KH. Muhammad Ilyas (Mamah Cibitung), Muasis Pesantren Sukamanah, Bandung Barat
KH. Muhammad Ilyas diperkirakan lahir pada tahun 1880-an, di Jasinga, Bogor, belum diketahui silsilah keluarganya.
Kiai Ilyas dikenal sebagai Kyai yang santun, banyak mengalah dan lebih senang menghindari konfrontasi. Begitu pula ketika memangku jabatan Rais Aam PBNU.
Setelah selesai melakukan belajar ilmu agama selama belasan tahun di beberapa pesantren, kemudian beliau diminta untuk membantu mengajar di Pondok Pesantren salaf APIK yang diasuh oleh ayahnya
KH. Muhammad Iqdam atau dengan panggilan Gus Iqdam, beliau adalah anak bungsu dari empat bersaudara dari pasangan KH. Kholid dan Hj. Ny. Lam'atul Walidah, lahir pada 27 September 1994.
KH. Muhammad Ishomuddin Hadziq atau yang akrab disapa dengan panggilan Gus Ishom lahir pada 18 Juli 1965, di Kediri Jawa Timur. Beliau merupakan putra dari pasangan KH. Hadziq dengan Hj. Khodijah binti KH. Hasyim Asy’ari.
KH. Muhammad Khozin adalah pengasuh pesantren yang membina dengan penuh mujahadah dan ketekunan. Setidak-tidaknya, dengan ilmunya, kesederhanaannya dan budi pekertinya yang luhur serta kewibawaannya, beliau mampu menempatkan Pondok Pesantren Langitan tetap dalam perkembangan yang sangat baik.
KH. Muhammad Kurdi (Mama Kurdi), Mursyid Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah, Cimahi, KH. R. Sulaeman Kurnia
KH. Muhammad Mansyur adalah salah seorang ulama betawi dan juga pejuang kemerdekaan Indonesia. Ketika beliau memperjuangkan masyarakat Betawi atas penjajahan yang dilakukan pada masa kolonial. Di samping itu KH. Muhammad Mansyur juga berperan dalam perkembangan keIlmuan, khususnya Ilmu Falak.