Indeks Kitab

Kitab Washiyatul Mushtafa lil Imam 'Ali Karroma Allahu Wajhah

Kitab Washiyatul Mushtafa lil Imam 'Ali Karroma Allahu Wajhah karya Abdul Wahab Asy-Sya'rani, yang lebih dikenal dengan nama Imam Asy-Sya'rani, merupakan salah satu karya penting dalam dunia tasawuf dan keilmuan Islam. Beliau adalah seorang sufi besar yang dihormati pada zamannya dan diakui sebagai wali quthub, yaitu seorang wali yang memiliki kedudukan sangat tinggi dalam dunia spiritual. Imam Asy-Sya'rani memperoleh gelar "Imamul Muhaqqiqin wa Zudwatul Arifin," yang artinya pemuka bagi para ahli kebenaran dan teladan bagi orang-orang yang telah mencapai tingkat makrifat.

Imam Asy-Sya'rani dilahirkan di desa Qalqasyandah, Mesir, pada tanggal 27 Ramadhan 989 H (12 Juli 1493 M). Beliau dikenal karena kedalaman ilmunya dalam bidang tasawuf dan juga karena kontribusinya dalam menyebarkan ajaran-ajaran sufi yang berlandaskan pada pemahaman yang benar mengenai kedekatan diri dengan Allah.

Salah satu karya penting beliau adalah kitab yang berisi kumpulan wasiat-wasiat Nabi Muhammad SAW kepada Sayyidina Ali bin Abi Thalib. Dalam kitab ini, Imam Asy-Sya'rani menuliskan beberapa kalimat dalam prolog yang menjelaskan tentang pentingnya kedudukan Sayyidina Ali dalam ajaran Islam, serta hubungan dekat beliau dengan Rasulullah SAW.

Sebagaimana yang tertulis dalam kitab ini, Sayyidina Ali menceritakan bahwa suatu ketika Rasulullah SAW memanggilnya untuk menyepi bersama di rumah beliau. Dalam perbincangan tersebut, Rasulullah SAW bersabda, "Wahai Ali, engkau memiliki kedudukan seperti kedudukannya Nabi Harun terhadap Nabi Musa AS, kecuali bahwa tidak ada nabi setelahku." Pernyataan ini menunjukkan betapa pentingnya posisi Sayyidina Ali dalam ajaran Islam, serta memberikan gambaran akan hubungan yang sangat erat antara beliau dengan Rasulullah.

Imam Asy-Sya'rani, dalam penulisannya, ingin mengingatkan umat Islam akan betapa besar peran Sayyidina Ali dalam sejarah Islam dan betapa pentingnya wasiat-wasiat yang diberikan oleh Rasulullah SAW untuk membimbing umat Islam, khususnya dalam mencapai pemahaman yang lebih dalam tentang ajaran-ajaran agama.

Semoga ilmu yang terkandung dalam kitab ini membawa berkah dan manfaat bagi kita semua. Aamiin ya rabbal 'aalamiin.

Terima kasih telah membaca, dan untuk memperoleh kitab ini lebih lanjut, kunjungi situs berikut: https://www.laduni.id/kitab

IDENTITAS KITAB

             
               

 

JUDUL                  

:

Kitab Washiyatul Mushtafa Lil Imam 'Ali Karroma Allahu wajhah (PDF)

 

PENULIS              

:

Imam Asy-Sya'rani

 

 

PENERJEMAH   

:

       

 

PENERBIT           

:

     

 

TAHUN                

:

 H / M

       

 

Tebal                  

:

22 Halaman (PDF)

       

 

Lihat Kitab

Kitab Tahshinatun Minasy Syaithon (Makna Pesantren)

Kitab Tahshinatun Minasy Syaithon (Makna Pesantren) karya Syekh Ahmad bin Asymuni dari Kediri adalah sebuah kitab yang sangat bermanfaat dalam membimbing umat Islam untuk melindungi diri dari godaan dan tipu daya setan yang terkutuk. Kitab ini mengajarkan bagaimana cara membangun benteng-benteng kokoh untuk melindungi diri, baik dari sisi lahiriah maupun batiniah, agar terhindar dari perbuatan dosa dan keburukan yang sering kali dibisikkan oleh syaitan.

