INFAK / SEDEKAH/ DONASI/ SUMBANGAN untuk LADUNI.ID
Seluruh dana yang terkumpul untuk operasional, pemeliharaan, dan pengembangan portal dakwah Islam ini
Beberapa tahun sebelum Kyai Nafi’ wafat, saya berkesempatan sowan untuk keperluan meminjam teks khutbah yang biasa dibaca di masjid Kajen.
Dalam catatan sejarah Islam, aksi demonstrasi pertama kali terjadi pada masa pemerintahan Khalifah Sayyidina Utsman bin Affan r.a. Peristiwa ini dipelopori oleh kelompok pemberontak yang ingin menggulingkan kepemimpinan beliau sebagai Amirul Mukminin.
Ketahuilah bahwa Allah SWT hendak memberitahukan kepada Jibril, seluruh malaikat, jin dan manusia bahkan kepada seluruh makhluk-Nya, bahwa Muhammad itulah kekasih-Nya. Demikian itu adalah hikmah utama yang ada di balik peristiwa tersebut.
Hadratussyaikh KH. M. Hasyim merupakan ulama yang berjiwa sosial, tetapi juga ahli ibadah yang tidak ingin melewatkan waktunya tanpa mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Tugas kita hanya beribadah dan menjaga diri sebaik mungkin, jangan sampai terjatuh pada perbuatan maksiat pada malam Nishfu Sya’ban.
"Dikatakan, bahwa Malam Nishfu Sya’ban disebut Malam Pembebasan karena di dalamnya terdapat dua pembebasan. Pertama, pembebasan untuk orang-orang celaka dari siksa Allah yang Maha Penyayang. Kedua, pembebasan untuk para kekasih Allah dari kehinaan."
Kecintaan terhadap kopi tidak hanya ditemukan di kalangan masyarakat umum, tetapi juga di kalangan para ulama dan pencari ilmu.
Pada masa itu, terdapat salah seorang sahabat yang bernama Abu Dujanah. Setiap selesai menjalankan ibadah shalat Subuh berjamaah yang diimami oleh Rasulullah SAW, Abu Dujanah selalu terburu-buru pulang tanpa menunggu pembacaan doa yang dipanjatkan Rasulullah SAW.
Menurut Gus Baha', dalam hal sedekah, seseorang tidak butuh niat (nawaitu). Tapi kalau orang melaksanakan ibadah shalat itu masih butuh niat dan harus Islam. Berbeda dengan sedekah yang tidak membutuhkan niat.
“Barang siapa yang menimbun makanan orang-orang Islam, maka Allah akan menghukumnya dengan kefakiran atau penyakit kusta.” (HR. Ibnu Majah)