(Terjemah Per-Lafafz) Fikih merupakan sebuah jalan atau cara dalam mengamalkan Al-Quran dan Al-Hadits.
Ketentuan-ketentuan hukum didalamnya disarikan dari Al -Quran dan Hadits melalui ijtihad dari para ulama yang berkompeten dan diakui dimasanya. Sehingga dengan fikih, kaum muslimin yang tidak punya kapasitas menggali hukum dari keduanya menjadi termudahkan dalam beramal, tanpa harus memahami dan menggali sendiri ayat-ayat dan hadits hadits yang bermuatan hukum.
Fathul Qarib adalah kitab fikih yang dikarang oleh Ibnu Qasim Al Ghazi, merupakan syarah dari matan Taqrib. Kitab ini sangat popular di kalangan pesantren bahkan hampir seluruh pesantren di Nusantara menjadikannya sebagai salah satu mata pelajaran wajib.
Dengan niatan agar para pemula antusias dalam belajar mengaji, maka kami berikhtiar dengan cara menerbitkan sebuah buku Fathul Qarib Terjemah Perlafadz. Sesuai dengan namanya, buku ini disajikan dengan cara mencantumkan naskah arab secara lengkap, terjemah bahasa Indonesia yang mudah dipahami sekaligus menyertakan makna pegon atau makna pesantren.
Harga : Rp. 120.000
Pesan via WA 0819-3704-6356
Atau klik : http://bit.ly/Salafsoleh
Kumpulan buku tentang kajian tasawuf Habib Umar bin Hafidz (11 Buku)
1- Keajaiban Hati : 64 Hlm
2- Mengendalikan Nafsu Membentuk Budi Pekerti : 70 Hlm.
3- Kiat Jitu Menaklukkan Nafsu : 52 Hlm.
4- Bahaya Lisan : 104 Hlm.
5- 3 Sifat Tercela : 82 Hlm.
6- Alangkah Hinanya Dunia Ini : 64 Hlm.
7- Bahaya Kikir : 114 Hlm.
8- Siap Dipuji & Dicaci : 60 Hlm.
9- Tuhanmu Allah swt ataukah Manusia? : 104 Hlm.
10- Apakah yang Engkau Sombongkah Wahai Manusia??? : 133 Hlm
11- Wahai Orang Yang Berbangga Diri : 91 Hlm.
Ukuran : 19,5 x 13,5 Cm
Cover : Soft
Harga : Rp. 231.000
Pesan via WA 0819-3704-6356
Atau klik : http://bit.ly/Salafsoleh
Dalam setiap setahun sekali umat Islam di Indonesia dan memperingati Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW pada setiap tanggal 27 Rajab tahun Hijriyah. Isra’ Mi’raj suatu peristiwa penting dan mulia dalam Islam. Pada malam Isra’ Mi’raj, Nabi Muhammad SAW melakukan Isra’ yakni perjalanan bersama Malaikat Jibril mulai dari Masjidil Haram di Mekah menuju Masjidil Aqsha di Palestina. Dari Masjidil Aqsha Nabi Muhammad bersama Malaikat Jibril Mi’raj naik ke langit menuju Sidratul Muntaha untuk menghadap Allah Subhanawata’ala Tuhan bagi semesta alam. Dalam peristiwa Mi’raj, Nabi Muhammad SAW., menerima wahyu dari Allah untuk menjalankan kewajiban Shalat lima waktu. Peristiwa Isra’ Mi’raj merupakan bagian dari mukjizat Nabi Muhammad SAW.
Peringatan Isra’ Mi’raj tentunya bertujuan syiar dan dakwah agama Islam. Disamping itu juga mengingatkan kembali kepada sejarah perjalanan Nabi Muhammad SAW dalam Isra’ Mi’raj yang penuh dengan hikmah, dan tentunya menjadi pedoman dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam hal kewajiban Shalat lima waktu. Peringatan Isra’ Mi’raj juga sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah SWT., dan Rasulnya, serta memperkuat ukhuwah sesama kaum muslim.
