Banyak kisah tentang karomah para wali yang tidak jarang disaksikan langsung oleh orang lain. Memang seorang wali itu adalah kekasih Allah SWT, maka tidak heran jika anugerah berupa karomah atau keutamaan dari Allah yang dilimpahkan kepada kekasihnya itu.
Ketika seorang wali yang dekat dengan Allah SWT memohon suatu hal agar dikabulkan, maka meskipun tampaknya hal itu aneh, tetap saja bagi Allah SWT hal itu biasa saja dan bisa saja terjadi.
Kisah sederhana tentang kebijaksanaan dan keyakinan seorang wanita miskin telah menjadi cahaya yang membawa pandangan baru bagi seorang ateis yang skeptis
Nasihat-nasihat para kyai selalu tertanam di dalam jiwa para santri, meski telah jauh berpisah atau bahkan telah ditinggal wafat. Nasihat-nasihat itu seakan menjadi pengikat ruhaniyah yang tidak boleh terputus selamanya.
Dikisahkan, ada orang tua yang menghabiskan sebanyak 30.000 dinar hanya untuk biaya menuntut ilmu anaknya. Jika 1 dinar setara 4 juta rupiah saja maka 30.000 dinar sama dengan 120 Miliar! Luar biasa, uang sebesar itu dialokasikan hanya untuk biaya pendidikan seorang anak.
Syair-syair karya Habib Sholeh juga berisi pencerahan hidup. Melalui media syair itu beliau bertutur menyampaikan dakwahnya. Tidak hanya itu, banyak nasihat yang juga disampaikan oleh beliau melalui pernyataan-pernyataan yang mencerahkan yang dalam konteks dakwah habaib hal itu disebut dengan kalam.
Konon sejarah di balik penamaan “Alawi” merupakan bisyarah (kabar gembira) dari Al-Quthb Al-Habib Ahmad bin Hasan Al-Atthas, seorang habib agung dan wali besar dari Hadramaut yang pernah bermukim di Haramain.
Demikianlah, Abuya Sayyid Muhammad Al-Maliki bagi As-Sindi adalah orang yang memiliki kebesaran hati yang sepadan dengan ketinggian ilmunya.
Sayyidah Khadijah binti Khuwailid atau yang juga dikenal dengan Sayyidah Khadijah Al-Kubra r.ha (sekitar 555 - 619 M), merupakan istri pertama Nabi Muhammad SAW.
Kisah sahabat yang dipuji oleh Allah SWT di atas menyiratkan makna penting tentang menghormati dan memuliakan tamu. Selain itu, juga mengandung keutamaan dalam memberi makan berbuka bagi orang lain.