Karya Syaikh Ahmad Ash-Shawi al-Maliki. Imam Ash-Shawi lahir pada tahun 1175 H di sebuah desa di tepi sungai Nil arah Barat wilayah Mesir, bernama Shan al-Hajar. Dulu orang-orang Yunani menyebut daerah itu dengan nama Sais, daerah tersebut berdekatan dengan Provinsi Basioun dan daerah yang lainnya. Adapun al-Hulaifiy dinisbahkan kepada salah satu miqat di Madinah yaitu Dzul Hulaifah, dikatakan bahwa leluhur beliau berasal dari sana sebelum hijrah ke Mesir. Beliau adalah imam al-allamah, qudwatus salikin, murabbi al-muridin, Syihabuddin Abu Al-Abbas Ahmad bin Muhammad bin Muhammad bin Asy-Syarif Al-Hanafi Al-Hulaifi Ash-Shawi Al-Maliki Al-Khalwati. Al-Hanafi nisbah kepada Muhammad Al-Hanafiyah. Nasabnya tersambung kepada Sayyidina Ali bin Abi Thalib.
Telah berkata guru dari guru-guru kami, Sayyid Mushtofa Al-Bakri: Telah berkata Al-'Ala'i di dalam kitab tafsirnya bahwa sesungguhnya Nabi Khidir dan Nabi Ilyas as hidup kekal sampai hari kiamat. Nabi Khidir as berkeliling di sekitar lautan sambil memberi petunjuk kepada orang-orang yang tersesat di lautan.
Sedangkan, Nabi Ilyas berkeliling di sekitar gunung-gunung sambil memberi petunjuk kepada orang-orang yang tersesat di gunung-gunung. Inilah kebiasaan mereka di waktu siang hari. Sedangkan di waktu malam hari mereka berkumpul di bukit Ya'juj wa Ma'luj (يأجوج و مأجوج) sambil mereka menjaganya.
Dan diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra bahwa Nabi Khidir dan Nabi Ilyas berjumpa pada tiap-tiap tahun di Mina (Saudi Arabia). Mereka saling mencukur rambutnya secara bergantian.
Kemudian mereka berpisah dengan mengucapkan kalimat:
بسم الله ما شاء الله لا يسوق الخير الا الله
بسم الله ما شاء الله لا يصرف السو ء الا الله
بسم الله ما شاء الله ما كان من نعمة فمن الله
بسم الله ما شاء الله لا حول و لا قوة الا بالله
Maka barangsiapa mengucapkan kalimat-kalimat ini pada waktu pagi dan sore hari, maka ia akan aman dari tenggelam, kebakaran, pencurian, syaitan, sultan, ular, dan kalajengking.
Dan telah dikeluarkan oleh Ibnu 'Asakir bahwa sesungguhnya Nabi Khidir dan Nabi Ilyas itu berpuasa Ramadhan di Baitul Maqdis (Palestina) dan mereka melakukan ibadah haji pada tiap-tiap tahun. Mereka minum air zamzam dengan sekali tegukan, yang mencukupkan mereka seperti minuman dari Kabil.
Sebagian ulama menceritakan bahwa sesungguhnya Nabi Khidir itu putera Nabi Adam as yang diciptakan dari tulang iganya. Menurut segelintir kecil ulama lagi beliau putera Halqiya. Ada yang mengatakan putera Kabil bin Adam. Adapula yang mengatakan beliau itu cucunya Nabi Harun as, yaitu putera bibinya Iskandar Dzul Qarnain. Dan Perdana Menterinya benar-benar aneh mengatakan bahwa Nabi Khidir itu dari golongan malaikat.
Sedangkan, menurut pendapat ulama yang paling shohih adalah bahwa Khidir itu adalah seorang Nabi. Menurut ulama jumhur beliau itu masih hidup dan beliau tidak akan pernah meninggal terkecuali pada hari kiamat apabila Al-Qur'an telah diangkat dan Dajjal telah membunuhnya. Kemudian, Allah menghidupkannya kembali. Sesungguhnya, beliau itu masa hidupnya panjang sekali. Karena, beliau meminum air kehidupan.
Terimakasih telah membaca Kitab Al-Asror Rabbaniyyah wal Fuyudhatur Rahmaniyyah, di web https://www.laduni.id/kitab, semoga kitab ini bisa memberikan manfaat untuk kita semua. Aamiin ya rabbal 'aalamiin
IDENTITAS KITAB |
||||||||||||
|
||||||||||||
JUDUL |
: |
Kitab Al-Asror Rabbaniyyah wal Fuyudhatur Rahmaniyyah (PDF) |
|
|||||||||
PENULIS |
: |
Syaikh Ahmad Ash-Shawi al-Maliki |
|
|||||||||
PENERJEMAH |
: |
--------------- |
|
|||||||||
PENERBIT |
: |
--------------- |
|
|||||||||
TAHUN |
: |
M / H |
|
|||||||||
Tebal |
: |
98 halaman (PDF) |
|
|||||||||
Lihat Kitab
Karya Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali Atau yang dikenal Imam Al-Ghazali.
Masalah halal dan haram begitu sentral dalam pandangan kaum muslimin, hal ini karena ia merupakan batas antara yang hak dan yang batil, atau lebih jauh antara surga dan neraka. Halal dan haram akan selalu diperhadapkan oleh kaum muslimin detik-demi-detik dalam rentang kehidupannya. Sehingga menandakan bepata pentingnya kita mengetahui secara rinci batas antara apa yang halal dan apa yang haram.
