Bagi Ummu Salamah, sungguh berat baginya atas kepergian suami tercinta. Siapa yang tak akan berduka di kala orang yang disayangi telah pergi untuk selamanya. Namun, itulah dunia. Ada pertemuan tentu ada pula perpisahan.
- Tidak terperikan kesedihan yang merundung hati Ummu Salamah. Sang Suami Abu Salamah baru saja meninggal di pangkuannya. Abu Salamah menderita luka-luka hebat selepas kepulangannya dari Perang Uhud. Ia harus menjanda dan membesarkan anak-anaknya yang telah yatim.
Ummu Salamah yang mempunyai nama asli Hindun binti Hudzaifah ini berkata lagi, "Jelaskan padaku ya Rasulullah tentang firman-Nya, 'Laksana mutiara yang tersimpan baik....'" Beliau menjawab, "Kebeningannya seperti kebeningan mutiara di keda laman lautan, tak pernah tersentuh tangan manusia."
Bidadari adalah kesempurnaan harapan pemuda Muslim yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, ketika di dunia tidak mendapa tinya, di akhirat akan selalu bersama mendampinginya. Ia adalah wujud fisik yang sempurna dari sebuah arti tentang paras dan kecantikan serta tentang jelita dan keterpesonaan.
Pertanyaan Kaisar pun dijawabnya dengan meyakinkan. "Bagaimanakah keadaan keluarganya di tengah kalian?". "Dia berasal dari keluarga terhormat." "Apakah ada di antara nenek moyangnya menjadi raja?". "Tidak ada". "Sebelum mengaku Nabi, apakah dia pernah berbohong?". "Tidak pernah." "Apakah dia pernah berkhianat?". "Tidak pernah".
Bahkan diriwayatkan, setiap orang yang lewat di kuburannya, wangi tubuh Abu Bakar masih tercium. Sampai akhirnya, dia mendapat julukan "al-Miski" (yang harum seperti kasturi) yang ditulis di kuburannya. Allah telah memberikan untuknya sebagai ganti dari bau kotoran dengan bau minyak dari surga
Imam Nawawi selama 10 tahun ber mukim di Syam sama sekali tak pernah membeli buah di pasar. Bukanlah Sang Imam tak menyukai buah. Tapi, ia memandang buah yang dijual di Kota Syam adalah syubhat hukumnya. Buah tersebut diambil dari kebun yang tak jelas siapa pemiliknya. Akhirnya, Sang Imam memutuskan tak pernah memakan buah selama 10 tahun.
Dalam riwayat Aisyah disebutkan, hampir saja Abu Bakar tewas karena usahanya memuntahkan ma kan an tersebut. Perutnya yang masih lapar menolak untuk memuntahkan makanan.
"Kalau begitu, apa kehebatan seorang manusia sakti yang sebenarnya?," murid-muridnya penasaran ingin tahu. Syeikh Jumadil Qubro tersenyum lalu beliau menjawab...
Tahun 1935 ia mendirikan Sepia (Serikat Pemuda Islam) yang kemudian berubah menjadi Pemuda Islam Indonesia. Pada awal tahun 1945 bersama sejumlah pemuda, ia mendirikan Ikatan Pemuda Indonesia (IPI). Ini merupakan suatu organisasi yang tujuan utamanya untuk melawan kekuasaan penjajah. Selain aktif di berbagai organisasi kepemudaan, A. Hasjmy juga aktif sebagai pegawai negeri.