Karya Syaikh Muhammad Jamaluddin Al Qosimi yang merupakan hasil ringkasan dari kitab Ihya’ Ulumuddin karya Al ‘Allamah Al Imam Hujjatul Islam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad Al Ghazali Ath Thusi. Imam Ghazali merasa perihatin karena dulu ada 2 golongan besar umat Islam, yaitu ahli fiqih dan ahli tasawuf. Golongan ahli fiqh itu tujuannya surga, konteksnya halal haram saja. Sedangkan ahli tasawuf hanya memikirkan akhirat, tidak memikirkan dunia, karena tujuannya adalah Allah, menghadap Allah tanpa memikirkan surga neraka. Imam ghazali menginginkan golongan umat yang seimbang antara keduanya (ahli fiqih dan tasawuf) sehingga bahagia dunia akhirat dan dapat berjumpa dengan Allah . Dalam beribadah hitam putih halal haramnya sesuatu itu penting, tapi harus diimbangi dengat niat dan keikhlasan. Dalam hal sholat, tidak hanya rukun dan syarat saja yang dijalankan, namun juga hudhurul qolbi, menghadirkan hati dengan kekhusyukkan.
Syaikkh Jamaluddin ingin membuat ringkasan dari kitab Ihya’ Ulumuddin sehingga akan memudahkan pembaca dalam memahami kitab tersebut. Beliau mulai menulis karangannya sejak tahun 1323 M yang kemudian diberi nama Mauidhoh Al Mukminin yang memiliki arti bimbingan untuk mencapai tingkat mukmin. Karena zaman bersifat dinamis begitupun persoalan agama maka kaum muslimin perlu sebuah pegangan dan bimbingan agar tetap di jalan yang benar dan tradisi ulama salaf bisa tetap terjaga.
Terimakasih telah membaca Kitab Mauidhoh Al Mukminin Min Ihya' 'Ulumiddin, di web https://www.laduni.id/kitab, semoga kitab ini bisa memberikan manfaat untuk kita semua.
Aamiin ya rabbal 'aalamiin
IDENTITAS KITAB |
||||||||||||
|
||||||||||||
JUDUL |
: |
Kitab Mauidhoh Al Mukminin Min Ihya' 'Ulumiddin (PDF) |
|
|||||||||
PENULIS |
: |
Syaikh Muhammad Jamaluddin Al Qosimi |
|
|||||||||
PENERJEMAH |
: |
--------------- |
|
|||||||||
PENERBIT |
: |
--------------- |
|
|||||||||
TAHUN |
: |
M / H |
|
|||||||||
Tebal |
: |
543 halaman (PDF) |
|
|||||||||
Silahkan sebarkan dan bagikan postingan ini
Semoga bermanfaat.
مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ
Artinya: “Barangsiapa yang menunjukkan kepada sebuah kebaikan maka baginya seperti pahala pelakunya. [ riwayat Muslim].”
Lihat Kitab
Karya Al-Imam Abdullah bin Alwi Al Haddad. Beliau merupakan seorang alim ulama pada era tahun 1089 Hijriah, dan Imam Abdullah wafat pada tahun 1132 Hijriah.
Kitab yang dirampungkan pada Kamis, 23 Sya'ban 1068 H (sekitar tahun 1340 M), sebenarnya merupakan kumpulan nasihat kebajikan yang secara khusus ditujukan untuk saudara dan anggota keluarganya. Namun, Habib Abdullah bin Alawi juga memberikan nasihat kepada seluruh umat Muslim.
Di Indonesia, kitab Risalah al-Mu'awwanah juga masyhur di kalangan penuntut ilmu, baik di lembaga-lembaga pendidikan formal, seperti pondok pesantren, maupun lembaga nonformal, contohnya majelis-majelis taklim, terutama majelis pengajian yang dibina oleh para habib.
Bahkan, di sebagian pesantren salaf tradisional, selain dikategorikan sebagai kurikulum bidang studi tasawuf, Risalah al-Mu'awwanah kerap dijadikan bacaan wajib ngaji posoan (tradisi mengaji kitab kuning yang ditargetkan khatam [tamat, selesai] selama Ramadhan).
