Suatu ketika, Prof KH Ibrahim Hosen, LML muda (ayah Gus Nadirsyah Hosen) datang menemui seorang kiai di Pondok Pesantren Buntet, Cirebon
Bulan Maulid, ingat pesan satu naskah Islam Nusantara ini dari tahun 1730-an: “Jangan sekali-kali membunuh warisan para Wali Songo keturunan Baginda Nabi SAW., dan pelanjut ilmunya Baginda Nabi untuk Islam Nusantara Berkemajuan”.
Bulan maulid Baginda Nabi SAW., bulan ngaji naskah-naskah Para Wali Songo keturunan Baginda Nabi SAW., pewaris ilmu Baginda Nabi SAW. untuk Islam Nusantara sebagai rahmatan lil-'alamin
Hubungan yang terjalin antara guru murid adalah hubungan yang sakral, hubungan batin dan rasa yang memungkinkan seorang murid menerima sebuah wahyu. Namun, akan ada satu dari sekian banyak murid yang memiliki akhlak kurang baik pada gurunya
Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri dan Pondok Pesantren Sarang, Rembang merupakan dua diantara banyaknya pesantren besar di Indonesia yang telah melahirkan banyak tokoh-tokoh penyebar agama Islam
Seandainya mereka bersikap rasional, dengan paradigm tasyri’i, sejatinya sudah sangat jelas dan gamblang bahwa Pancasila adalah ajaran yang islami. Karena islami, Pancasila sebagai sebuah ajaran, sakti dan abadi
Kesederhanaan, merupakan salah satu sifat yang menjadi ciri khas kehidupan para nabi dan rasul, kekasih Allah, dan para wali beserta ulama yang kerap melakoni hidup dengan kesalehan. Bahkan, termasuk menifestasi dari kerendahan hati seseorang
Gelar “Kiai” di Indonesia merujuk kepada orang-orang yang memiliki pemahaman ilmu agama lebih tinggi daripada orang pada umumnya. Gelar ini memiliki penyebutan yang berbeda di tiap-tiap daerah, namun substansi dari definisinya tidaklah bergeser sedikitpun
Pada tahun 1988 (33 tahun lalu), PBNU mengedarkan doa hizib nashor. Salah satu alasannya karena pada saat itu umat sudah sering melupakan amalan spiritualitas atau kerohanian karena banyak terbuai dengan dimensi materialis
Maaf karena si Gus merasa bahwa hizib dari Mbah Wahab yang dia dapatkan tidak bisa disebar umum hanya untuk kalangan kader NU saja, maka saya juga tidak menyebutkan nama hizibnya plus nama si Gusnya