Dalam setiap perjalanannya, Peter Sanders sering menceritakan sebuah kisah dari wali yang bernama Habib Ahmad Masyhur bin Thaha al-Haddad. Beliau merupakan waliyullah yang sangat masyhur dan dinarasikan pula oleh Peter dalam bukunya
Maka Dahriyah naik ke mimbar lalu berkata dengan sombong dan congkaknya. Simak di sini...
Mbah Ma’shum (Mbah Shum) Lasem lahir pada tahun 1870 merupakan salah seorang pendiri Jam’iyyah NU bersama Kyai Hasyim Asy’ari dan para Kyai lain pada tahun 1926. Setelah Indonesia merdeka, beliau pernah menjadi anggota Konstituante (sekarang MPR).
Saat itu tepat pada 17 Agustus, Mbah Malik ditemani dengan muridnya, Habib Luthfi pergi ke suatu tempat di daerah Pemalang. Mbah Malik meminta kepada supirnya, Pak Suyuti untuk berhenti dahulu. “Pak Yuti, berhenti dulu,” ucap Mbah Malik kepada sopirnya. “Kita istirahat di tempat yang adem,” ajak Mbah Malik
Mbah Guru Sekumpul pernah menerangkan mengenai peristiwa yang terjadi di hari Asyuro'
Ketika Sayyid Zain dirundung kesedihan, atas musibah yang menimpanya, yaitu kematian anak laki-lakinya yang bernama 'Salim' sebuah nama yang menyimpan harapan berupa keselamatan pun harus ia relakan kepergiannya menghadap Dzat pemilik arwah
Di kalangan santri pesantren salaf Nusantara, khususnya Banten, siapa yang tak kenal KH. Muhammad Dimyathi bin Muhammad Amin atau lebih dikenal dengan sapaan Abuya Dimyathi. Beliau adalah sosok yang masyhur dengan kealiman dan kebijaksanaannya dalam membimbing umat
Salah satu kisah hadir dari pengasuh Pondok Pesantren Tahfidz Madrasatul Qur’an Al-Qolam, Papua Barat. Ustadz Darto Syaifuddin juga seorang alumni Madrastul Quran Tebu Ireng tahun 2000. Saat itu beliau berprofesi sebagai penjual ayam dan banyak pelanggan yang membeli ayam darinya.
Kiai Hasbullah pernah menulis pesan kemerdekaan RI di kain satir. Apa isi pesan itu?