Terimakasih telah membaca Kitab Risalah al-Mu’awanah wa al-Mudzaharah, di web https://www.laduni.id/kitab, semoga kitab ini bisa memberikan manfaat untuk kita semua. Aamiin ya rabbal 'aalamiin
IDENTITAS KITAB |
||||||||||||
|
||||||||||||
JUDUL |
: |
Kitab Risalah al-Mu’awanah wa al-Mudzaharah (PDF) |
|
|||||||||
PENULIS |
: |
Al-Imam Abdullah bin Alwi Al Haddad |
|
|||||||||
PENERJEMAH |
: |
--------------- |
|
|||||||||
PENERBIT |
: |
--------------- |
|
|||||||||
TAHUN |
: |
M / H |
|
|||||||||
Tebal |
: |
40 halaman (PDF) |
|
|||||||||
Silahkan sebarkan dan bagikan postingan ini
Semoga bermanfaat.
مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ
Artinya: “Barangsiapa yang menunjukkan kepada sebuah kebaikan maka baginya seperti pahala pelakunya. [ riwayat Muslim].”
Lihat KitabKarya Al-Imam Abdullah bin Alwi Al Haddad. Beliau merupakan seorang alim ulama pada era tahun 1089 Hijriah, dan Imam Abdullah wafat pada tahun 1132 Hijriah.
kitab ini merupakan kitab yang membahas berbagai tema mulai dari taqwa, amal, ilmu dan lain sebagainya. Kitab nashoihud diniyah ini memiliki judul asli l-Nashaih al-Diniyah wa al-Washaya al-Imaniyah. Sedangkan Kitab nashoihud diniyah artinya adalah “nasihat dan wasiat”.
Dalam penyusunan kitab nashoihud diniyah, Imam Abdullah tidak mengelompokan judul maupun sub judulnya. Akan tetapi dalam kitab ini telah disediakan daftar isi yang memudahkan pembaca untuk mengetahui isi materi yang dibahas dalam kitab ini.
Terimakasih telah membaca Kitab Nashoihud Diniyah, di web https://www.laduni.id/kitab, semoga kitab ini bisa memberikan manfaat untuk kita semua.
Aamiin ya rabbal 'aalamiin
IDENTITAS KITAB |
||||||||||||
|
||||||||||||
JUDUL |
: |
Kitab Nashoihud Diniyah (PDF) |
|
|||||||||
PENULIS |
: |
Al-Imam Abdullah bin Alwi Al Haddad |
|
|||||||||
PENERJEMAH |
: |
--------------- |
|
|||||||||
PENERBIT |
: |
--------------- |
|
|||||||||
TAHUN |
: |
M / H |
|
|||||||||
Tebal |
: |
432 halaman (PDF) |
|
|||||||||
Silahkan sebarkan dan bagikan postingan ini
Semoga bermanfaat.
مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ
Artinya: “Barangsiapa yang menunjukkan kepada sebuah kebaikan maka baginya seperti pahala pelakunya. [ riwayat Muslim].”
Lihat KitabKarya Al-Imam Abdullah bin Alwi Al Haddad.
Kitab Diwan Haddad adalah kitab yang berisi kumpulan bait syair, sering dibaca di Maulid Nabi Muhammad SAW, bahkan di acara pengajian pengajian baik itu di permulaan ataupun di penutupan pengajian.
Kitab yang hampir wajib bagi para santri Salaf, sebab kitab ini dikarang oleh Imam Haddad yang mana karangan-karangan beliau di baca juga oleh para santri seperti kitab Nashoihud Diniyah, Risalatul Muawanah, Adab Sulukil Murid Dan lain-lain .
Terimakasih telah membaca Kitab Diwan Al-Imam Al-Haddad, di web https://www.laduni.id/kitab, semoga kitab ini bisa memberikan manfaat untuk kita semua.
