Selain sosok berwawasan luas, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) juga memiliki kepribadian yang sederhana dan bermental baja. Hal tersebut tak lepas dari pola pendidikan yang ibundanya, Nyai Solichah berikan pada anaknya
Al Habib Hasan bin Sholeh Al Bahr merupakan seorang waliyullah yang nasabnya tersambung hingga Rasulullah SAW.
Hercules, siapa yang tak mengenal nama besar dunia hitam ini, sosok yang tergambarkan dengan kekejaman, kengerian, dan kebrutalan
Imam Syafi’i memiliki seorang murid bernama Yunus bin Abdul A’la, mereka berdua merupakan sosok guru dan murid yang seringkali berbeda pendapat dalam beberapa masalah, tidak jarang juga mereka berdua satu irama dalam sebuah masalah
Allah memberi kasyaf kepada ibu kalian sehingga dapat melihat suaminya, bapak kalian, sedang menjadi rebutan para bidadari.
Saat perjalanan bersama murid-muridnya, mereka berpapasan dengan seorang pemabuk yang sedang mabuk berat
Gus Dur juga sosok yang dermawan, dibalik kedermawanannya itu dia ingin hanya Allah saja yang mengetahui perbuatannya itu. Ketika mendapatkan uang dari ceramah atau menjadi narasumber dalam sebuah acara, Gus Dur seringkali membagikan uang tersebut kepada para kiai
Kalau kamu makan, di tengah2 makan jangan minum. Dan sesudah makan jangan minum dulu sampai 30 menit. Itu obat segala penyakit.
Namun ternyata Allah hanya ingin kita berusaha tanpa memikirkan hasil apa yang akan kita terima, sebagaimana sebuah cerita seekor katak yang dikisahkan dalam Tafsir al-Qurthubi
Jika kita kembali telisik biografi-biografi pakar bahasa Arab, akan ditemui banyak sekali dari mereka adalah orang-orang Persia (Furs). Sebutlah, Sibawaih, Abu Ali al-Farisi, Abdul Qahir Al-Jurjani, Muhammad ibnu Abi Bakr Al-Razi, Imam Az-Zamakhsari, dan lain sebagainya