Terimakasih telah membaca Kitab - Al-Isro' wal Mi'roj , di web https://www.laduni.id/kitab, semoga kitab ini bisa memberikan manfaat untuk kita semua. Aamiin ya rabbal 'aalamiin
IDENTITAS KITAB |
||||||||||||
|
||||||||||||
JUDUL |
: |
Kitab - Al-Isro' wal Mi'roj (PDF) |
|
|||||||||
PENULIS |
: |
Dr. Abdul Halim Mahmud |
|
|||||||||
PENERJEMAH |
: |
|
||||||||||
PENERBIT |
: |
----------- |
|
|||||||||
TAHUN |
: |
----------- |
|
|||||||||
Tebal |
: |
128 halaman (PDF) |
|
|||||||||
|
Karya Syaikh Ahmad Ash-Shawi al-Maliki. Imam Ash-Shawi lahir pada tahun 1175 H di sebuah desa di tepi sungai Nil arah Barat wilayah Mesir, bernama Shan al-Hajar. Dulu orang-orang Yunani menyebut daerah itu dengan nama Sais, daerah tersebut berdekatan dengan Provinsi Basioun dan daerah yang lainnya. Adapun al-Hulaifiy dinisbahkan kepada salah satu miqat di Madinah yaitu Dzul Hulaifah, dikatakan bahwa leluhur beliau berasal dari sana sebelum hijrah ke Mesir. Beliau adalah imam al-allamah, qudwatus salikin, murabbi al-muridin, Syihabuddin Abu Al-Abbas Ahmad bin Muhammad bin Muhammad bin Asy-Syarif Al-Hanafi Al-Hulaifi Ash-Shawi Al-Maliki Al-Khalwati. Al-Hanafi nisbah kepada Muhammad Al-Hanafiyah. Nasabnya tersambung kepada Sayyidina Ali bin Abi Thalib.
Telah berkata guru dari guru-guru kami, Sayyid Mushtofa Al-Bakri: Telah berkata Al-'Ala'i di dalam kitab tafsirnya bahwa sesungguhnya Nabi Khidir dan Nabi Ilyas as hidup kekal sampai hari kiamat. Nabi Khidir as berkeliling di sekitar lautan sambil memberi petunjuk kepada orang-orang yang tersesat di lautan.
Sedangkan, Nabi Ilyas berkeliling di sekitar gunung-gunung sambil memberi petunjuk kepada orang-orang yang tersesat di gunung-gunung. Inilah kebiasaan mereka di waktu siang hari. Sedangkan di waktu malam hari mereka berkumpul di bukit Ya'juj wa Ma'luj (يأجوج و مأجوج) sambil mereka menjaganya.
Dan diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra bahwa Nabi Khidir dan Nabi Ilyas berjumpa pada tiap-tiap tahun di Mina (Saudi Arabia). Mereka saling mencukur rambutnya secara bergantian.
Kemudian mereka berpisah dengan mengucapkan kalimat:
بسم الله ما شاء الله لا يسوق الخير الا الله
بسم الله ما شاء الله لا يصرف السو ء الا الله
بسم الله ما شاء الله ما كان من نعمة فمن الله
بسم الله ما شاء الله لا حول و لا قوة الا بالله
Maka barangsiapa mengucapkan kalimat-kalimat ini pada waktu pagi dan sore hari, maka ia akan aman dari tenggelam, kebakaran, pencurian, syaitan, sultan, ular, dan kalajengking.
Dan telah dikeluarkan oleh Ibnu 'Asakir bahwa sesungguhnya Nabi Khidir dan Nabi Ilyas itu berpuasa Ramadhan di Baitul Maqdis (Palestina) dan mereka melakukan ibadah haji pada tiap-tiap tahun. Mereka minum air zamzam dengan sekali tegukan, yang mencukupkan mereka seperti minuman dari Kabil.
Sebagian ulama menceritakan bahwa sesungguhnya Nabi Khidir itu putera Nabi Adam as yang diciptakan dari tulang iganya. Menurut segelintir kecil ulama lagi beliau putera Halqiya. Ada yang mengatakan putera Kabil bin Adam. Adapula yang mengatakan beliau itu cucunya Nabi Harun as, yaitu putera bibinya Iskandar Dzul Qarnain. Dan Perdana Menterinya benar-benar aneh mengatakan bahwa Nabi Khidir itu dari golongan malaikat.
Sedangkan, menurut pendapat ulama yang paling shohih adalah bahwa Khidir itu adalah seorang Nabi. Menurut ulama jumhur beliau itu masih hidup dan beliau tidak akan pernah meninggal terkecuali pada hari kiamat apabila Al-Qur'an telah diangkat dan Dajjal telah membunuhnya. Kemudian, Allah menghidupkannya kembali. Sesungguhnya, beliau itu masa hidupnya panjang sekali. Karena, beliau meminum air kehidupan.
