INFAK / SEDEKAH/ DONASI/ SUMBANGAN untuk LADUNI.ID
Seluruh dana yang terkumpul untuk operasional, pemeliharaan, dan pengembangan portal dakwah Islam ini
Kekafiran dan keimanan adalah dua hal yang secara tegas bertolak belakang dalam hal yang paling prinsip. Kafir adalah ingkar kepada Allah, sedangkan iman adalah yakin dan tunduk kepada-Nya. Keduanya tidak hanya bertolak belakang, tapi juga saling menghalangi.
Cinta Rasulullah SAW kepada kita semua merentang lebar dan dalam, hingga kepada pengertiannya yang manusiawi sekali terkait betapa terbatasnya kemampuan kita dalam beribadah kepada-Nya.
Ketika Anda melihat seorang wanita berpakaian dengan cara yang tidak dapat diterima secara Islami, Anda bisa menasihatinya dengan akhlak dan cara yang baik, jangan sejenak pun berpikir bahwa dia lebih rendah dari Anda secara rohani.
Banyak kisah tentang karomah para wali yang tidak jarang disaksikan langsung oleh orang lain. Memang seorang wali itu adalah kekasih Allah SWT, maka tidak heran jika anugerah berupa karomah atau keutamaan dari Allah yang dilimpahkan kepada kekasihnya itu.
Ketika seorang wali yang dekat dengan Allah SWT memohon suatu hal agar dikabulkan, maka meskipun tampaknya hal itu aneh, tetap saja bagi Allah SWT hal itu biasa saja dan bisa saja terjadi.
Kisah sederhana tentang kebijaksanaan dan keyakinan seorang wanita miskin telah menjadi cahaya yang membawa pandangan baru bagi seorang ateis yang skeptis
Dikisahkan, ada orang tua yang menghabiskan sebanyak 30.000 dinar hanya untuk biaya menuntut ilmu anaknya. Jika 1 dinar setara 4 juta rupiah saja maka 30.000 dinar sama dengan 120 Miliar! Luar biasa, uang sebesar itu dialokasikan hanya untuk biaya pendidikan seorang anak.
Konon sejarah di balik penamaan “Alawi” merupakan bisyarah (kabar gembira) dari Al-Quthb Al-Habib Ahmad bin Hasan Al-Atthas, seorang habib agung dan wali besar dari Hadramaut yang pernah bermukim di Haramain.
Kisah sahabat yang dipuji oleh Allah SWT di atas menyiratkan makna penting tentang menghormati dan memuliakan tamu. Selain itu, juga mengandung keutamaan dalam memberi makan berbuka bagi orang lain.
Dalam sebuah riwayat disebutkan, bahwa Al- Imam Malik bin Anas pernah menangis ketika berbuka puasa. Tangisan itu membuatnya tidak sanggup membendung cucuran air matanya yang mengalir membasahi janggutnya.