Prof. Dr. KH. Abdul Mukti Ali lahir pada 23 Agustus 1923 di Cepu, Blora, Jawa Tengah. Beliau merupakan anak kelima dari tujuh bersaudara, dari pasangan KH. Idris dan Bu Mutiah.
Ciri khas NU lainnya adalah isi kajian Buya Syakur lebih mengutamakan kehidupan bermuamalah di tengah kehidupan masyarakat yang majemuk.
Pada tahun 1989, Prof. Dr. KH. Ali Mustafa Yaqub., M.A bersama keluarganya mendirikan Pesantren Darussalam di desa kelahirannya, Kemiri, Batang.
Prof. Dr. KH. Ali Yafie dilahirkan di Donggala, Sulawesi Tengah pada 1 September 1926 atau 23 Shafar 1345. Pada bulan ketika dilahirkan itu, muktamar NU pertama diselenggarakan. Beliau adalah anak ketiga dari lima bersaudara, yakni As’ad, Muzainah, Ali Yafie, Manarussana, dan Amira.
Prof. Dr. KH. Fuad Hasyim lahir pada tanggal 26 Juni 1941 di Buntet Pesantren Desa Mertapada Kulon Kec. Astanajapura Kab. Cirebon. Beliau merupakan putra dari pasangan Nyai. Hj. Karimah dan KH. Hasyim Manshur.
Prof. Dr. KH. Imam Taufiq, M.Ag Ulama Nahdlatul Ulama Semarang Jawa Tengah
Prof. Dr. KH. Maghfur Usman tidak hanya sosok kiai NU Indonesia, tetapi juga intelektual Muslim Indonesia yang mendedikasikan dirinya di negara Malaysia dan Brunei Darussalam. Kiprah intelektualnya sudah jelas bertaraf internasional.
Prof. Dr. KH. Muhammad Tholhah Hasan lahir pada 10 Oktober 1936, di Tuban, Jawa Timur. Beliau merupakan putra pertama dari dua bersaudara, dari pasangan KH. Tholhah dan Nyai Anis Fatma.
Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, M.A. lahir pada 23 Juni 1959, di Ujung Bone, Sulawesi Selatan. Beliau merupakan putra dari pasangan Andi Muhammad Umar dengan Andi Bunga Tungke.
KH. Said Aqil Siradj kecil tumbuh dalam tradisi dan kultur pesantren. Dengan ayahandanya sendiri, ia mempelajari ilmu-ilmu dasar keislaman. Kiyai Aqil merupakan putra Kiai Siradj, yang masih keturunan dari Kiyai Muhammad Said Gedongan.