Syekh Ahmad bin Asymuni menginstruksikan umat Islam untuk membangun benteng yang kuat, yang terdiri dari penjagaan hati, lidah, dan seluruh anggota badan. Hati harus selalu dijaga dari niat dan perasaan buruk, sementara lidah harus dikendalikan agar tidak terjerumus dalam perkataan yang merugikan atau membawa dosa. Anggota tubuh lainnya juga harus dilindungi dari tindakan yang tidak sesuai dengan tuntunan agama. Semua ini, menurut beliau, adalah langkah-langkah untuk menjaga diri dari godaan setan yang sering kali berusaha menggoda manusia ke dalam kemaksiatan.

Syekh Ahmad bin Asymuni juga menekankan pentingnya berpegang teguh pada ajaran agama yang benar sebagai landasan dalam hidup. Dengan menjaga iman dan ketakwaan, serta mengikuti petunjuk agama, kita akan lebih mampu menghindari tipu daya setan yang senantiasa berusaha menyesatkan manusia. Syekh Ahmad menggambarkan setan sebagai musuh yang tidak tampak namun sangat berbahaya, yang bisa merusak akhlak dan menjauhkan kita dari Allah.

Kitab ini juga menggarisbawahi peran pesantren sebagai pusat pendidikan agama Islam yang memiliki tugas mulia dalam membentuk individu-individu yang unggul, baik dalam akhlak maupun ilmu pengetahuan agama. Di pesantren, para santri diajarkan untuk senantiasa berada di bawah naungan ilmu Allah, menjaga diri dari pengaruh buruk setan, dan memperkuat keimanan serta ketakwaan mereka. Sebagai lembaga pendidikan, pesantren berperan penting dalam mencetak generasi yang kuat dalam iman, memiliki moralitas yang tinggi, dan mampu menghadapi tantangan hidup dengan kokoh.

Melalui kitab ini, Syekh Ahmad bin Asymuni mengajak umat Islam untuk senantiasa waspada dan memperkuat benteng pertahanan diri agar tidak terperosok dalam jerat godaan setan. Sebagai umat yang beriman, kita harus menjaga hati, lidah, dan seluruh tubuh kita dari hal-hal yang bisa menjauhkan kita dari jalan yang benar dan merusak hubungan kita dengan Allah.

Semoga ilmu yang terkandung dalam kitab ini membawa berkah dan manfaat bagi kita semua. Aamiin ya rabbal 'aalamiin.

Terima kasih telah membaca, dan untuk memperoleh kitab ini lebih lanjut, kunjungi situs berikut: https://www.laduni.id/kitab

IDENTITAS KITAB

             
               

 

JUDUL                  

:

Kitab Tahshinatun Minasy Syaithon (Makna Pesantren) (PDF)

 

PENULIS              

:

Syekh Ahmad bin Asymuni - Kediri

 

 

PENERJEMAH   

:

       

 

PENERBIT           

:

     

 

TAHUN                

:

 H / M

       

 

Tebal                  

:

78 Halaman (PDF)

       

 

Lihat Kitab

Kitab Risalah Anil Ilham Makna Pesantren

Kitab Risalah Anil Ilham Makna Pesantren karya Sayyid Alwi Al-Maliki Al-Hasani adalah sebuah risalah yang mengupas secara mendalam mengenai ilham, yang merupakan salah satu bentuk wahyu dari Allah SWT. Dalam kitab ini, Sayyid Alwi memberikan penjelasan yang sangat rinci tentang pengertian ilham, hukum-hukum yang berkaitan dengan ilham, serta berbagai hal yang perlu dipahami terkait fenomena ini dalam perspektif Islam.

Ilham, menurut Sayyid Alwi, adalah inspirasi atau ide yang diberikan langsung oleh Allah kepada hati seseorang, yang berkaitan dengan permasalahan tertentu yang dihadapi oleh individu tersebut. Ilham dalam Islam dianggap sebagai bentuk wahyu yang bukan seperti wahyu yang diturunkan kepada para nabi, namun tetap merupakan petunjuk ilahi yang dapat membimbing seseorang dalam mengambil keputusan atau menjalani hidup dengan bijaksana. Ilham ini sering datang secara mendalam di hati dan bisa jadi datang dalam bentuk pemahaman yang tiba-tiba atau ide-ide yang menuntun pada solusi masalah yang dihadapi.