Aamiin ya rabbal 'aalamiin
IDENTITAS KITAB |
||||||||||||
|
||||||||||||
JUDUL |
: |
Kitab Diwan Al-Imam Al-Haddad (PDF) |
|
|||||||||
PENULIS |
: |
|
||||||||||
PENERJEMAH |
: |
--------------- |
|
|||||||||
PENERBIT |
: |
--------------- |
|
|||||||||
TAHUN |
: |
M / H |
|
|||||||||
Tebal |
: |
768 halaman (PDF) |
|
|||||||||
Lihat Kitab
Karya Sayyid Muhammad Bin Alawi al-Maliki.
Kitab ini menjelaskan tentang keutamaan ziarah di Makam Rasulullah SAW, yang dilengkapi dengan dalil dari hadis-hadis dan pendapat para ulama shalih.
Terimakasih telah membaca Kitab Syifa'ul Fu'ad Bi Ziyarati Khairil 'Ibad, di web https://www.laduni.id/kitab, semoga kitab ini bisa memberikan manfaat untuk kita semua.
Aamiin ya rabbal 'aalamiin
IDENTITAS KITAB |
||||||||||||
|
||||||||||||
JUDUL |
: |
Kitab Syifa'ul Fu'ad Bi Ziyarati Khairil 'Ibad (PDF) |
|
|||||||||
PENULIS |
: |
Sayyid Muhammad bin Alwi al-Maliki Rahimahulloh |
|
|||||||||
PENERJEMAH |
: |
--------------- |
|
|||||||||
PENERBIT |
: |
--------------- |
|
|||||||||
TAHUN |
: |
M / H |
|
|||||||||
Tebal |
: |
178 halaman (PDF) |
|
|||||||||
Lihat Kitab
Karya Sayyid Muhammad Bin Alawi al-Maliki.
Kitab ini menjelaskan dan memaparkan kemuliaan-kemeuliaan Rasulullah SAW. Jika dilihat dengan seksama, kitab ini cendrung masuk kategori sejarah.
Namun uniknya penulis sering sekali memberikan penjelasan yang belum pernah dijelaskan oleh para ahli sejarah yang lain, khususnya berkenaan dengan kemuliaan Rasulullah SAW.
Terimakasih telah membaca Kitab Al-Dzakhair al-Muhammadiyah, di web https://www.laduni.id/kitab, semoga kitab ini bisa memberikan manfaat untuk kita semua.
Aamiin ya rabbal 'aalamiin
IDENTITAS KITAB |
||||||||||||
|
||||||||||||
JUDUL |
: |
Kitab Al-Dzakhair al-Muhammadiyah (PDF) |
|
|||||||||
PENULIS |
: |
Sayyid Muhammad bin Alwi al-Maliki Rahimahulloh |
|
|||||||||
PENERJEMAH |
: |
--------------- |
|
|||||||||
PENERBIT |
: |
--------------- |
|
|||||||||
TAHUN |
: |
M / H |
|
|||||||||
Tebal |
: |
408 halaman (PDF) |
|
Karya Sayyid Muhammad bin Alwi al-Maliki Rahimahulloh.
Memuat pedoman-pedoman penting dan tuntunan-tuntunan yang tinggi nilainya dari pribadi Rasulullah SAW.
Kitab ini berisi hadis-hadis Rasulullah SAW dan keadaan pribadi beliau, sifat-sifat beliau, akhlak, tingkah laku, keluarga, kehidupan, perjuangan, perolehan-perolehan dan keistimewaan beliau yang amat bagus untuk kita tauladani dengan sempurna hingga mendapat kesempurnaan hidup beribadah di dunia dalam beragama dan di akherat.
Firman Allah swt:
“Sungguh bagi kalian di dalam pribadi Rasulullah itu ada tauladan yang baik bagi orang yang mengharapkan Allah dan kebahagiaan hari akhir”.
Terimakasih telah membaca Kitab Tarikhul Hawadits wal-Ahwal an-Nabawiyyah, di web https://www.laduni.id/kitab, semoga kitab ini bisa memberikan manfaat untuk kita semua.
