Dalam gereja, beliau menyampaikan ceramah dengan penuh kelembutan dan kebijaksanaan, menjelaskan perspektif Islam tentang Nabi Isa AS tanpa mengurangi rasa hormat terhadap keyakinan umat Kristiani.
Salah satu bukti komitmen Gus Dur adalah instruksinya agar Banser menjaga gereja-gereja saat perayaan Natal. Langkah ini, bukan hanya untuk memastikan keamanan umat Nasrani, tetapi juga sebagai pesan tersirat agar umat Kristen turut melindungi umat Islam yang menjadi minoritas di daerah-daerah lain.
Walhasil, komitmen NU dalam menjaga NKRI dengan menginstruksikan Banser sebagai bagian yang turut dalam menjaga gereja ketika menjelang malam Natal tidak bisa dipandang sebelah mata. Komitmen ini menjadi pesan bagi dunia agar saling menjaga di antara kaum pemeluk agama.
Suatu hari, seorang warga Tionghoa yang juga non-muslim sowan ke kediaman Kyai Bisri Mustofa di Leteh, Rembang. Warga Tionghoa tersebut merupakan tetangga sekaligus sahabat dekat Kyai Bisri.
Kedekatan dan keistimewaan Gus Dur di mata para habaib tidak bisa diragukan. Gus Dur adalah sosok yang sangat dekat dan akrab dengan para habaib, khususnya dengan keluarga Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi, Kwitang.
Shalawat Burdah secara luar biasa mampu menjadi penghubung tanpa batas antara seorang hamba dengan Tuhannya. Dan kisah yang dialami oleh Pangeran Diponegoro bersama pasukannya di atas adalah salah satu buktinya.
Jika direnungkan kembali, dalam kehidupan modern ini, Syi’ir Tanpo Waton menawarkan panduan praktis untuk menjalani kehidupan yang seimbang antara duniawi dan ukhrawi.
Setahun kemudian tepatnya pada tahun 1984 di Muktamar ke-27 di Situbondo, Gus Dur terpilih kembali menjadi Ketua Umum PBNU dengan khitthoh NU-nya. Gus Dur di minta Mbah Lim memimpin NU hingga 3 periode untuk mengawal Khittah NU agar semakin jelas.
Koneksi antara Bung Karno dan Kyai Achmad Basyari melalui Wiranatakusumah V memperlihatkan bagaimana peran strategis sosok "menak-santri" ini dalam menjalin relasi antara pemimpin nasionalis dengan ulama.
Pesan substansial yang saya tangkap, bahwa betapa Habib Ja'far Al-Kaff dan Gus Dur sangat mencintai bangsa dan negara ini. Sehingga tak pernah berhenti memikirkan dan mendoakan untuk kebaikan dan kemaslahatan bangsa ini.