Sayyid Alwi Al-Maliki Al-Hasani juga menguraikan hukum-hukum ilham dalam risalah ini, menjelaskan bahwa ilham dapat diterima oleh orang-orang yang dekat dengan Allah, terutama mereka yang memiliki kesucian hati dan selalu berusaha mengikuti jalan yang lurus. Ilham tidak bisa dipahami atau diterima oleh sembarang orang, karena ia merupakan anugerah khusus dari Tuhan yang diberikan berdasarkan kedekatan spiritual seseorang dengan-Nya. Dalam risalah ini, Sayyid Alwi juga menekankan pentingnya memelihara hati yang bersih dan selalu menjaga hubungan yang kuat dengan Allah agar ilham yang diterima dapat membimbing seseorang menuju jalan yang benar.

Menariknya, di bagian akhir risalah ini, Sayyid Alwi menambahkan bonus ilmu yang sangat berharga, yakni penjelasan tentang batalnya paham hulul dan ittihad, yang merupakan konsep-konsep dalam tasawuf yang pernah dibahas oleh Imam Abu Hamid Al-Ghazali dalam karya beliau yang berjudul Al-Maqshad Al-Asna. Konsep hulul dan ittihad sering kali menimbulkan kontroversi dalam dunia tasawuf karena menyangkut kedudukan Tuhan dan manusia yang terkadang dipahami secara keliru. Sayyid Alwi mengutip penjelasan Imam Al-Ghazali untuk menegaskan bahwa kedua paham tersebut tidak sesuai dengan ajaran Islam yang murni dan mengajarkan bahwa meskipun ilham bisa datang kepada seorang hamba, kedudukan Allah tetap jauh berbeda dan tidak bisa disamakan dengan makhluk-Nya.

Secara keseluruhan, risalah ini bukan hanya memberikan pengetahuan mendalam tentang ilham, tetapi juga memberikan pencerahan bagi umat Islam untuk memahami kedudukan wahyu dan petunjuk dari Allah dalam kehidupan sehari-hari, serta bagaimana menghindari paham yang dapat menyesatkan. Melalui karya ini, Sayyid Alwi Al-Maliki Al-Hasani mengajak umat Islam untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah, menjaga hati, dan senantiasa membuka diri terhadap petunjuk ilahi yang dapat membimbing mereka menuju kebenaran.

Semoga ilmu yang terkandung dalam kitab ini membawa berkah dan manfaat bagi kita semua. Aamiin ya rabbal 'aalamiin.

Terima kasih telah membaca, dan untuk memperoleh kitab ini lebih lanjut, kunjungi situs berikut: https://www.laduni.id/kitab

IDENTITAS KITAB

             
               

 

JUDUL                  

:

Kitab Risalah Anil Ilham Makna Pesantren (PDF)

 

PENULIS              

:

Sayyid Alwi Al Maliki Al Hasani

 

 

PENERJEMAH   

:

       

 

PENERBIT           

:

     

 

TAHUN                

:

 H / M

       

 

Tebal                  

:

16 Halaman (PDF)

       

 

Lihat Kitab

Kitab Fadhoilu Syahri Rojab Makna Pesantren

Kitab Fadhoilu Syahri Rojab Makna Pesantren karya ulama asli nusantara, Syekh Ahmad Yasin Asymuni Al-Jaruni, mengupas tuntas tentang fadilah (keutamaan), keistimewaan, dan rahasia yang terkandung dalam bulan Rajab. Dalam kitabnya, Syekh Ahmad Yasin mengajak umat Islam untuk lebih memahami pentingnya bulan Rajab yang disebutkan dalam Al-Qur'an sebagai salah satu bulan haram, yakni bulan yang dimuliakan oleh Allah SWT. Dari dua belas bulan dalam kalender Hijriyah, terdapat empat bulan yang memiliki kedudukan khusus, yaitu Dzul Qadah, Dzul Hijjah, Muharram, dan Rajab.

