Kisah ini menggambarkan betapa keberkahan dan rahmat Allah SWT itu terlimpahkan kepada setiap orang yang mencintai Nabi Muhammad SAW. Banyak bershalawat, menyambut hari lahirnya dengan penuh penghormatan.
Kelemahan manusia tidak hanya terbatas pada fisiknya, tetapi juga pada aspek mentalnya. Manusia memiliki kecenderungan untuk terjerumus dalam perbuatan dosa dan noda karena kondisi labil yang dimilikinya.
Shalawat yang dilantunkan dengan tulus menjadi pancaran cinta kepada Rasulullah SAW, sekaligus bukti penghormatan yang menyejukkan hati dan mengangkat derajat pembacanya di sisi Allah SWT.
Imam Ghazali dalam kitabnya, Mukasyafatul Qulub, mengisahkan tentang seorang perempuan yang berada di Baitul Maqdis yang rajin beribadah dan selalu membaca Surat Al-Ikhlas sebanyak 12.000 kali setiap harinya selama bulan Rajab.
Dalam Kitab Manaqib Imam Syafi'i karya Al-Baihaqi dijelaskan, bahwa Imam Syafi’i pernah menyebut mengenai tiga hal yang menjadi ukuran kehebatan seseorang. Bila orang sudah memiliki dan mengamalkan tiga hal ini, maka tidak bisa diragukan lagi bahwa orang tersebut adalah orang yang hebat.
Dari sini kita menjadi paham bahwa dosa kecil bisa berujung pada konsekuensi besar. Oleh karena itu, menjaga hati, pandangan, dan perbuatan kita dari hal-hal yang diharamkan sangatlah penting. Hal ini tidak boleh diabaikan, apalagi diremehkan dampaknya.
Jawaban yang diberikan oleh Al-Habib Ahmad sangat menegaskan pentingnya prioritas dalam belajar. Beliau menyatakan bahwa Nabi Muhammad SAW tentu lebih memilih halaqah ilmiah yang membahas hukum-hukum syariat.
AI-'AIIamah Al-Faqih Syaikh Zubair Dahlan (Mbah Zubair), ayahanda KH. Maimoen Zubair (Mbah Moen) rahimahumallah, adalah sosok figur yang terkenal kealimannya dalam fiqih, ushul fiqih dan balaghah.
Ketika berumur 13 tahun, Kyai Utsman mulai mengalami kasyaf dengan mampu melihat Kakbah di Makkah secara jelas dari tempatnya berdiri. Bahkan disebutkan bahwa beliau mampu melihat perwujudan manusia menurut amalannya; ada yang berwujud anjing, babi, kera, dan sebagainya.
Dalam kitab Syu’abul Iman karya Imam Al-Baihaqi, terdapat sebuah kisah memilukan tentang seorang pemuda ahli ibadah yang zuhud. Pemuda ini dikenal sebagai seorang penghafal Al-Qur’an yang kehidupannya penuh dengan keimanan dan ibadah.