Aamiin ya rabbal 'aalamiin
IDENTITAS KITAB |
||||||||||||
|
||||||||||||
JUDUL |
: |
Kitab Tarikhul Hawadits wal-Ahwal an-Nabawiyyah (PDF) |
|
|||||||||
PENULIS |
: |
Sayyid Muhammad bin Alwi al-Maliki Rahimahulloh |
|
|||||||||
PENERJEMAH |
: |
--------------- |
|
|||||||||
PENERBIT |
: |
--------------- |
|
|||||||||
TAHUN |
: |
M / H |
|
|||||||||
Tebal |
: |
128 halaman (PDF) |
|
|||||||||
Lihat Kitab
Karya Syaikh Ahmad Ash-Shawi al-Maliki. Imam Ash-Shawi lahir pada tahun 1175 H di sebuah desa di tepi sungai Nil arah Barat wilayah Mesir, bernama Shan al-Hajar. Dulu orang-orang Yunani menyebut daerah itu dengan nama Sais, daerah tersebut berdekatan dengan Provinsi Basioun dan daerah yang lainnya. Adapun al-Hulaifiy dinisbahkan kepada salah satu miqat di Madinah yaitu Dzul Hulaifah, dikatakan bahwa leluhur beliau berasal dari sana sebelum hijrah ke Mesir. Beliau adalah imam al-allamah, qudwatus salikin, murabbi al-muridin, Syihabuddin Abu Al-Abbas Ahmad bin Muhammad bin Muhammad bin Asy-Syarif Al-Hanafi Al-Hulaifi Ash-Shawi Al-Maliki Al-Khalwati. Al-Hanafi nisbah kepada Muhammad Al-Hanafiyah. Nasabnya tersambung kepada Sayyidina Ali bin Abi Thalib.
Telah berkata guru dari guru-guru kami, Sayyid Mushtofa Al-Bakri: Telah berkata Al-'Ala'i di dalam kitab tafsirnya bahwa sesungguhnya Nabi Khidir dan Nabi Ilyas as hidup kekal sampai hari kiamat. Nabi Khidir as berkeliling di sekitar lautan sambil memberi petunjuk kepada orang-orang yang tersesat di lautan.
Sedangkan, Nabi Ilyas berkeliling di sekitar gunung-gunung sambil memberi petunjuk kepada orang-orang yang tersesat di gunung-gunung. Inilah kebiasaan mereka di waktu siang hari. Sedangkan di waktu malam hari mereka berkumpul di bukit Ya'juj wa Ma'luj (يأجوج و مأجوج) sambil mereka menjaganya.
Dan diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra bahwa Nabi Khidir dan Nabi Ilyas berjumpa pada tiap-tiap tahun di Mina (Saudi Arabia). Mereka saling mencukur rambutnya secara bergantian.
Kemudian mereka berpisah dengan mengucapkan kalimat:
بسم الله ما شاء الله لا يسوق الخير الا الله
بسم الله ما شاء الله لا يصرف السو ء الا الله
بسم الله ما شاء الله ما كان من نعمة فمن الله
بسم الله ما شاء الله لا حول و لا قوة الا بالله
Maka barangsiapa mengucapkan kalimat-kalimat ini pada waktu pagi dan sore hari, maka ia akan aman dari tenggelam, kebakaran, pencurian, syaitan, sultan, ular, dan kalajengking.
Dan telah dikeluarkan oleh Ibnu 'Asakir bahwa sesungguhnya Nabi Khidir dan Nabi Ilyas itu berpuasa Ramadhan di Baitul Maqdis (Palestina) dan mereka melakukan ibadah haji pada tiap-tiap tahun. Mereka minum air zamzam dengan sekali tegukan, yang mencukupkan mereka seperti minuman dari Kabil.
