Sayyidah Khadijah merupakan istri pertama dari Rasulullah SAW yang sangatlah beliau cintai. Kecintaan Rasulullah SAW sangat dalam kepadanya, hingga kepergian Sayyidah Khadijah pun membuat Rasulullah SAW bersedih, dan bahkan saat itu disebut sebagai “'Amul Huzn” (Tahun Kesedihan)
Masyhur sekali bahwa Syaikh Muhammad Hariri adalah orang yang memiliki rasa mahabbah (cinta) tinggi kepada Rasulullah SAW dan juga terkenal akan kealimannya.
Umat Islam biasanya menyelenggarakan peringatan Maulid Nabi dengan beragam tradisi dan budaya. Setidaknya di setiap acara peringatan tersebut, dibacalah kitab Maulid Nabi, seperti Al-Barzanji, Ad-Diba'i, Simtud Durar, Syaraful Anam, Ad-Dhiyaul Lami', dll.
Syaikh Utsman bercerita bahwa dulu, guru beliau (namanya tidak disebut) yang juga merupakan guru dari Sayyid Muhammad Alawi, pernah bertemu dengan Rasulullah SAW yaqadhah atau secara langsung ketika sedang berziarah di Raudhah sebagaimana saat itu.
Meskipun cinta Rasulullah SAW kepada putrinya begitu besar, tetapi hal itu tidak menyebabkan lantas mendahulukannya daripada kepentingan umatnya. Rasulullah SAW tetap mendahulukan umatnya yang kekurangan daripada kepada Sayyidah Fatimah.
George (Jirjis ) Bakhtishu, pendeta Nestorian, berkebangsaan Persia, filsuf dan dokter terkemuka pada masanya. Ia datang ke Baghdad, pada zaman Khalifah Abu Ja'far Al-Manshur. Kepiawaiannya sebagai ahli medis dikenal luas.
Hadratussyaikh KH. M. Hasyim merupakan ulama yang berjiwa sosial, tetapi juga ahli ibadah yang tidak ingin melewatkan waktunya tanpa mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Di dalam sejarah Islam, kita akan mendapati bahwa ajaran-ajaran Rasulullah SAW itu menegaskan agar sebagai orang Muslim, maka harus bersikap adil kepada siapapun, termasuk kepada umat agama lain.
Setidaknya tiga kali saya mendapat kesempat berharga bisa khidmah kepada KH. Maimoen Zubair, tiap kali beliau ke Mesir. Dalam ziarah ketiga tahun 2005, saya mengagendakan untuk beliau berziarah wisata ke Luxor dan Aswan didampingi Ibu Nyai Heni Maryam.
Memuliakan dzurriyyah Nabi itu bukan karena kesholehannya atau kealimannya, tetapi karena itu adalah keturunan Kanjeng Nabi. Kalaupun dzurriyyah Nabi itu seorang yang alim atau yang disebut ithratur rasul, maka kita justru double dalam memuliakannya.