Dua ayat ini turun untuk menjelaskan bahwa tidak semua Ahli Kitab memiliki karakter, watak, dan sifat yang buruk serta membangkang terhadap Islam. Sebaliknya, ada di antara mereka orang-orang yang bersikap lurus pada agama Allah.
Allah menurunkan ayat ini untuk melarang kaum muslim berteman akrab dengan orang-orang kafir yang memusuhi Islam. Sejarah telah mencatat pengkhianatan-pengkhianatan yang dilakukan Yahudi Bani Qainuqa>‘, Bani Naz}i>r, dan Bani Quraiz}ah di Madinah terhadap Nabi Muhammad dan kaum muslim.
Ayat ini turun terkait penolakan kaum Yahudi terhadap ajakan Nabi untuk masuk Islam. Mereka bahkan menyatakan siap andaikata Nabi mengajak mereka berperang. Mereka pun yakin dapat mengalahkan umat Islam.
Pada Perang Uhud jumlah pasukan kafir yang sedemikian banyak membuat Bani H{a>ris\ah dan Bani Salimah gentar dan hampir patah semangat. Ayat ini turun untuk meminta mereka bertawakal kepada Allah karena Dia-lah yang akan menolong mereka dalam kondisi demikian.
Nabi sedih dan merasa kurang berhasil dalam menyampaikan dakwah kepada manusia. Allah menurunkan ayat ini untuk menghibur Nabi dan menegaskan bahwa hidayah dan taufik datang dari Allah. Manusia, meski seorang nabi, tidak akan mampu memberi hidayah tanpa izin-Nya.