Bulan Rajab merupakan bulan yang penuh berkah, dan dalam salah satu hadis Nabi Muhammad SAW, disebutkan bahwa Rajab adalah salah satu dari empat bulan yang dihormati. Keistimewaan bulan ini terletak pada kesempatan untuk meningkatkan ibadah dan meraih pahala yang berlipat ganda. Bulan Rajab datang dua bulan sebelum memasuki bulan suci Ramadhan, yang membuatnya menjadi waktu yang sangat strategis untuk mempersiapkan diri secara spiritual menyambut Ramadhan. Kaum Muslimin biasanya mulai meningkatkan amal ibadah mereka pada bulan ini, seperti melaksanakan puasa sunnah, berdoa, dan memperbanyak amalan shalih lainnya sebagai bentuk persiapan menyambut datangnya bulan yang penuh rahmat dan ampunan tersebut.

Syekh Ahmad Yasin juga menyoroti puasa sunnah pada hari ke-27 bulan Rajab, yang dianggap memiliki banyak keutamaan, serta puasa pada hari pertama bulan Rajab. Selain itu, beliau menjelaskan tentang fadilah qiyamul-lail (sholat malam) pada malam pertama bulan Rajab. Amalan ini dianggap memiliki keistimewaan yang luar biasa, karena pada malam tersebut, doa-doa yang dipanjatkan dikabulkan oleh Allah SWT.

Tak hanya itu, Syekh Ahmad Yasin juga menekankan pentingnya doa-doa yang baik dan penuh harapan untuk diamalkan selama bulan Rajab. Doa-doa ini memiliki kekuatan untuk mendekatkan diri kepada Allah, serta memohon keberkahan dan ampunan-Nya. Bulan Rajab menjadi momentum bagi umat Islam untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah dengan memperbanyak amal ibadah, berdoa, dan berusaha memperbaiki diri agar siap memasuki bulan Ramadhan yang penuh rahmat.

Melalui karya ini, Syekh Ahmad Yasin Asymuni Al-Jaruni mengingatkan kita akan pentingnya memanfaatkan bulan Rajab sebagai bulan untuk memperkuat iman dan amal ibadah, serta sebagai kesempatan untuk meningkatkan kualitas diri sebelum memasuki bulan Ramadhan yang penuh berkah. Bulan Rajab tidak hanya sebagai bulan yang dimuliakan dalam sejarah Islam, tetapi juga sebagai bulan yang memiliki potensi besar untuk meraih berbagai keutamaan yang akan membawa umat Islam lebih dekat kepada Allah SWT.

Semoga ilmu yang terkandung dalam kitab ini membawa berkah dan manfaat bagi kita semua. Aamiin ya rabbal 'aalamiin.

Terima kasih telah membaca, dan untuk memperoleh kitab ini lebih lanjut, kunjungi situs berikut: https://www.laduni.id/kitab

IDENTITAS KITAB

             
               

 

JUDUL                  

:

Kitab Fadhoilu Syahri Rojab Makna Pesantren (PDF)

 

PENULIS              

:

Syekh Ahmad Yasin Asymuni Al Jaruni

 

 

PENERJEMAH   

:

       

 

PENERBIT           

:

Ma'had Hidayatuth Thullab Pethuk, Semen, Kediri.

   

 

TAHUN                

:

 H / M

       

 

Tebal                  

:

35 Halaman (PDF)

       

 

Lihat Kitab

Kitab Al-Isya'ah li Asyratis Sa'ah (Tanda-tanda Hari Qiamat)

Kitab Al-Isya'ah li Asyratis Sa'ah (Tanda-tanda Hari Qiamat) karya Syekh Muhammad bin Rasul Al-Husseini Al-Barzanji merupakan sebuah karya monumental yang mendalam dalam membahas tanda-tanda hari kiamat dan keutamaan-keutamaan yang harus diyakini oleh setiap Muslim sebagai bagian dari rukun iman. Syekh Muhammad bin Rasul Al-Husseini Al-Barzanji, seorang ulama yang menuntut ilmu dari berbagai kota besar seperti Mardin, Aleppo, Yaman, Damaskus, Mesir, dan Bagdad, kemudian melanjutkan perjalanannya ke Madinah. Di sana, beliau berguru kepada ulama besar seperti Ibrahim bin Hassan Al-Kurani dan Syekh Ahmed Al-Qashashi, serta mengabdikan diri sebagai seorang guru di Masjid Nabawi.

