Aba Asnawi Lamno lebih lanjut menjelaskan, tidaklah mencukup diri dengan merasa aman dan suci dari bahaya taklid yang masih diperselisihkan dan memperkeruh iman
Ini sebagian isi pengajian Aba Asnawi Lamno dalam sebuah halaqah beberapa waktu yang lalu. “
Dalam hal ini Allah SWT menegaskan: “Katakanlah: “Sekali-kali tidak akan menimpa Kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah pelindung Kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal.” (QS. At-Taubah: 51 ).
Menurut sebagian ulama, ada sebagaian musibah dan bencana yang terjadi di dunia ini juga pernah terjadi dalam lembaran sejarah pada hari Rabu. Hal ini disebutkan dalam firman Allah “Sesungguhnya kami telah menghembuskan kepada mereka angin sangat kencang pada hari nahas yang terus menerus”.(Q.S. Al-Qamar : 19).
Memperkuat argumentasi ahli ma’rifat di atas dalam sebuah hadis disebutkan dari Ibnu Abbas ra., Rasulullah saw. bersabda: Rabu terakhir dalam sebulan adalah hari terjadinya sial terus. (HR. Waqi’dalam al-Ghurar, Syekh Jalaluddin Suyuthi, kitab Jami’ As-Shagir: 1:4, Syekh Ahmad al-Ghumari, kitab Jami’ al-Shaghir wa Syarhai al-Munawi: 1:23).
Bagi orang Jawa, untuk menyambut Arba Wekasan biasanya dilakukan dengan membuat kue apem dari beras, kue tersebut kemudian dibagi-bagikan dengan tetangga. Ini dimaksudkan sebagai sedekah dan tentu saja untuk menolak bala. Karena ada hadits Nabi Saw yang menyatakan bahwa “sedekah dapat menolak bala”.[]
Dalam kitab yang lain ada pula disebutkan bahwa Allah telah menurunkan 3333 jenis penyakit pada hari Rabu bulan Safar, sehingga jika keduanya bertemu maka tingkat dan efek negatif (kesialan) yang menyebar pada waktu itu semakin tinggi pula. Itulah sebabnya tingkat kewaspadaan terhadap hari Rabu bulan Safar juga lebih ekstra.
Jelaslah bulan Safar tidak seperti yang dibayangkan dan dipahami oleh sebagaian masyarakat sebagai bulan sial. Di balik itu kita terus meningkatkan amal ibadah untuk menjadikan diri kita sebagai sosok “abdun”(hamba) dalam mengaplikasikan amar ma’ruf nahi mungkar.
Tentulah perbandingan ini sebenarnya telah menunjukkan sifat Rahman dan Rahimnya Allah Ta’ala kepada kita sebagai makhluk-Nya. Tetapi manusianya sendirilah yang tak mau berfikir dan bersyukur dalam perjalanan hidupnya.
Allah itu Maha Adil, sebagai pertimbangannya ada yang dinamakan rahmat, barakah, ada yang dinamakan hidayah, semua ini diturunkan pada waktu-waktu tertentu pula. Seperti pada bulan Rajab, Sya’ban, Ramadhan, Dzulhijjah dan Muharram.