Terimakasih telah membaca Kitab Al-Asror Rabbaniyyah wal Fuyudhatur Rahmaniyyah, di web https://www.laduni.id/kitab, semoga kitab ini bisa memberikan manfaat untuk kita semua. Aamiin ya rabbal 'aalamiin
IDENTITAS KITAB |
||||||||||||
|
||||||||||||
JUDUL |
: |
Kitab Al-Asror Rabbaniyyah wal Fuyudhatur Rahmaniyyah (PDF) |
|
|||||||||
PENULIS |
: |
Syaikh Ahmad Ash-Shawi al-Maliki |
|
|||||||||
PENERJEMAH |
: |
--------------- |
|
|||||||||
PENERBIT |
: |
--------------- |
|
|||||||||
TAHUN |
: |
M / H |
|
|||||||||
Tebal |
: |
98 halaman (PDF) |
|
|||||||||
Lihat Kitab
MAJLISUS SANIYYAH Kitab karangan Imam Ahmad bin Syaikh Hijazi Al Fasyani.
Sebagaimana kitab matannya, Kitab Majalisus Saniyyah karya Imam Ahmad bin Syaikh Al-Fasyani, seorang Ulama besar yang hidup di abad ke-9 Hijriyah ini adalah syarah (penjelasan) dari kitab Arba’in milik Imam Nawawi.
Kitab Arba’in yang berarti 40 (meskipun sebenarnya ada 42 Hadits dalam kitab ini) merupakan kumpulan Hadits Nabi Shollallahu ‘Alaihi Wasallam yang membahas seluruh aspek agama, baik dari segi akidah, hukum, mua’amalah maupun akhlak. Naskah kitab disusun dalam bentuk narasi dan ditulis dengan gaya bahasa yang simple dan mudah dipahami.
Kitab ini sangat cocok bagi para santri dan pelajar khususnya bagi yang sudah menyelesaikan kajian kitab Arbain Nawawi.
Semoga Bermanfaat.
IDENTITAS KITAB:
Judul Kitab: Majlisus Saniyah (PDF)
Tebal: 120 halaman (PDF)
Sumber: Kitab Islam Lengkap
Lihat KitabKarya Abu Muhammad ‘Abdullah Jamaluddin bin Yusuf bin Ahmad bin Abdillah bin Hisyam Al-Anshori Al-Mishri dilahirkan di Kota Kairo Bulan Dzul Qo’dah Tahun 708 H/1309 M. Beliau mulazamah kepada Asy-Syihab ‘Abdul Lathif bin Al-Marhal, membaca Al-Qur’an kepada Ibnus Sarraaj, mendengan Diwan Zuhair Bin Abi As-Salam Al-Muzani kepada Abu Hayyan, beliau menghadiri pelajaran-pelajaran yang disampaikan oleh At-Taj At-Tibrizi, membaca kepada At-Taj Al-Fakihani Syarh Al-Isyaroh miliknya kecuali lembaran-lembaran akhir, meriwayatkan Syathibiyyah dari Ibnu Jama’ah, dalam fiqh awalnya beliau bermadhad Syafi’I kemudian pindah bermadzhab Hanbali sehingga beliau hafal Mukhtashor Al-Kharqi.
Kitab Syarh Qothrun Nada wa Ballus Shoda merupakan Syarah (penjelasan) untuk matan Qothrun Nada wa Ballus Shoda yang berisi pembahasan-pembahasan seputar qowa’id nahwiyyah (tata bahasa Arab). Keduanya, baik Syarah maupun matan adalah karya dari penulis yang sama yaitu Ibnu Hisyam Al-Anshori. Dalam matan Qothrun Nada penulis membahas tata bahasa arab level lanjutan secara ringkas namun menyeluruh. Penulis memulai bahasannya dengan pembahsan unsur terkecil dalam bahasa yaitu kata, lalu beranjak membahas kalimat, kemudian berpindah membahas I’rob dan Bina yang dimana inilah inti dari pelajaran tata bahasa, kemudian penulis mengakhiri pembahasannya dengan pembahasan Waqof. Namun tentu saja karena yang disebut matan itu sangatlah ringkas sehingga kalimat-kalimatnya lebih sulit dipahami, maka untuk memhaminya membutuhkan penjelasan, oleh karna itu penulis membuat Syarah (penjelasan) bagi matan Qothrun Nada. Dalam syarahnya, penulis memperjelas bahasan-bahasan yang beliau sampaikan di matan, semisal memberi contoh, menjelaskan contoh, menyebutkan syahid (dalil bahasa) dari Al-Qur’an dan perkataan-perkataan orang Arab.