Salah satu aspek terpenting yang ditekankan dalam karya ini adalah keyakinan terhadap hari Akhir, sebuah rukun iman yang wajib diyakini oleh setiap Muslim. Kita harus meyakini dengan sepenuh hati bahwa hari kiamat pasti akan datang, meskipun hanya Allah yang mengetahui kapan waktunya. Sebagai hamba yang beriman, kita hanya dapat menyaksikan tanda-tanda yang menunjukkan bahwa kiamat semakin dekat. Tanda-tanda ini bukan hanya sebagai petunjuk waktu, tetapi juga sebagai motivasi agar kita selalu mempersiapkan diri, mengumpulkan bekal yang sebanyak-banyaknya untuk menyambut hari yang pasti akan datang tersebut.

Syekh Al-Barzanji menjelaskan bahwa salah satu tanda yang sangat jelas tentang semakin dekatnya hari kiamat adalah terutusnya Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul terakhir. Dalam sebuah hadis yang beliau kutip, Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa jarak antara terutusnya beliau dan datangnya hari kiamat hanya sejauh jari telunjuk dan jari tengah, yang menggambarkan betapa dekatnya waktu tersebut. Hal ini menegaskan bahwa kita harus selalu siap dan waspada, karena hari kiamat bisa datang kapan saja.

Lebih dari sekedar memahami tanda-tanda tersebut, yang paling penting adalah bagaimana sikap kita dalam menghadapi kenyataan tersebut. Syekh Al-Barzanji menekankan bahwa kita harus selalu berbuat yang terbaik dalam hidup ini, menjaga amal ibadah, dan mempersiapkan bekal sebaik mungkin untuk kehidupan akhirat. Setiap amal yang kita lakukan, baik itu dalam bentuk ibadah, akhlak yang baik, maupun kebaikan terhadap sesama, merupakan bagian dari bekal yang akan menemani kita menuju hari yang telah dijanjikan tersebut.

Bagi mereka yang ingin memahami lebih dalam tentang tanda-tanda kiamat, karya ini menjadi sumber yang sangat berharga. Kitab ini tidak hanya menguraikan tanda-tanda kiamat secara rinci, tetapi juga memberikan pemahaman yang mendalam mengenai sikap dan langkah-langkah yang seharusnya diambil untuk menyongsong hari kiamat dengan penuh kesiapan. Dengan mempelajari kitab ini, setiap Muslim diajak untuk lebih mendalami hakikat kehidupan dunia ini dan mempersiapkan diri untuk kehidupan yang kekal di akhirat.

Semoga ilmu yang terkandung dalam kitab ini membawa berkah dan manfaat bagi kita semua. Aamiin ya rabbal 'aalamiin.

Terima kasih telah membaca, dan untuk memperoleh kitab ini lebih lanjut, kunjungi situs berikut: https://www.laduni.id/kitab

IDENTITAS KITAB

             
               

 

JUDUL                  

:

Kitab Al Isya ah Li Asyratis Sa'ah (Tanda-tanda Hari Qiamat) (PDF)

 

PENULIS              

:

Syekh Muhammad bin Rasul Al-Husseini Al-Barzanji

 

 

PENERJEMAH   

:

       

 

PENERBIT           

:

Dar Al-Minhaj

   

 

TAHUN                

:

 1426 H / 2005 M

       

 

Tebal                  

:

384 Halaman (PDF)

       

 

                         

 

Lihat Kitab

Terjemah Kitab Al-Munqidz Min Al-Dhalal, Al-Munqidz minad Dhalal

Imam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali, atau yang lebih dikenal dengan Imam Al-Ghazali, lahir di Thus, Khurasan, Iran pada tahun 450 H (1058 M) dan wafat pada 505 H (1111 M). Salah satu karya monumental beliau yang sangat berpengaruh adalah Al-Munqidz min Al-Dhalal, yang diterjemahkan sebagai "Penyelamat dari Kesesatan". Dalam karya ini, Imam Al-Ghazali menceritakan dengan jujur perjalanan spiritual dan intelektualnya dalam mencari kebenaran yang sejati, yang mengungkapkan betapa sulit dan penuh tantangan pencarian itu.

