Dukung kami untuk peradaban lebih baik
Dari sekian karya itu, menarik menyimak bait-bait nadhom yang ditulis oleh KH. Muhammad Muhyiddin Abdul Qodir Al-Manafi, pengasuh pondok pesantren Islam internasional terpadu, Asy-Syifaa Wal Mahmuudiyyah.
Mendengar nama itu dari Abah Kyai Sahal, saya kemudian teringat kitab Manaqib Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani yaitu kitab Al-Lujainuddani yang pernah diijazahkan Abah Kyai Sahal pada suatu kesempatan.
Suatu hari, seorang warga Tionghoa yang juga non-muslim sowan ke kediaman Kyai Bisri Mustofa di Leteh, Rembang. Warga Tionghoa tersebut merupakan tetangga sekaligus sahabat dekat Kyai Bisri.
Keteladanan dalam menuntun mayarakat mengenal Islam dengan penuh kasih sayang melalui pendekatan budaya di atas mencerminkan tentang keluwesan sikap dan luasnya pandangan KH. Chudlori.
Rauhah merupakan salah satu tradisi istimewa yang terus dilestarikan oleh kalangan habaib, khususnya di Indonesia dan di Yaman. Kata rauhah yang berarti “pertemuan yang menenangkan” ini mencerminkan inti dari kegiatannya—sebuah momen penuh ketenangan, keberkahan, dan ilmu.
Obrolan antara Gus Dur dan Jaya Suprana ini menunjukkan bagaimana agama dan budaya saling melengkapi dalam membentuk identitas Nusantara. Gus Dur menekankan pentingnya memahami konteks lokal dalam dakwah, seperti yang dilakukan Wali Songo dengan mengintegrasikan ajaran Islam ke dalam budaya setempat.
Kyai Utsman (ayah KH. Asrori Al-Ishaqi) sejak menjadi santri sudah terkenal ke-ta’dhim-annya kepada gurunya, Kyai Romli Tamim, Rejoso Peterongan. Sangking tawadhu'nya dan ta’dhim-nya, setiap Kyai Utsman sowan ke Mbah Kyai Romli di Jombang, beliau jalan kaki dari ndalem-nya di Surabaya ke Jombang.
Meskipun Guru Sekumpul telah wafat pada 5 Rajab 1426 Hijriyah, tapi cinta para jamaah kepada beliau tidak pernah memudar. Bahkan, magnet spiritualnya semakin kuat, menarik jutaan orang untuk hadir di haul ini setiap tahunnya.
Dalam gereja, beliau menyampaikan ceramah dengan penuh kelembutan dan kebijaksanaan, menjelaskan perspektif Islam tentang Nabi Isa AS tanpa mengurangi rasa hormat terhadap keyakinan umat Kristiani.
Salah satu bukti komitmen Gus Dur adalah instruksinya agar Banser menjaga gereja-gereja saat perayaan Natal. Langkah ini, bukan hanya untuk memastikan keamanan umat Nasrani, tetapi juga sebagai pesan tersirat agar umat Kristen turut melindungi umat Islam yang menjadi minoritas di daerah-daerah lain.