Terimakasih telah membaca Kitab Syarah Qothrun Nada wa Ballaus Shoda , di web https://www.laduni.id/kitab, semoga kitab ini bisa memberikan manfaat untuk kita semua.
Aamiin ya rabbal 'aalamiin
IDENTITAS KITAB |
||||||||||||
|
||||||||||||
JUDUL |
: |
Kitab Syarah Qothrun Nada wa Ballaus Shoda (PDF) |
|
|||||||||
PENULIS |
: |
Abu Muhammad ‘Abdullah Jamaluddin bin Yusuf bin Ahmad bin Abdillah bin Hisyam Al Anshori |
|
|||||||||
PENERJEMAH |
: |
----------- |
|
|||||||||
PENERBIT |
: |
Dar Ath-Thoai’ |
|
|||||||||
TAHUN |
: |
1430 H / 2009 M |
|
|||||||||
Tebal |
: |
424 halaman (PDF) |
|
|||||||||
|
||||||||||||
Lihat Kitab
Karya Al-‘Allamah Syaikh Zaynuddin Ahmad bin Abdul Aziz bin Zaynuddin Al-Malibari Al-Fannani (987H), murid Al-Imam Syihabuddin Abu Al-'Abbas Ahmad bin Muhammad bin Ali bin Hajar Al-Makki Al-Haytami (909-973H),
Salah satu kitab fiqh yang sangat populer di kalangan santri Indonesia yang mayoritas bermadzhab Syafi'i. Layaknya kitab-kitab fiqh yang lain, fiqh ibadah menjadi prioritas utama, seperti thaharah, shalat, zakat, puasa, dan haji. Kemudian dilanjutkan dengan fiqh nuanalat, yaitu jual beli, faraidh, nikah, jinayah, hudud, jihad, makanan, dan lain-lain. Penggunaan metode yang sistematis dalam menjelaskan setiap kata dan kalimat, membuat pemaparan kitab ini sangat menarik untuk dibaca, dikaji, dan dipahami.
Kitab ini merupakan ringkasan kitab Manhaj al-Thullab karya Syaikh al-Islam Abu Yahya Zakariyya al-Anshari (823-926H), untuk memudahkan para pelajar menghafalnya. Syaikh Zainuddin al-Malibari kemudian menyusun sebuah karya lain sebagai huraian (syarah) melalui karyanya yang berjudul Fath al-Mu’in bi Syarh Qurrah al-'Ain. Selain huraian (syarah) oleh penyusunnya, kitab ini juga telah disyarah oleh al-‘Allamah Muhammad Nawawi al-Banteni (1230H/1813M) dengan karyanya yang berjudul Nihayah al-Zain fi Irsyad al-Mubtadi-in Syarh Qurrah al-‘Ain.
Terimakasih telah membaca Terjemah Kitab Qurrotul Ain Bi Muhimmatiddin , di web https://www.laduni.id/kitab, semoga kitab ini bisa memberikan manfaat untuk kita semua. Aamiin ya rabbal 'aalamiin
IDENTITAS KITAB |
||||||||||||
|
||||||||||||
JUDUL |
: |
Terjemah Kitab Qurrotul Ain Bi Muhimmatiddin (PDF) |
|
|||||||||
PENULIS |
: |
Al-‘Allamah Syaikh Zaynuddin Ahmad bin Abdul Aziz bin Zaynuddin Al-Malibari Al-Fannani |
|
|||||||||
PENERJEMAH |
: |
H.A. Djauhari Aris Bangkalan |
|
|||||||||
PENERBIT |
: |
------------ |
|
|||||||||
TAHUN |
: |
----- M /------ H |
|
|||||||||
Tebal |
: |
117 halaman (PDF) |
|
|||||||||
|
||||||||||||
Lihat Kitab
(Kisah Cendekiawan Muslim yang Memilih Membujang)
Telah menjadi mafhum bahwa menikah adalah sunnah Nabi yang sangat dianjurkan dan diutamakan. Bahkan salah satu hadits secara tegas menyatakan bahwa; “an-nikahu sunnati, faman raghiba an sunnati falaysa minni” (nikah itu sunnahku, barang siapa tidak suka sunnahku, maka tidak termasuk kelompokku). Pertanyaan awam tentang fenomena ini mungkin saja adalah: “apakah para Ulama besar itu berani tidak mengikuti sunnah Nabi?” Tentu saja kita tidak akan berani secara gegabah menjawab pertanyaan di atas dengan jawaban “ya”, karena di jajaran ini kita menemui mereka yang tidak diragukan lagi kealiman dan kesalehannya, seperti Ibnu Jarir At-tabari, Imam Nawawi al-Dimasyqi, Ibnu Taimiyah, Syaikh Zamakhsyari, dan beberapa ulama besar lain yang secara begitu detil diuraikan dalam buku ini.