Imam Al-Ghazali mengungkapkan kegelisahan dan keraguannya yang mendalam dalam perjalanan pencarian kebenaran. Dalam Al-Munqidz min Al-Dhalal, beliau menjelaskan bahwa proses pencarian kebenaran bukanlah hal yang mudah. Ia penuh dengan pengorbanan, keberanian, kejujuran, dan kesungguhan hati. Menurutnya, pencarian itu tidak hanya melibatkan kajian intelektual atau pengetahuan eksternal, tetapi juga membutuhkan perjalanan batin yang mendalam dan pengalaman langsung.

Imam Al-Ghazali dengan tegas menyatakan bahwa kebenaran sejati tidak bisa ditemukan dalam tulisan, ucapan, atau pendapat orang lain. Kebenaran, bagi beliau, adalah sesuatu yang bersifat pribadi (subjektif) dan hanya dapat dicapai dengan pendekatan yang bersifat pribadi pula. Beliau berkata:

"Kebenaran harus dicari, dan terus dicari sampai dalam waktu yang tak berbatas. Kebenaran sejati tidak tersaji dalam tulisan, ucapan atau pendapat orang. Kebenaran bersifat pribadi, sehingga harus didekati secara pribadi pula."

Hal ini menunjukkan bahwa pencarian kebenaran bukanlah suatu proses yang dapat diselesaikan dengan cara yang mudah atau hanya melalui sumber-sumber eksternal, melainkan membutuhkan kedalaman pribadi dan kesadaran batin yang terus berkembang.

Imam Al-Ghazali juga menjelaskan tentang tasawuf, yang menjadi inti dari perjalanan spiritualnya. Beliau menekankan bahwa inti tasawuf bukan terletak pada teori atau ilmu wacana semata, melainkan pada aplikasi atau pengamalan (amaliyyah) dalam kehidupan sehari-hari. Bagi Imam Al-Ghazali, substansi tasawuf terletak pada pengamalan (al-ahwal) dan pengalaman batin (al-dzauq) yang dirasakan secara langsung oleh individu. Dengan kata lain, tasawuf tidak hanya tentang teori atau pemahaman intelektual, tetapi lebih pada pengalaman hidup yang penuh kedekatan dengan Allah melalui pengamalan hati, perilaku, dan ibadah.

Melalui Al-Munqidz min Al-Dhalal, Imam Al-Ghazali mengajak kita untuk menggali kebenaran dengan kesungguhan hati dan kesadaran batin yang mendalam. Beliau mengingatkan bahwa pencarian kebenaran adalah perjalanan yang panjang dan penuh tantangan, tetapi dengan kejujuran dan keberanian dalam melangkah, kebenaran akan terungkap melalui pengalaman spiritual yang mendalam dan pengamalan yang tulus.

Karya ini bukan hanya sebuah catatan sejarah intelektual Imam Al-Ghazali, tetapi juga menjadi panduan bagi umat Islam untuk terus mencari kebenaran sejati dalam kehidupan mereka, baik melalui ilmu maupun pengalaman spiritual, dengan fokus pada pengamalan dan pencapaian batin yang mendalam.

Semoga ilmu yang terkandung dalam kitab ini membawa berkah dan manfaat bagi kita semua. Aamiin ya rabbal 'aalamiin.

Terima kasih telah membaca, dan untuk memperoleh kitab ini lebih lanjut, kunjungi situs berikut: https://www.laduni.id/kitab

IDENTITAS KITAB

             
               

 

JUDUL                  

:

Terjemah Kitab Al-Munqidz Min Al-Dhalal, Al-Munqidz minad Dhalal (PDF)

 

PENULIS              

:

Imam Al-Ghazali

 

 

PENERJEMAH   

:

Bahrudin Achmad

     

 

PENERBIT           

:

     

 

TAHUN                

:

 H / M

       

 

Tebal                  

:

1078 Halaman (PDF)

       

 

Lihat Kitab

Terjemah Kitab Nashaihul Ibad Makna Jawa (Pesantren)

Karya Syekh Imam Nawawi Al-Bantani (1813-1897).
Kelahiran: 1813 Masehi; 1230 H, Tanara, Banten, Indonesia.
Meninggal: 1897 M; 1316 H, Pemakaman Ma'la Makkah Al-Mukarramah, w. 672 H /22 Februari 1274 M.

