Salah satu murid Imam Syafi’I yaitu Imam Ahmad bin Hanbal r.a. atau yang dikenal dengan Imam Hambali pernah bercerita di masa akhir hidupnya.
Ada seorang yang bertanya mengenai, apakah yang menjadi tanda-tanda orang yang bertakwa? Pertanyaan ini diungkapkan oleh seorang bapak yang beralamat di Jl. Diponegoro 47 Parakan. Berikut penjelasan KH Mustofa Bisri.
Untuk bisa memasuki pintu surga dibutuhkan alat pembukanya, yaitu kuncinya. Kunci pintu surga ini berbeda dengan kunci-kunci yang ada di dunia yang berupa benda mati, seperti besi atau logam. Kunci pintu surga berupa amaliyah yang dilakukan oleh seorang hamba semasa hidupnya di dunia.
Pesantren dapat menerima perkembangan ilmu pengetahuan dari manapun datangnya, tetapi juga tetap menghargai pemahaman keagamaan konservatif sepanjang memberikan manfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan mereka.
Pada suatu malam, KH. Abdul Hannan berkeliling melihat-lihat kamar para santri yang sedang istirahat (tidur), beliau melihat di dalam salah satu kamar ada cahaya yang terpancar dari wajah salah seorang santri. Santri tersebut adalah KH. Syaerozie.
Tujuan Pendidikan Pesantren adalah tafaqquh fi al-Din (mendalami ilmu agama).
Ketika keluar dari rumah Mbah Maimoen, Habib Mundzir berjalan mundur dengan pelan, tak mau membelakangi Mbah Maimeon,
Pesantren merupakan lembaga pendidikan awal di negeri ini, sebelum ada lembaga-lembaga pendidikan modern sebagaimana dikenal sekarang ini.
Lantas kalau beliau sudah berhasil menyempurnakan akhlak yang mulia, maka hasilnya akan seperti apa? Kali ini Tuhan yang mewakili untuk memberi jawaban lewat ayat suci. Hasil dari gemblengan akhlak yang mulia itu akan melahirkan Islam yang berupa rahmat bagi semesta alam.
Pada suatu ketika, Habib Mundzir bin Fuad al-Musawa hendak dakwah ke Papua. Sampai di bandara Soeta, ternyata ada Gus Dur juga di bandara. Pada saat itu, Gus Dur ditemani oleh Kang Maman Imanul Haq. Melihat Gus Dur duduk nyantai, Habib Mundzir menghampiri dan menciumi tangan Gus Dur seraya bersimpuh di hadapan Gus Dur.