Saya mengenalnya sudah cukup lama, sejak sama-sama mondok di Pesantren Sukorejo Situbondo pertengahan tahun 80-an. Ia mondok tahun 1984 dan saya mondok tahun 1987. Ia mulai dari kelas 4 Madrasah Ibtidaiyah dan saya langsung kelas 1 Madrasah Diniyah Wustho setingkat dengan Madrasah Tsanawiyah.
Selain itu dalam hari raya Idul Fitri juga terdapat makanan khas yakni kupat dan lepet yang terbungkus dari janur berwarna kuning. Makanan ini biasa disajikan di saat-saat berkumpul bersama keluarga. Namun di balik itu terdapat filosofi menarik dari kuliner khas tersebut.
Saat ini, Nahdlatul Ulama’ adalah organisasi terbesar di Indonesia. Hal tersebut sesuai dengan fakta di lapangan dan diperkuat dengan hasil riset yang dikeluarkan oleh Lembaga survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA pada Februari 2019. Hasil survey tersebut menunjukkan bahwa NU memiliki presentasi sebanyak 49,5%.
Mbah Jam, begitu biasa ia dipanggil, bercerita perihal Kyai Kategan yang setiap waktu menunaikan salat di Mekah. Bila Sultan Agung yang mengajaknya untuk salat ke Mekah, maka sebelum sang sultan sampai menginjakkan kaki di tanah suci itu, Kyai Kategan sudah lebih dahulu berada di sana. Begitu sebaliknya.
Syaikhona Kholil Bangkalan merupakan salah satu pembesar ulama di masanya. Setiap harinya beliau selalu didatangi oleh banyak tamu untuk sowan kepada beliau. Suatu malam hujan lebat turun, tiba-tiba di pelataran rumah syaikhona kedatangan seorang kakek sepuh yang lumpuh, ia berjalan dengan cara "ngesot."
Tradisi mesantren di Makkah kemudian surut sejalan dengan kemerdekaan Indonesia dan ketatnya faham Wahabi di Saudi Arabia. Santri-santri Banten pada waktu berikutnya mesantren kepada murid-murid Syekh Nawawi tanara baik yang ada di Banten maupun di luar Banten.
Tiga Purnama dari sebuah generasi platinum telah menunjukkan keteladanan yang tak ternilai bagi kita. Mereka bertiga adalah manusia ajaib yang pernah Gusti Allah anugerahkan untuk bangsa Indonesia.
Syeikh al-‘Arif Billah Abdul Malik bin Ilyas Purwokerto (Mbah Malik), adalah orang yang sangat alim dan hafidz (hafal al-Qur’an), Ahli fiqih dan Tafsir. Mursyid Tarekat Naqsabandi Kholidiyah dan Tarekat Syadziliyyah.
Ada kisah tak kalah menarik lainnya. Habib Luthfi sewaktu mudanya pernah diutus sang ayah untuk berkunjung ke Pesantren Al-Ghazali Bogor. Dalam keadaan sakit, Kiai Abdullah setelah Subuh sudah meminta orang rumah menyiapkan hidangan untuk tamu istimewanya yang akan hadir.
Sejak muda, Kiai Muhaiminan termasuk santri yang gemar berolahraga. Dengan perawakan yang tegap dan gagah, Muhaiminan muda cenderung gemar berlatih bela diri, khususnya pencak silat. Hobi itulah yang selalu menemaninya saat menimba ilmu.