INFAK / SEDEKAH/ DONASI/ SUMBANGAN untuk LADUNI.ID
Seluruh dana yang terkumpul untuk operasional dan pengembangan portal dakwah Islam ini
Banyak orang Indonesia yang berziarah ke maqbarah KH. Maimoen Zubair, selepas rampung menunaikan ibadah haji maupun umroh. Biasanya mereka menyiramkan air di pusara KH. Maimoen Zubbair dan membaca doa sebagaimana tradisi orang-orang Indonesia.
alam Kitab An-Nawadir karya Syaikh Syihabuddin Ahmad ibn Salamah Al-Qalyubi terdapat suatu kisah yang menarik untuk disimak. Suatu kali Abu Yusuf Ya’qub bin Yusuf bercerita tentang salah seorang sahabatnya yang unik.a
Walaupun sama-sama pemegang fiqih yang ketat. Mbah Wahab dan Mbah Bisri berbeda strategi penerapannya. Mbah Wahab cenderung bergaris lunak, sementara Kiai Bisri bergaris keras.
Di sebelah timur masjid Nabawi Madinah, tampak sebuah bangunan yang akan membuat kita takjub, terpesona karena kesederhanaannya.
Pada kisaran tahun 90-an, dalam sebuah Muktamar Tingkat Dunia yang diselenggarakan di Mesir, muncul pertanyaan dari Syaikh Mutawwali As-Sya'rawi tentang ke manakah perginya air bekas memandikan jasad Rasulullah SAW.
Laduni.ID Jakarta – Pada Tahun 1908 dan 1973, sejumlah analisis kimiawi melakukan analisis air zamzam Makkah untuk membuktikan bebas dari kuman dan polutan.
Sepertinya kita dengan Rasulullah SAW berjarak sangat jauh. Lokasi makam jauh, abad 7 di mana beliau hidup juga sudah jauh dari abad kita saat ini, kepribadian welas asih kita juga sangat jauh, apalagi tensi perjuangan untuk menjadi rahmat bagi lingkungan, kita masih sangat jauh.
Rasulullah SAW selalu memberikan teladan yang baik dan mulia. Demikian pula sikap yang diteladankan ketika beliau bersama dengan orang yang terkena penyakit ganas.
Dalam banyak kitab tarikh, di antaranya Kitab Sirah Nabawiyah karya Ibnu Hisyam, dikisahkan tentang perang Uhud di mana saat itu umat Islam mengalami kekalahan, dan Rasulullah SAW pun terluka. Gigi geraham beliau patah, bibir bawahnya sobek, dahi dan keningnya yang mulia juga bercucuran darah.
Dikisahkan, Uwais Al-Qarni mendapatkan ujian berupa penyakit sopak. Seluruh tubuhnya menjadi belang belang karena penyakit sopak tersebut. Ibunya sudah tua dan sakit lumpuh, namun Uwais Al-Qarni senantiasa merawat ibunya dengan telaten dan penuh kesabaran.