Laduni.ID Tanggerang – Siapa saja yang pernah berjumpa dengannya, pasti hati riang dan tenang. Sosok alim al-Allamah yang penuh ketawadhuan, bersahaja, sufi, mandiri, dermawan, istiqomah dan sederhana.
Laduni.ID Jakarta – Kenapa para Saadah Alawiyin kemana-mana selalu membawa subhah (tasbih) baik dipegang atau di masukkan didalam sakunya?
Suatu ketika ada seorang perempuan datang menghadap Syekh Abdul Qodir Jaelani, mengantarkan anaknya untuk berguru pada Syekh untuk mempelajari ilmu suluk. Syekh memerintahkan agar si anak harus belajar dengan tekun mengikuti cara-cara orang salaf dan ditempatkan di ruang khalwat.
Habib Abdul Qadir bin Ahmad Assegaf juga merupakan guru dari seorang ulama kharismatik Nusantara, Habib Luthfi bin Yahya Pekalongan. Berkaca pada akhlak Habib Ali dan Habib Luthfi, kita bisa melihat akhlak Habib Abdul Qadir pada diri kedua murid beliau. Banyak kisah yang menceritakan tentang kemuliaan akhlak beliau, salah satunya ketika berkunjung ke rumah salah satu murid beliau.
Apabila seseorang melakukan ibadah sunnah yang pernah dikerjakan oleh Rasululllah saw maka orang itu musyahadah (berhadap-hadapan) dengan Rasulullah saw.
Perlu adanya karomah, macam karomahnya Syekh Abdul Qadir Jailani, dan wali-wali Allah lainnya. Munculnya karomah di tangan ulama-ulama besar seperti Syekh Abdul Qadir Jailani, untuk mengangkat kepercayaan masyarakat umum supaya lebih tebal terhadap mukjizat Nabi Muhammad SAW.
Hidup di dunia ini siapapun akan menjalani bala dan musibah, hinaan dan pujian. Itulah hamba Allah, karena Allah Yang Maha Kuasa atas hamba-hambaNya. Orang yang mendapat bala dan musibah belum tentu karma baginya, siapa tahu Allah sedang menaikkan derajatnya atau mengampuni dosa-dosanya, namun pada akhirnya ia mulia di sisi Allah.
Laduni.ID Jakarta – Syeikh Isa Al-Bayanuni rahimahullah berkata: "Aku bermimpi melihat Nabi Muhammad Saw beliau berkata kepadaku: "Kami sudah menyiapkan tempat untukmu di dekat kami"
Ada satu keluarga yang sangat miskin penghidupan sehari-harinya. Hingga pada suatu saat, mereka mempunyai hajatan/selamatan. Karena kecintaannya yang sangat luar biasa kepada Abah Guru Sekumpul, lalu akhirnya sang kepala keluarga/ayah pun memberanikan diri berjalan kaki menuju rumah kediaman Abah Guru Sekumpul.
Pada suatu hari, Sayyidina Abu Bakar RA dan Sayyidina Ali bin Abi Thalib Karamallahu Wajhah pergi berkunjung ke rumah Rasulullah SAW. Setibanya di depan pintu rumah Nabi SAW, satu sama lain saling mempersilahkan rekannya untuk masuk terlebih dahulu.