Pada Perang Tabuk, Rasulullah mencela orang-orang munafik yang bermalas-malasan untuk ikut serta dalam perang. Merasa sakit hati, mereka berbalik menuduh Nabi sebagai pendusta. Mengetahui hal tersebut, beliau meminta penjelasan dari mereka, namun ternyata mereka mengingkari. Kejadian inilah yang melatarbelakangi turunnya ayat di atas.
Ayat ini turun berkaitan dengan sifat kaum munafik yang selalu saja mengejek para sahabat yang menyedekahkan hartanya sesuai kemampuan mereka
Ketika pembesar munafik bernama ‘Abdullah bin Ubay meninggal, putranya meminta Nabi menyalati jenazah ayahnya. Nabi pun menuruti permintaan itu. Tidak lama berselang, turunlah ayat di atas sebagai teguran atas tindakan Nabi tersebut.
Ayat ini turun berkenaan dengan seorang pria tunanetra, menurut suatu riwayat bernama ‘Abdullah bin Ummi Maktum, yang ingin ikut berjihad di jalan Allah namun tidak mampu karena kekurangannya itu.