Beberapa hari terahir, jagad media sosial diramaikan oleh hasil bahtsul masail NU tentang reinterpretasi brilian penyebutan istilah "kafir" bagi penganut agama selain Islam dalam bingkai negara bangsa Indonesia. Ada yang tidak paham lalu menggoreng, ada yang paham lalu mengkritik, dan ada yang paham lalu mengapresiasi.
Tema itu sebenarnya sudah biasa, tapi menjadi tidak biasa jika?
Salah satu keputusan penting yang dihasilkan Bahtsul Masail dalam Munas NU di Banjar, 27 Pebruari-1 Maret 2019, adalah menghapus sebutan "kafir" untuk non muslim Indonesia. Ini sungguh keputusan yang luar biasa.
Terdapat sebuah kisah menarik dan karomah yang luar biasa dari Syekh Yasin al-Fadani. Bagaimana kisahnya?
Hormat kepada yang lebih tua sungguh memiliki berkah yang luar biasa. Apa itu?
Abad 15 Hijriah belum sampai setengah jalan. Masih suasana perang dingin antara Amerika Serikat dan Uni Sovyet di tengah konsolidasi negara-negara bangsa di dunia Islam , ada keinginan untuk umat Islam menjadikan abad 15 Hijriah abad kebangkitan Islam.
Syeikh Dr. Taufiq Ramadhan al-Buthi tidak henti menyampaikan kekagumanannya kepada Indonesia.
Syeikh Taufiq Al-Buthi mengatakan bahwa Indonesia diibaratkan sebagai surga. Bagaimana bisa?
Apakah Anda sudah paham bahwa diri Anda adalah Sunni atau malah Wahabi?
“Kang, kemarin saya mampir ke makam Mbah Kerto.” kata Gus Dur. Bagaimana kisahnya?