Masa Pembuangan ke Babilonia, yang dialami Bani Israel terjadi pada tahun 586-538 SM, setelah Kerajaan Yudah takluk kepada Kerajaan Babilonia Baru yang dipimpin Raja Bukhtanashar atau Bikhatunshar atau Nebukadnezar (630 - 562 SM)
Beberapa kali saya menghadiri majelis beliau, ketika saya tidak dalam keadaan berwudhu, saya tidak bisa bersalaman dengan beliau, bahkan tidak jarang saya tidak bisa melihat wajahnya langsung saat beliau bertausiah, ada saja halangannya, entah tertutup tiang masjid, layar proyektornya mati, sampai jarak saya dengan panggung begitu jauh.
Kemasyhuran Sayyidina Imam Syafi’ie karena kealiman dan kezuhudannya membuat semua orang terpesona mendengarkan kisahnya. Termasuk putri dari Sayyidina Imam Malik. Beliau tahu bahwa ayahandanya adalah orang yang sangat alim tak tertandingi di jamannya, bahkan Imam Syafi’ie juga pernah menjadi murid ayahandanya.
Pelajaran itu bernama Kiai Zuhri, ia telaten mengajari santri-santinya. Tak pernah terpancar wajah lesuh, cemberut saat menemani santri-santrinya belajar ajaran agama yang sahih. Itulah Kiai Zuhri, teladan yang nyaris sempurna karen kesempurnaan milik Tuhan yang memiliki kita semua.
KH Chudlori memberi penjelasan, “Yang dulu aku memberi jawaban untuk menfidyahi saja karena sholat ayahnya lebih baik daripada sholat anaknya tadi, apalagi kaya. Jadi kalau untuk fidyah enteng, sedangkan sholat anaknya kurang bagus. Jadi tidak qodzoni.”
Kesederhanaan yang patut diteladani bagi generasi sekarang yang silau dengan kemilau dunia dan lemah api perjuangannya.
Padahal, kini telah terbukti. Bahwa dunia Arab sudah mulai menormalisasi hubungan diplomatik dan hubungan perdagangan dengan Israel. Apakah mereka peduli dengan kemerdekaan Palestina sebagaimana yang telah diperjuangkan Mbah Wali Gus Dur?
Hanya dengan Shalawat, Mereka Lari Ketakutan. Suatu waktu tepatnya di Solo, ketika sebuah rumah tua akan dijual oleh pemiliknya namun terlalu banyak jin jahat yang menghuni di dalamnya. Siapa pun yang memasukinya maka akan kesurupan.
Pohon itu membelah bumi berjalan menghadap Beliau, lalu berdiri tepat di hadapannya. Beliau meminta agar ia bersaksi tiga kali, maka pohon itu pun bersaksi bahwa Beliau itu seperti apa yang dikatakannya.
Berakhirnya bulan Ramadhan, umat muslim juga bersukacita merayakan Hari Kemenangan. Pada malam Hari Raya idul fitri memiliki banyak keistimewaan. Allah memberikan kemudahan dalam beribadah, beramal akhirat bagi mereka-mereka yang menghidupkan malam Hari Raya