah melalui ayat di atas menegaskan bahwa memusuhi Jibril sama dengan memusuhi Allah, Tuhan yang telah mengutusnya.
Ayat ini turun berkenaan dengan Abu Jahl yang hendak mencelakakan Nabi yang tengah salat. Niat itu urung terlaksana karena Allah melindungi Rasul-Nya.