Dari kedua pasal di atas bahwa bank adalah lembaga keuangan yang menjalankan kegiatan usahanya baik secara syariah maupun konvensional dalam fungsinya sebagai intermediasi antar masyarakat yang memiliki dana lebih (deposan) dengan masyarakat yang membutuhkan dana (kreditur).
Strategi yang dapat dijalankan oleh pihak bank agar bisa tetap survive dan mampu menambah nasabah baru meski dalam masa pandemi Covid-19.
Bank Indonesia menyebut, sekitar 55,8 persen dana di perbankan dimiliki oleh 239 nasabah besar. Nasabah tersebut memiliki simpanan di perbankan rata-rata di atas Rp2 miliar.
Bank. Mungkin tidak asing lagi jika mendengar kata bank. Bank adalah lembaga yang menerima simpanan giro, deposito, dan membayar atas dasar dokumen yang ditarik pada orang atau lembaga tertentu, memberikan pinjaman, dan menanamkan dananya dalam surat berharga.
Kita tahu, produk-produk China telah menguasai banyak negara di dunia. Bukan hanya di negara-negara berkembang, tetapi juga merambah dan mampu menguasai pasar di negara-negara maju.
Bukan perkara mudah untuk menentukan bagaimana kejeniusan Jack Ma dalam berbisnis ini bisa lahir. Bahkan Ma sendiri menyatakan bahwa dirinya bukan sosok yang suka merencanakan segala hal terlalu detail.
Setelah berhasil menguasai bisnis e-commerce China, Jack Ma memusatkan perhatian untuk memenuhi ambisi globalnya. Sejak melantai di bursa New York pada 2014, Alibaba seketika punya “hobi” baru, yakni melakukan akuisisi dengan membeli banyak macam bisnis di China ataupun luar negeri.
Yu Gang telah berhasil memimpin perusahaan tersebut menjadi supermarket daring terbesar China. Mereka bangkit dan tumbuh hingga hari ini. Mereka “menyulap” stasiun subway atau kereta bawah tanah menjadi toko virtual di mana orang bisa berbelanja menggunakan ponsel pintar mereka, dengan cara memindai kode baris (bar code) yang terdapat di setiap rak produk.
Seberapa cepat investasi China padapendidikan dan inovasi akan berbuah hasil bagi kesuksesan bisnis? Di beberapa area, upaya ini sudah menunjukkan hasil.
International Civil Aviation Organization (ICAO) yang merupakan lembaga di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB melaporkan wabah virus corona yang terjadi belakangan ini bakal membuat bisnis maskapai penerbangan dunia kehilangan pendapatan hingga US$ 4-5 miliar, atau sekitar Rp 70 triliun.