Di Bulan Muharam, bulan mulia yang penuh kutamaan ini, hendaknya tidak dikosongkan dari hal-hal yang bernilai ibadah. Di dalam Bulan Muharam ini, terutama di hari kesepuluh, yang disebut juga Hari ‘Asyura, Allah SWT telah mengutamakannya dari hari-hari yang lain.
Sesungguhnya telah berlalu dari masa hidup kita, yaitu tahun yang mana Allah SWT telah menganugerahkan pada kita suatu nikmat yang mungkin terlewatkan untuk kita syukuri, dan menjaga kita dari kejelekan-kejelekan yang tidak mampu kita tolak.
Hanya orang-orang yang bertakwa yang memiliki kemuliaan di sisi Allah SWT. Kekayaan itu tidak akan abadi, kemiskinan pun tidak akan selamanya. Bahagia dan derita, pun juga demikian adanya, datang silih berganti.
Kepada umatnya itu Rasululah SAW menyampaikan pesan-pesan moral agar menjadi umat yang berakhlak mulia, membangun kasih sayang di antara sesama dan kasih sayang kepada seluruh alam semesta.
Barang siapa yang mendapatkan kelapangan rizki tetapi dia tidak berkurban maka janganlah dia mendekati tempat shalat kami
Bulan ini merupakan bulan yang agung bagi kita semua. Bulan di mana umat Islam menunaikan ibadah haji di Baitullah dan berqurban. Seluruh umat Islam berkumpul untuk menjalani sunnah Nabi Ibrahim a.s, menyembelih qurban, serentak mengumandangkan takbir, tahmid, dan tahlil, mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Di antara lima Rukun Islam yang harus dikerjakan oleh umat Islam adalah ibadah haji. Ibadah ini memiliki kekhususan waktu dan tempat karena harus dikerjakan pada bulan Dzulhijjah di tanah suci Makkah.
Alhamdulillah mari kita panjatkan puja dan puji syukur kepada Allah Jalla Jalaluhu, yang telah mengumpulkan dan memanggil kita, tidak lain untuk memuliakan kita sebagai jamaah Jumat yang merupakan para tamu Allah Jalla Jalaluhu yang dipanggil khusus langsung dalam Al-Qur'an. Dipanggil langsung dengan pangkat tertinggi sebagai manusia di sisi Allah, yaitu sebagai orang yang beriman.
Sebagai agama samawi, Islam memadukan antara dimensi esoterik (aqidah) di satu sisi, dan dimensi eksoterik (syari’ah) di sisi yang lain. Dimensi eksoterik ajaran Islam memuat ajaran paling fundamental yang menyangkut sistem keimanan dan kepercayaan terhadap Allah SWT sebagai pencipta alam semesta.
Dalam konteks penciptaan alam, dibanding makhluk lainnya, manusia adalah makhluk paling mulia. Para sufi menyebutnya sebagai insan kamil, manusia yang sempurna.