Dalam mimpi itu, Imam Junaid didesak untuk meminta maaf atas perbuatannya tersebut
Kisah ini dialami oleh pak Masykur mengenai Mbah kyai Hamid Pasuruan –yang insya allah- juga waliyullah
Kiai Sholeh Qosim sudah tidak asing bagi Nahdliyyin. Kiai kelahiran Sidoarjo 1930 ini, dikenal sebagai kiai yang konsisten memegang Khitthah NU. Di samping itu, keteguhannya dalam menegakkan NKRI tak perlu diragukan lagi.
Suatu malam di bulan ramadhan, Abuya Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki sangat sibuk dengan banyak hal, sehingga beliau baru siap untuk beristirahat pada pukul dua dini hari.
Salah satu bacaan yang selalu disampaikan almarhum KHR. As' ad Syamsul Arifin ialah Shalawat Khidriyah.
Seperti apa yang telah maklum bahwa pada tahun 1892 M, Mbah Hasjim Asy'ari pergi menimba ilmu ke Mekah, di sana beliau berguru kepada banyak ulama dan masyayikh, di antaranya adalah:
Guru mulia Hubabah Ummu Salim (istri Habib Umar bin Hafidz) biasa baca alfatihah 150 kali setiap hari. Demikian juga KH Hamid Pasuruan yang biasa membaca Alfatihah 100 kali tiap hari. Keduanya sering didatangi Nabi Khidir AS.
Kendati Syekh Abdul Qadir al-Jailani menggambarkan ihwal Hadarah al-Quds sebagai maqam tertinggi salik yang telah bermakrifatulLah, beliau qaddasahulLah dengan penuh arif bijaksana terus mendorongkan harapan besar kepada kita untuk bisa menggapai maqam ahli tauhid itu.
Wahai Rasulullah SAW, aku telah sisipkan sedikit madu untukmu. Aku ingin hari ini engkau menjadi tamuku. Perintahkan Ali untuk mengambil madu itu ditempatnya.” “Wahai Ali, ambillah madu itu. Lebah ini ingin kita menjadi tamunya hari ini”
Beliau masyhur disebut Habib Neon. Nama aslinya adalah Habib Muhammad bin Husein al-Aydrus. Nama Habib Neon bukanlah sebatas nama biasa. Tapi itu sebuah nama yang berawal dari kisah menakjubkan