Ketika hendak pulang ke pesantrennya sendiri di Brebes kepada sang mertua beliau meminta sedikit uang. Untuk apa?
Penggunaan istilah “non-Muslim” dalam Bahtsul Masail NU sebetulnya bukan suatu hal yang baru dan asing. Bahtsul Masail NU sudah menggunakan istilah “non-Muslim” sebagai ganti istilah “kafir” sejak puluhan tahun yang lalu.
Pengkaji keislaman dari jepang, Mitsuo Nakamura pernah mengakui khilaf sekaligus menganulir atas pandangannya terhadap NU tatkala memandang NU sebagai organisasi ulama ketinggalan jaman, yang secara intlektual tidak canggih. Kekhilafan itu karena ia merasa tertipu dengan NU yang dilebel sebagai organisasi tradisional.
Mengapa lebih memilih nama Hasyim daripada Abdullah, tidak ada keterangan lebih lanjut. Namun?
Beginilah ketika kyai Ma'ruf mengeluhkan prihal doanya yang merosot. Apa yang terjadi?
Beberapa hari terahir, jagad media sosial diramaikan oleh hasil bahtsul masail NU tentang reinterpretasi brilian penyebutan istilah "kafir" bagi penganut agama selain Islam dalam bingkai negara bangsa Indonesia. Ada yang tidak paham lalu menggoreng, ada yang paham lalu mengkritik, dan ada yang paham lalu mengapresiasi.
Tema itu sebenarnya sudah biasa, tapi menjadi tidak biasa jika?
Salah satu keputusan penting yang dihasilkan Bahtsul Masail dalam Munas NU di Banjar, 27 Pebruari-1 Maret 2019, adalah menghapus sebutan "kafir" untuk non muslim Indonesia. Ini sungguh keputusan yang luar biasa.
Terdapat sebuah kisah menarik dan karomah yang luar biasa dari Syekh Yasin al-Fadani. Bagaimana kisahnya?
Hormat kepada yang lebih tua sungguh memiliki berkah yang luar biasa. Apa itu?