Guru beliau antara lain: Khatib asy-Syambasi, Abdul Ghani Bima, Ahmad Dimyati, Zaini Dahlan, Muhammad Khatib, KH. Sahal Al-Bantani, Sayyid Ahmad Nahrawi, Zainuddin Aceh.
Murid beliau antara lain: KH. Hasyim Asyari, KH. Ahmad Dahlan, KH. Khalil Bangkalan, KH. Asnawi Kudus, KH. Mas Abdurrahman, KH. Hasan Genggong, Sayid Ali bin Ali Al-Habsy.

Judul kitab asal: Nashaih Al-Ibad fi Bayani Munabbihat li Yaumil Ma'ad li Ibn Hajar Al-Asqalani.
Isi dalam kitab (Kumpulan nasihat pilihan bagi para hamba).
Di Indonesia, buku ini merupakan kitab rujukan bagi para pelajar dan santri di madrasah maupun pesantren. Tak heran jika beliau mendapatkan julukan Bapak Kitab Kuning Indonesia.

Sekadar contoh nasihat, ada Empat Hal Sedikit yang Terasa Banyak, Lima Masa sebelum Lima Masa, Enam Pemberian Paling Baik, Tujuh Perkara sebagai Sebab-Akibat, Delapan Perkara Baik yang Menjadi Sia-sia, dan lain-lain. Yang pasti, membaca buku ini bisa membuat iman kita lebih baik, lebih berilmu, lebih bijak, dan hidup lebih berkah dunia-akhirat. Sebuah kitab pegangan yang bisa selalu menjaga dan mengingatkan kita untuk berada dalam Ridha dan Cinta-Nya.

Terimakasih telah membaca Terjemah Kitab Nashaihul Ibad Makna Jawa (Pesantren), di web https://www.laduni.id/kitab, semoga kitab ini bisa memberikan manfaat untuk kita semua.
Aamiin ya rabbal 'aalamiin

IDENTITAS KITAB

             
               

 

JUDUL                  

:

Terjemah Kitab Nashaihul Ibad Makna Jawa (Pesantren) (PDF)

 

PENULIS              

:

Syekh Imam Nawawi Al-Bantani

 

 

PENERJEMAH   

:

       

 

PENERBIT           

:

     

 

TAHUN                

:

 H / M

       

 

Tebal                  

:

74 Halaman (PDF)

       

 

                         

 

Lihat Kitab

Kitab Qomiut Thughyan

Karya Syekh Nawawi Al-Bantani (1814-1897 M).
Isi utama dari kitab ini adalah menerangkan tentang cabang-cabang Iman.
Pokok dasar iman adalah sikap membenarkan dengan yakin. Pokok dasar iman tidak bisa berkurang. Sebab bila pokok dasar iman itu berkurang nilainya, maka akan berubah menjadi keraguan. Padahal iman tidak sah bila disertai dengan keraguan.

Sesungguhnya perilaku-perilaku yang menjadi cabang iman ada 77 macam sebagaimana sabda Rasulullah Saw:

قال رسول الله صل الله عليه وسلم الايمان بضع وسبعون شعبة فافضلها قول لا اله الله وادناها اماطة الاذى عن الطريق والحياء شعبة من الايمان

“Iman itu (cabangnya) ada tujuh puluh lebih. Cabang paling utama adalah ucapan Laa ilaha illallah (tiada tuhan selain Allah) dan yang paling rendah adalah menyingkirkan penghalang yang mengganggu dari jalan umum. Rasa malu merupakan cabang dari iman.” (HR. Ahli-ahli Hadis).

Kitab Qomiut Thughyan ini adalah kitab komentar atau syarah dari Syair atau Nadzam Syubul Iman (cabang Iman) karya Syekh Zainuddin bin Ali bin Ahmad As-Syafii Al-Kusyini Al-Fannani Al-Malibari (wafat tahun 972 H). Daerah Malibar pada era ini berada dalam otoritas wilayah India Selatan. Selain kitab “Cabang Iman”, Syekh Zainudin juga menulis kitab yang familiar di telinga santri Indonesia yaitu Fathul Muin.