Namun, alih-alih menganggap mereka sebagai mengabaikan amanat nabi untuk menikah, mereka justru sebagai manusia-manusia mulia yang mengorbankan kenyamanan hidup berkeluarga demi ilmu dan kemanfaatannya untuk umat. Di mata kita mereka adalah orang-orang yang berjuang dan berkorban demi ilmu, umat dan kemaslahatan, bukan orang-orang yang abai dan enggan.
Penerbit : Kalam
Penulis : Syaikh Abdul Fattah Abu Ghuddah
Kertas : Bookpaper/ Soft cover
Tebal : 200 hlm
Ukuran : 14 x 21 cm
Harga : Rp. 69.000
Pesan via WA: 0819-3704-6356
Atau klik : http://bit.ly/Salafsoleh
Ungkapan itu berasal dari Yassir wa la tu’assir yang artinya permudahkanlah dan jangan dipersulit.
Bagi Gus Dur, humor tidak hanya dimaknai sebagai produk estetik untuk berkomunikasi. Humor juga dianggap sebagai strategi diplomasi, hal ini terungkap dari perjalanan politik Gus Dur ketika menjabat sebagai presiden. Ketika melawat ke negara-negara Timur Tengah, Eropa maupun ke Amerika, Gus Dur selalu membawa bahan lelucon sebagai kata pembuka dalam komunikasi antar presiden. Cara ini terbukti ampuh untuk mendekatkan hubungan personal maupun kenegaraan. Di dalam jagad humor, Gus Dur juga dikenal sebagai maestro yang mampu merespon dan memproduksi lelucon cerdas. Gus Dur menyampaikan bahwa, humor merupakan senjata ampuh untuk memelihara kewarasan orientasi hidup sebuah masyarakat, dengan itu warga masyarakat dapat menjaga jarak dari keadaan yang dinilai tidak benar. Salah satu diantaranya sikap penuh pretensi, yang sama sekali tidak sesuai dengan kenyataan.
Penerbit : Mu'jizat
Penulis : Abu An'im
Kertas : HVS/ Soft Cover
Ukuran : 16 x 10,5 cm (saku)
Tebal : 88 Hlm
Harga : Rp. 10.000
Pesan via WA: 0819-3704-6356
Atau klik : http://bit.ly/Salafsoleh
Saat penulis mengisi acara daurah pemantapan Ahlussunnah Wal Jamaah di salah satu pondok pesantren, salah seorang peserta mengajukan pertanyaan kepada penulis tentang hukum keselamatan kematian, tahlilan dan yasinan yang mengakar di nusantara sejak ratusan tahun yang silam. Penanya juga menyodorkan selebaran MANHAJ SALAF, setebal 14 halaman, dengan artikel utama berjudul Imam Syafi'i mengharamkan Kenduri Arwah, Tahlilan, Yasinan Dan Selamatan.
Selebaran tersebut telah tersebar di beberapa daerah dan membikin resah, sementara isinya penuh dengan pemutarbalikan fakta, pemalsuan dan distorsi terhadap pernyataan para ulama Mazhab Syafi'i.
Berangkat dari situ, muncul lah buku ini sebagai bantahan ilmiah terhadap selebaran manhaj salaf tersebut dengan harapan risalah kecil ini, mampu menenangkan kaum muslimin nusantara yang mencintai ajaran Islam yang murni, sejak generasi kaum Salaf dari kalangan sahabat, tabiin dan generasi penerusnya Ahlussunnah Wal Jama'ah. Aamiin
Penulis : KH. Muhamamd Idrus Ramli
Penerbit : Khalista
Kertas : CD / Soft Cover
Ukuran : 12 x 18 cm
Tebal : vi + 82 Hlm.
Harga : Rp. 15.000
Pesan via WA: 0819-3704-6356
Atau klik : http://bit.ly/Salafsoleh