Setelah ayahandanya wafat, Abuya Muhtadi Dimyathi melanjutkan kepemimpinan pesantren. Beliau menjadi pengasuh di Pondok Pesantren Roudotul 'Ulum Cidahu, Pandeglang.
Abuya Ahmad Widara Cidodol beliau adalah ulama kharismatik dari Lebak Banten, pendiri pesantren Riyadhul Mubarakah
KH. Damanhuri atau biasa dipanggil orang Pandeglang Abuya Daman lahir di Kp.Cidahu Cadasari, Pandeglang, Banten pada tahun 1920. putra kedua Atau adik dari Hj.Siti Badriah dari pasangan yang bernama Arman bin Armani dan seorang ibu bernama Nyai Sanami.
Abuya Dimyati Cilongok merupakan pendiri pondok pesantren Al Istiqlaliyah yang berdiri sejak tahun 1957 M. Abuya Dimyati Cilongok merupakan seorang ulama besar di wilayah Kabupaten Tangerang, Banten dan seorang ulama yang memiliki komitmen kuat menjaga tradisi pesantren.
Setelah mendapat ijazah thariqat beliau kembali ke Kota Padang dan mendirikan sebuah Pesantren yang bernama Bustanul Muhaqqiqin di Lubuk Begalung, Padang. Sebuah pesantren yang terdiri dari beberapa surau dan asrama. banyak murid yang mengambil ilmu di pesantren tersebut bahkan juga santri-santri dari Aceh.
AG. Dr. KH. Baharuddin, HS., MA dilahirkan pada tanggal 23 Jumadil Akhir 1367 H bertepatan 3 Mei 1948 M di WatanTa, Bone. Lahir dari keluarga cinta ilmu. Ayahnya, AGH. Abdul Shafa dikenal sosok ulama yang istiqamah dan cukup disegani kalangan masyarakat di desa Cakkeware, Bone.
AG. KH. Abd. Latif Amin lahir di Watampone 1 Desember 1929. Beliau adalah putra dari pasangan bapak H. Muh. Yamin, dan ibunya bernama Hj. Patimasang yang berasal dari Desa Pallengoreng, Kabupaten Bone, dan bertempat tinggal di Jalan Kawerang No. 3 Watampone, Kab. Bone.
AGH Muhammad Nur beliau adalah ulama Nahdlatul Ulama Makassar dan pengasuh pesantren Pesantren MDIA Taqwa
AGH. Abdul Muin Yusuf Beliau dilahirkan di Rappang, Sidrap, pada tanggal 21 Mei 1920 dari pasangan Muhammad Yusuf dari Bulu Patila Sengkang dan Sitti Khadijah dari Rappang Sidrap. Beliau merupakan anak ketiga dari 10 bersaudara.
AGH. Huzaifah, lahir pada tahun 1939 di Desa Awangnipa Awangpone, kedua orang tuanya bernama H. Maruddin dan H. Becce. Nama Huzaifah adalah anugrah pemberian dari AGH. Muhammad As’ad, masa kecilnya beliau biasa dipanggil Setta atau Mustamin.