Jika engkau ingin menambah kisah para ulama maka teruslah mempelajari kitab Hilyatil Auliya'. Kitab ini merangkum penjelasan sejarah perilaku para Sahabat, Tabi'in dan ulama sesudahnya
Ahlus Sunnah Waljamaah adalah sebuah madzhab yang diyakini sebagai kelompok yang selamat telah dianut oleh mayoritas kaum muslimin di seluruh dunia.
Idealnya dua tema di atas memang diulas dalam masing-masing buku yang praktis, tidak terlalu tebal namun tuntas. Saya temukan penjelasan ini dalam 2 buku Fikih Puasa dan Fikih Zakat.
Alquran dan tentu saja al-Sunnah Rasulullah Sawdiposisikan sebagai sumber nilai dalam kehidupan sehari-hari umat Islam. Sebagai sumber nilai, Alquran diupayakan untuk terus difahami dan diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari umat Islam
Ust Hidayat Nur, nama ini pertama kali saya dengar dari Gus Maghfur LBM PWNU Jatim sepuluh tahun lalu, saat beliau menulis buku hadis-hadis yang dituduh palsu oleh kalangan Salafi.
Ada sanad dan riwayat Kitab Adabul Alim Wal Muta'alim karya Mbah Hasyim ternyata nyambung ke Sunan Bonang dan Sunan Kalijaga. Lebih kaget lagi ternyata sumber awalnya adalah Kitab karangan Mpu Prapanca yang ditulis ulang oleh Sunan Bonang dan Sunan Kalijaga.
Musnid Ad-Dunya, Syaikh Yasin Al-Fadani, menulis biografi Syaikhona Kholil Bangkalan dalam beberapa lembar kertas yang lebih banyak memuat perjalanan ilmu Syaikhona Kholil selama di Makkah, sejak usia masih muda.
Tradisi akademik dalam bentuk menulis buku dan kitab telah berabad-abad diwariskan oleh para ulama pendahulu. Begitu juga yang dilakukan oleh salah seorang Pendiri Nahdlatul Ulama (NU) Hadratussyekh Muhammad Hasyim Asy’ari (1871-1947). Ia menulis puluhan kitab fiqih dan hadits yang menjadi kepakarannya.
Kitab “Marâh Labîd” atau “al-Tafsîr al-Munîr” terhitung sebagai kitab tafsir yang sangat istimewa, karena karya ini adalah karya tafsir Al-Qur’an yang pertama yang ditulis dalam bahasa Arab secara lengkap oleh seorang ulama asal Nusantara. Selain itu, karya ini juga tercatat sebagai salah satu karya tafsir yang ditulis pada abad ke-19 M di dunia Islam
Kitab ini telah disyarih oleh banyak ulama dalam beberapa jenis bahasa termasuk bahasa Melayu. Diantara karya-karya dalam bahasa Melayu yang berkaitan dengan kitab Umm al-Barahin