Kisah ini nyata saya alami dan saya saksikan sendiri di bulan Rajab pada tahun 1993 dan ini adalah tentang sebagian kecil dari karomah Abah Guru Sekumpul. Kisah ini dapat saya pertanggungjawabkan di hadapan Allah dari dunia sampai ke akhirat kelak.
Ada banyak karomah yang dimiliki Habib Umar. Simak berikut ini.
Suatu hari, Syaikhona Kholil Bangkalan kedatangan tiga tamu yang menghadap secara bersamaan. Mereka bertiga ini beda profesi, ada yang pedagang, ada penganten yang belum punya keturunan, dan ada petani.
Suatu waktu ada seseorang yang mengadukan masalahnya kepada Gus Dur: “Gus, mohon solusinya, saya sedang punya masalah besar. Usaha saya bangkrut, anak-anak butuh biaya untuk sekolah mereka dan istri saya akhirnya minta cerai.”
Sambil memijiti Mbah Ma’shum (Kiai Ma’shum Lasem), sang santri melepaskan pandangannya ke berbagai sudut kamar. Lama dia memandangi apa saja yang nampak di matanya. Dibiarkannya Mbah Ma’shum tidur dalam pijitannya.
KH Ahmad Abdul Haq Dalhar atau Mbah Mad adalah salah seorang kiai yang cukup disegani banyak kalangan lintas golongan, para ulama dan pejabat. Sejak kecil, ia dikenal memiliki ilmu yang tidak dimiliki para kiai pada umumnya.
Saat tabayyun di Lirboyo, Kyai Said menjelaskan semua tuduhan yang dialamatkan kepada Kyai Said di hadapan Mbah Idris, Mbah Anwar Mansur, Gus Imam dan Masyayikh Lirboyo lainnya.
KH Muhammad Masthuro (1901-1968) di usianya yang 19 tahun sudah mendirikan Pesantren Sirojul Athfal yang kini menjadi Pesantren Al-Masthuriyah yang terletak di Cisaat Kabupaten Sukabumi Jabar.
Serombongan murid Kiai Utsman al-Ishaqy sowan kepada Mbah Hamid Kajoran. Seorang alim kaafi yang juga merupakan santri langsung Syaikhona Kholil Bangkalan.