Sebagian ulama menceritakan bahwa sesungguhnya Nabi Khidir itu putera Nabi Adam as yang diciptakan dari tulang iganya. Menurut segelintir kecil ulama lagi beliau putera Halqiya. Ada yang mengatakan putera Kabil bin Adam. Adapula yang mengatakan beliau itu cucunya Nabi Harun as, yaitu putera bibinya Iskandar Dzul Qarnain. Dan Perdana Menterinya benar-benar aneh mengatakan bahwa Nabi Khidir itu dari golongan malaikat.
Sedangkan, menurut pendapat ulama yang paling shohih adalah bahwa Khidir itu adalah seorang Nabi. Menurut ulama jumhur beliau itu masih hidup dan beliau tidak akan pernah meninggal terkecuali pada hari kiamat apabila Al-Qur'an telah diangkat dan Dajjal telah membunuhnya. Kemudian, Allah menghidupkannya kembali. Sesungguhnya, beliau itu masa hidupnya panjang sekali. Karena, beliau meminum air kehidupan.
Terimakasih telah membaca Kitab Al-Asror Rabbaniyyah wal Fuyudhatur Rahmaniyyah, di web https://www.laduni.id/kitab, semoga kitab ini bisa memberikan manfaat untuk kita semua. Aamiin ya rabbal 'aalamiin
IDENTITAS KITAB |
||||||||||||
|
||||||||||||
JUDUL |
: |
Kitab Al-Asror Rabbaniyyah wal Fuyudhatur Rahmaniyyah (PDF) |
|
|||||||||
PENULIS |
: |
Syaikh Ahmad Ash-Shawi al-Maliki |
|
|||||||||
PENERJEMAH |
: |
--------------- |
|
|||||||||
PENERBIT |
: |
--------------- |
|
|||||||||
TAHUN |
: |
M / H |
|
|||||||||
Tebal |
: |
98 halaman (PDF) |
|
|||||||||
Lihat Kitab
Karya Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali Atau yang dikenal Imam Al-Ghazali.
Masalah halal dan haram begitu sentral dalam pandangan kaum muslimin, hal ini karena ia merupakan batas antara yang hak dan yang batil, atau lebih jauh antara surga dan neraka. Halal dan haram akan selalu diperhadapkan oleh kaum muslimin detik-demi-detik dalam rentang kehidupannya. Sehingga menandakan bepata pentingnya kita mengetahui secara rinci batas antara apa yang halal dan apa yang haram.
Persoalan halal-haram ini nampaknya mudah sepintas, tetapi kemudian menjadi sangat sukar ketika berhadapan dengan kehidupan sehari-hari, yang terkadang menjadi kabur, sulit membedakan mana yang halal dan mana yang haram, atau bahkan menjadi syubhat, karena tidak termasuk keduanya, atau karena percampuran keduanya . Hujjatul Islam Imam Abul Hamid al-Ghazali, sebagai pakar yang menghidup-hidupkan ilmu agama Islam telah memberikan uraian yang jelas tentang persoalan halal dan haram ini dengan seksama dalam magnum opusnya Ihya' 'ulum al-Din, yang telah disarikan oleh beberapa pakar termasuk kitab Mau'idhah al-Mukminin min Ihya' 'Ulum al-Din oleh Syekhul Islam Jalaluddin al-Qasimi. Uraian al-Ghazali tentang halal-haram ini sangat berkaitan dengan Filsafat Hukum Islam, yakni terkait dengan persoalan dharuri (maqashid al-khamsah) manusia dan al-husun wa al-qubh.
Kata kunci: halal-haram, syubhat, wara', dan maqashid al-khamsah Uraian al-Ghazali tentang halal-haram ini sangat berkaitan dengan Filsafat Hukum Islam, yakni terkait dengan persoalan dharuri (maqashid al-khamsah) manusia dan al-husun wa al-qubh. Kata kunci: halal-haram, syubhat, wara', dan maqashid al-khamsah Uraian al-Ghazali tentang halal-haram ini sangat berkaitan dengan Filsafat Hukum Islam, yakni terkait dengan persoalan dharuri (maqashid al-khamsah) manusia dan al-husun wa al-qubh. Kata kunci: halal-haram, syubhat, wara', dan maqashid al-khamsah.