Terimakasih telah membaca Kitab Qomiut Thughyan, di web https://www.laduni.id/kitab, semoga kitab ini bisa memberikan manfaat untuk kita semua.
Aamiin ya rabbal 'aalamiin

IDENTITAS KITAB

             
               

 

JUDUL                  

:

Kitab Qomiut Thughyan (PDF)

 

PENULIS              

:

Syekh Nawawi Al-Bantani

 

 

PENERJEMAH   

:

       

 

PENERBIT           

:

     

 

TAHUN                

:

 H / M

       

 

Tebal                  

:

30 Halaman (PDF)

       

 

                         

 

Lihat Kitab

Kitab Silahul Mujarab

Karya KH. Maftuh Basthul Birri dari Pondok Pesantren Lirboyo.
Kumpulan doa-doa sehari-hari yang sangat terkenal di kalangan Muslim Indonesia.
Kitab ini terkenal sebagai “Senjata Ampuh untuk Keselamatan Kita di Abad Milenium Ini” karena keampuhan doa-doa yang terkandung di dalamnya.

Dalam buku ini, ada banyak panduan tentang doa-doa yang bisa diamalkan setiap hari, mulai dari doa bangun tidur sampai doa untuk menghadapi berbagai persoalan hidup. Kitab ini juga berisi banyak amalan-amalan dan zikir yang sangat bermanfaat untuk menjaga keimanan dan meningkatkan kualitas hidup seseorang.

Dalam era globalisasi dan modernisasi seperti saat ini, keampuhan doa-doa seperti yang terkandung dalam Kitab Silahul Mujarab dapat menjadi pilihan yang sangat tepat bagi umat Islam untuk menjaga iman dan ketenangan hati menjalani kehidupan sehari-hari. Meski terkadang kita dapat merasa lelah dan kehabisan solusi, doa dan amalan seperti ini dapat dengan mudah mengisi dan menyegarkan hati kita.

Dalam era ini, kita memerlukan alat perlindungan spiritual yang lebih kuat sebagai senjata untuk melawan kekuatan negatif dan menjaga keseimbangan hidup kita. Maka dari itu, mari kita manfaatkan Kitab Silahul Mujarab dengan baik dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Kitab ini mampu menjadi senjata ampuh bagi keselamatan kita di abad milenium ini.

Terimakasih telah membaca Kitab Silahul Mujarab, di web https://www.laduni.id/kitab, semoga kitab ini bisa memberikan manfaat untuk kita semua.
Aamiin ya rabbal 'aalamiin

IDENTITAS KITAB

             
               

 

JUDUL                  

:

Kitab Silahul Mujarab (PDF)

 

PENULIS              

:

KH. Maftuh Basthul Birri

 

 

PENERJEMAH   

:

       

 

PENERBIT           

:

     

 

TAHUN                

:

 1439 H / 2018 M

       

 

Tebal                  

:

160 Halaman (PDF)

       

 

               

 

                         

 

Lihat Kitab

Kitab Khulasot Al-Tauhid

Karya salah satu ulama Indonesia bernama Baba 'Abdul Rahman bin Muhammad Al-Fathoni.
Membahas tentang aqidah Islam yang menjadi dasar dari keyakinan umat Muslim dan Menjelaskan secara rinci tentang hakikat kedatangan para nabi, pembuktian tentang keberadaan Allah, serta sifat-sifat yang dimiliki oleh Allah. Selain itu, juga membahas tentang pengertian takdir, ibadah, dan akhlak yang baik yang harus dimiliki oleh umat Islam.

Dalam kitab Khulasot Al-Tauhid, Baba 'Abdul Rahman mengajarkan pentingnya untuk mengagungkan Allah dan menegakkan aqidah Islam. Kita sebagai umat Muslim harus memahami aqidah secara benar, sehingga dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga kita dapat memahami Islam dengan lebih baik.

Terimakasih telah membaca Kitab Khulasot Al-Tauhid, di web https://www.laduni.id/kitab, semoga kitab ini bisa memberikan manfaat untuk kita semua.
Aamiin ya rabbal 'aalamiin

IDENTITAS KITAB

             
               

 

JUDUL                  

:

Kitab Khulasot Al-Tauhid (PDF)

 

PENULIS              

:

Baba 'Abdul Rahman bin Muhammad Al-Fathoni

 

 

PENERJEMAH   

:

       

 

PENERBIT           

:

     

 

TAHUN                

:

 H / M

       

 

Tebal                  

:

48 Halaman (PDF)

       

 

               

 

Lihat Kitab