Syekh Kholil memerintah KH. Syamsul Arifin untuk mengambil kerocok (sejenis daun aren yang dapat mengapung di atas air) untuk dipakai perjalanan menuju Makkah. Setelah mendapatkan kerocok, lantas Syekh Kholil menatap ke arah Makkah, tiba-tiba kerocok yang ditumpanginya berjalan dengan cepat menuju Makkah.
Nama beliau adalah Tuan Guru Haji Ahmad, tapi beliau lebih familiar dengan nama "Tuan Guru Tretetet". Gelar "Tretetet" itu konon disematkan padanya karena beliau gemar tertawa, dan suara tawa beliau serupa itu. Beliau adalah seorang waliyullah, Kekasih Allah, Murobbi Mursyid tanpa murid, Tuan Guru tanpa pesantren.
Sebelum kedatangan Kiai Idham, sang pengasuh Pondok Pesantren Buntet sudah menunggu kehadiran beliau, hal ini dikarenakan jauh sebelum kedatangan Kiai Idham, dirinya sudah diberitahu terlebih dahulu oleh Wali Songo. Para waliyullah mengatakan, "nanti akan datang ke pondokmu seorang wali kutub, pada hari dan jam sekian".
Ada karomah yang lebih besar dan luas lagi dari pada karomah hissi (panca Indra) yaitu karomah Maknawi (karomah ilmu).
"Hamalah" adalah kata plural dari kata Hamil yang berarti pembawa. Jadi Hamalatul Qur'an berarti para pembawa al-Qur' an.
Disebutkan dalam suatu hadits: ketika seseorang sedang dicabut ruhnya, maka datanglah setan, lalu duduk di dekat kepala orang itu, sera berkata: “Tinggalkan agama ini, katakan bahwa Tuhan itu ada dua, sehingga kamu selamat dari kesakitan”.
Sebagai ahli terekat dan seorang mursyid, KH. Adlan Aly memiliki banyak karomah yang khariqul ‘adah (tidak biasa). Salah satunya, beberapa kali ditunjukkan ketika beliau sedang melakukan perjalanan.
Gus Baha menegaskan bahwa terkadang masalah itu sebaiknya hanya perlu dibiarkan saja, karena nanti akan berpotensi menimbulkan masalah baru. Sebab, masalah yang ada tersebut terkadang hanya bagian dari sunnatullah sehingga tidak perlu semua masalah harus diselesaikan yang kemudian hanya menimbulkan permasalahan baru.
KH. Abdullah Schal bin Ny. Romlah binti KH. Imron bin KH. M. Kholil (Mbah Kholil) bin KH. Abdul Latief dikenal sebagai seorang ulama yang doanya mandih pangocep (cepat diijabah) oleh Allah SWT. Apa yang dikatakannya bisa terjadi, atas izin Allah Swt.
Menurut Mbah Kiai Maimoen Zubair atau Moen Allahummaghfirlahu, lafadz الله terdiri atas empat huruf, yakni alif (ا), lam (ل), lam (ل), dan ha (هـ). Tidak ada satupun yang sama dengan Allah, begitu juga tidak ada nama yang sama dengan Allah.