Di kalangan santri pesantren salaf Nusantara, khususnya Banten, siapa yang tak kenal KH. Muhammad Dimyathi bin Muhammad Amin atau lebih dikenal dengan sapaan Abuya Dimyathi. Beliau adalah sosok yang masyhur dengan kealiman dan kebijaksanaannya dalam membimbing umat
Salah satu kisah hadir dari pengasuh Pondok Pesantren Tahfidz Madrasatul Qur’an Al-Qolam, Papua Barat. Ustadz Darto Syaifuddin juga seorang alumni Madrastul Quran Tebu Ireng tahun 2000. Saat itu beliau berprofesi sebagai penjual ayam dan banyak pelanggan yang membeli ayam darinya.
Kiai Hasbullah pernah menulis pesan kemerdekaan RI di kain satir. Apa isi pesan itu?
Di Yaman, tinggallah seorang pemuda bernama Uwais Al Qarni yang berpenyakit sopak. Karena penyakit itu tubuhnya menjadi belang-belang. Walaupun cacat tapi ia adalah pemuda yang saleh dan sangat berbakti kepada ibunya, seorang perempuan wanita tua yang lumpuh.
Suatu ketika, Kyai Jazuli memerintahkan salah seorang santri seniornya, Pak Zaid dari Blitar untuk mengajari Gus Miek ilmu alat (nahwu) yaitu Al-Jurumiyah. Setelah mendapat perintah tersebut Pak Zaid langsung menemui Gus Miek untuk memberitahukan tugas yang diberikan kepadanya
Jangan heran, jika ada orang bertamu ke rumah Habib Abdullah bin Muhammad Baharun. Hampir pasti tamu tersebut akan disuguhi hidangan yang nikmat, karena Abuya (panggilan khusus dari santri beliau) sangat menghormati tamunya (ikrom dluyuf).
Pagi-pagi sekali aku harus terbang dengan pesawat pertama ke Beijing untuk menghadiri rapat, padahal malamnya aku hanya tidur dua jam dan paginya belum sempat sarapan. Badan memang terasa kurang fit tapi semangatku untuk memenuhi janji tak menghalangiku untuk terbang.
Di usia 6 tahun, kakek Abah Luthfi tersebut pernah diambil oleh Nabi Khidzir dari abahnya, Habib Umar bin Yahya, selama 9 tahun, untuk dididik dan dibersihkan hatinya. Beliau kembali saat usia 15 tahun dan melanjutkan studi di Yaman.
Terdapat satu hadits yang bisa diambil hikmah di dalamnya, hadits tersebut popular dengan pemaknaan keadilan. Yaitu hadits yang menjelaskan ketika puteri (Fatimah) Nabi SAW mencuri, maka beliau sendiri yang akan memotong tangannya.
“Kopi adalah penghilang kesusahan pemuda, senikmat-nikmatnya keinginan bagi engkau yang sedang mencari ilmu. Kopi adalah minuman orang yang dekat pada Allah didalamnya ada kesembuhan bagi pencari hikmah diantara manusia.