Dalam silaturrahim dan dakwah mereka, Habib Luthfi menyaksikan sendiri betapa Gus Dur sangat menaruh perhatian terhadap kondisi bangsa dan dunia Islam, terutama kepada pesantren.
Fenomena "putra mahkota" mengingatkan pada sosok tokoh muda di masanya, KH. Wahid Hasyim. Ia adalah seorang pemikir, pejuang sekaligus seorang ulama yang memiliki kontribusi besar bagi kemerdekaan Republik Indonesia.
Gus Dur mencintai manusia dengan tulus. Melayani dan menggembirakan hati mereka yang luka. Itu rahasianya. Para wali yang diziarahi juga demikian. Gus Dur besar sendiri meski andai pun tak jadi presiden. Beliau lebih besar dari Presiden.
Umur itu seperti halnya urusan rezeki dan jodoh, kesemuanya adalah bahagian dari rahasia Allah SWT yang telah ditetapkan oleh-Nya sejak zaman azali, tidak ada satu pun orang yang tahu bahkan dapat memprediksi dengan tepat kapan ajal akan datang menghentikan laju umur, sekalipun itu seorang dokter atau paranormal.
Kisah mengenai Presiden RI ke-4, KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur selalu menarik untuk disimak. Kisah keteladanan dan berbagai hal tentangnya terasa tidak pernah habis ditelan zaman.
Pandangan Gus Dur yang sangat luas mengenai Islam itu juga yang dapat dipastikan kemudian menginspirasinya untuk tidak mempertaruhkan jabatan dengan pertumparahan darah.
Dalam sejarah perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW, kita akan menemukan fakta bahwa beliau jarang sekali jatuh sakit. Bahkan, beliau merasakan sakit hanya ketika menjelang wafatnya karena diriwayatkan terkena sebuah sihir yang memang ditakdirkan oleh Allah SWT demikian.
Mantan Presiden RI ke-4, K.H. Abdurrahman Wahid atau yang sering dipanggil Gus Dur, sangat akrab dan menaruh hormat kepada Gus Miek.
Sebagai Umat Islam yang beriman sudah seharusnya kita menjunjung tinggi adab dan akhlak yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Sebab, dengan adab dan akhlak yang baik dapat mencerminkan bagaimana sebenarnya kepribadian kita. Bahkan adab sendiri lebih didahulukan di atas ilmu.
KH. Said Aqil Siroj dan KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) adalah dua sosok ulama dan tokoh sentral yang pernah menahkodai Nahdhatul Ulama (NU), organisasi Islam terbesar di Indonesia yang beraliran Ahlussunnah wal Jama’ah.