Terimakasih telah membaca Kitab Halal Wal Haram, di web https://www.laduni.id/kitab, semoga kitab ini bisa memberikan manfaat untuk kita semua. Aamiin ya rabbal 'aalamiin
IDENTITAS KITAB |
||||||||||||
|
||||||||||||
JUDUL |
: |
Kitab Halal Wal Haram (PDF) |
|
|||||||||
PENULIS |
: |
Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali |
|
|||||||||
PENERJEMAH |
: |
--------------- |
|
|||||||||
PENERBIT |
: |
--------------- |
|
|||||||||
TAHUN |
: |
M / H |
|
|||||||||
Tebal |
: |
175 halaman (PDF) |
|
Karya Imam Al-Ghazali
Salah satu kitab yang menjelaskan tasawuf tidak melulu soal riyadlat dan tarekat adalah Minhajul Arifin yang ditulis oleh Imam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali Ath-Thusi (w. 505 H.), populer dengan nama Imam Al-Ghazali. Kiprahnya dalam dunia tasawuf tidak perlu diragukan lagi. Warga Nahdatul Ulama (nahdiyyin) sampai-sampai menjadikan mazhabnya bersejajar dengan mazhab Imam Junaid Al-Baghdadi, sebagai standar ahli sunnah waljamaah dalam bidang tasawuf.
Kitab yang memuat 27 bab ini menguraikan secara singkat tentang cara seorang murid menerapkan nilai-nilai tasawuf dalam aktivitas sehari-hari, sampai ia bisa masuk dalam golongan arifin (orang-orang yang mengenal Allah). Karena itulah, Imam Ghazali menamainya Minhajul Arifin yang berarti jalan (metode) orang-orang yang mengenal Allah.
Uniknya, rata-rata bab yang ada di dalam kitab ini tidak memakai tema yang langsung berkaitan dengan tasawuf. Alih-alih menemukan bab zuhud, warak, atau ikhlas, dalam kitab ini, kita justru akan banyak dihadapkan dengan bab yang sekilas tidak ada sangkut pautnya dengan tasawuf. Tetapi, itulah cerdasnya Imam Ghazali. Ia mampu mengulas bab-bab tersebut sedemikian rupa sehingga doktrin-doktrin tasawuf berhasil tersisipkan di dalamnya. Alhasil, kita akan dipandu untuk bertasawuf melalui cara-cara yang mudah sekaligus tidak biasa.
Pada bab ke-8 yang membahas tentang qiyam (bangun tidur) misalnya, dengan serta-merta, kita diajak membangunkan hati dari kekosongan serta nafsu dari kebodohan seiring dengan bangunnya badan dari petiduran (halaman: 21).
Bangun tidur yang awalnya hanyalah kegiatan biasa tanpa arti, seketika berubah menjadi berarti setelah dijadikan pemantik untuk menggugah nafsu dan hati. Istimewanya, membangkitkan hati merupakan pondasi utama dalam membentuk jiwa yang bersih sebagai syarat mutlak guna memuat ajaran-ajaran tasawuf yang jernih. Dengan penyampaian yang sederhana, bab ini menghadirkan renungan soal hati yang sering kali hampa, serta nafsu yang acapkali buta.
Terimakasih telah membaca Kitab Minhajul Arifin, di web https://www.laduni.id/kitab, semoga kitab ini bisa memberikan manfaat untuk kita semua. Aamiin ya rabbal 'aalamiin
IDENTITAS KITAB |
||||||||||||
|
||||||||||||
JUDUL |
: |
Kitab Minhajul Arifin (PDF) |
|
|||||||||
PENULIS |
: |
Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali |
|
|||||||||
PENERJEMAH |
: |
--------------- |
|
|||||||||
PENERBIT |
: |
Mathba'ah Al-Ma'arif |
|
|||||||||
TAHUN |
: |
1968 M / 1387 H |
|
|||||||||
Tebal |
: |
44 halaman (PDF) |
|