Di Kota Pekalongan Habib Ahmad bin Abdullah bin Thalib Al-Attas aktif melakukan kegiatan-kegiatan dakwah. Beliau tidak ambil pusing dengan urusan-urusan duniawi. Semua tenaga dan fikiran beliau semata ditujukan untuk kepentingan dakwah. Waktu beliau selalu dipenuhi dengan kegiatan dakwah, ibadah, dzikir kepada Allah dan membaca ayat-ayat suci al-Qur'an.
Habib Ali Al-Jufri sudah lama mengemban tanggung jawab dalam menjalankan dakwahnya. Ia berdakwah kesegala penjuru negara dan hampir berkeliling dunia sejak dari tahun 90-an. Habib Ali al Jufri berdakwah untuk menyampaikan risalah-risalah Islam yang sedang beliau embankan.
Habib Ali Kwitang Al-Habsy merupakan tokoh penting dalam jejaring habaib pada akhir abad ke-19 dan paruh pertama abad ke-20. Hampir seluruh jejaring habaib di Nusantara dan Haramain terkoneksi dengannya, bahkan beliau juga menghubungkan generasi sebelumnya dengan generasi setelahnya, juga antara ulama pribumi dan ulama hadrami.
Habib Ali adalah tokoh ulama kharismatik yang disegani di Jakarta, kiprah beliau melanjutkan perjuangan dakwah ayah beliau sang Sayyidul Walid sebagai ulama sentral yang menjadi rujukan para ulama dan habaib, majelisnya di Yayasan Al-Afaf di Bukit Duri, Jakarta menjadi pusat ilmu yang selalu di datangi oleh ulama besar dari berbagai penjuru dunia.
Habib Ali bin Husin Al-Aththas (Habib Ali Bungur) atau yang dikenal dengan panggilan Habib Ali Bungur dilahirkan di Huraidhah, Hadramaut, pada tanggal 1 Muharram 1309 Hijiriyah atau 1889 Masehi.
Habib Alwi bin Ali Al-Habsyi merupakan anak bungsu dari pasangan Habib Ali bin Muhammad Al- Habsyi,
Habib Alwi bin Muhammad Syihab dijuluki Mata Hati Kota Tarim, julukan yang tak mampu diraih oleh sembarang orang, yang demikian itu beliau dapatkan karena keikhlasannya berkhidmah kepada syariat agama.
Akhlak Habib Anis, diantaranya tercermin dari sikap sumeh (murah senyum) dan dermawan yang dimilikinya. Ibu Nur Aini penjual warung angkringan depan Masjid Ar-Riyadh menuturkan, “Habib Anis itu bagi saya, orangnya sangat sabar, santun, ucapannya halus dan tidak pernah menyakiti hati orang lain, apalagi membuatnya marah,”
Habib Hasan Bin Ahmad Baharun adalah ulama besar dari Pasuruan. Lahir di Sumenep pada tanggal 11 Juni 1934, merupakan putra pertama dari empat bersaudara dari Al Habib Ahmad bin Husein dengan Fathmah binti Ahmad Bachabazy.