Persoalan halal-haram ini nampaknya mudah sepintas, tetapi kemudian menjadi sangat sukar ketika berhadapan dengan kehidupan sehari-hari, yang terkadang menjadi kabur, sulit membedakan mana yang halal dan mana yang haram, atau bahkan menjadi syubhat, karena tidak termasuk keduanya, atau karena percampuran keduanya . Hujjatul Islam Imam Abul Hamid al-Ghazali, sebagai pakar yang menghidup-hidupkan ilmu agama Islam telah memberikan uraian yang jelas tentang persoalan halal dan haram ini dengan seksama dalam magnum opusnya Ihya' 'ulum al-Din, yang telah disarikan oleh beberapa pakar termasuk kitab Mau'idhah al-Mukminin min Ihya' 'Ulum al-Din oleh Syekhul Islam Jalaluddin al-Qasimi. Uraian al-Ghazali tentang halal-haram ini sangat berkaitan dengan Filsafat Hukum Islam, yakni terkait dengan persoalan dharuri (maqashid al-khamsah) manusia dan al-husun wa al-qubh.
Kata kunci: halal-haram, syubhat, wara', dan maqashid al-khamsah Uraian al-Ghazali tentang halal-haram ini sangat berkaitan dengan Filsafat Hukum Islam, yakni terkait dengan persoalan dharuri (maqashid al-khamsah) manusia dan al-husun wa al-qubh. Kata kunci: halal-haram, syubhat, wara', dan maqashid al-khamsah Uraian al-Ghazali tentang halal-haram ini sangat berkaitan dengan Filsafat Hukum Islam, yakni terkait dengan persoalan dharuri (maqashid al-khamsah) manusia dan al-husun wa al-qubh. Kata kunci: halal-haram, syubhat, wara', dan maqashid al-khamsah.
Terimakasih telah membaca Kitab Halal Wal Haram, di web https://www.laduni.id/kitab, semoga kitab ini bisa memberikan manfaat untuk kita semua. Aamiin ya rabbal 'aalamiin
IDENTITAS KITAB |
||||||||||||
|
||||||||||||
JUDUL |
: |
Kitab Halal Wal Haram (PDF) |
|
|||||||||
PENULIS |
: |
Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali |
|
|||||||||
PENERJEMAH |
: |
--------------- |
|
|||||||||
PENERBIT |
: |
--------------- |
|
|||||||||
TAHUN |
: |
M / H |
|
|||||||||
Tebal |
: |
175 halaman (PDF) |
|
Karya Imam Al-Ghazali
Salah satu kitab yang menjelaskan tasawuf tidak melulu soal riyadlat dan tarekat adalah Minhajul Arifin yang ditulis oleh Imam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali Ath-Thusi (w. 505 H.), populer dengan nama Imam Al-Ghazali. Kiprahnya dalam dunia tasawuf tidak perlu diragukan lagi. Warga Nahdatul Ulama (nahdiyyin) sampai-sampai menjadikan mazhabnya bersejajar dengan mazhab Imam Junaid Al-Baghdadi, sebagai standar ahli sunnah waljamaah dalam bidang tasawuf.
Kitab yang memuat 27 bab ini menguraikan secara singkat tentang cara seorang murid menerapkan nilai-nilai tasawuf dalam aktivitas sehari-hari, sampai ia bisa masuk dalam golongan arifin (orang-orang yang mengenal Allah). Karena itulah, Imam Ghazali menamainya Minhajul Arifin yang berarti jalan (metode) orang-orang yang mengenal Allah.
Uniknya, rata-rata bab yang ada di dalam kitab ini tidak memakai tema yang langsung berkaitan dengan tasawuf. Alih-alih menemukan bab zuhud, warak, atau ikhlas, dalam kitab ini, kita justru akan banyak dihadapkan dengan bab yang sekilas tidak ada sangkut pautnya dengan tasawuf. Tetapi, itulah cerdasnya Imam Ghazali. Ia mampu mengulas bab-bab tersebut sedemikian rupa sehingga doktrin-doktrin tasawuf berhasil tersisipkan di dalamnya. Alhasil, kita akan dipandu untuk bertasawuf melalui cara-cara yang mudah sekaligus tidak biasa.
Pada bab ke-8 yang membahas tentang qiyam (bangun tidur) misalnya, dengan serta-merta, kita diajak membangunkan hati dari kekosongan serta nafsu dari kebodohan seiring dengan bangunnya badan dari petiduran (halaman: 21).
Bangun tidur yang awalnya hanyalah kegiatan biasa tanpa arti, seketika berubah menjadi berarti setelah dijadikan pemantik untuk menggugah nafsu dan hati. Istimewanya, membangkitkan hati merupakan pondasi utama dalam membentuk jiwa yang bersih sebagai syarat mutlak guna memuat ajaran-ajaran tasawuf yang jernih. Dengan penyampaian yang sederhana, bab ini menghadirkan renungan soal hati yang sering kali hampa, serta nafsu yang acapkali buta.
Terimakasih telah membaca Kitab Minhajul Arifin, di web https://www.laduni.id/kitab, semoga kitab ini bisa memberikan manfaat untuk kita semua. Aamiin ya rabbal 'aalamiin
IDENTITAS KITAB |
||||||||||||
|
||||||||||||
JUDUL |
: |
Kitab Minhajul Arifin (PDF) |
|
|||||||||
PENULIS |
: |
Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali |
|
|||||||||
PENERJEMAH |
: |
--------------- |
|
|||||||||
PENERBIT |
: |
Mathba'ah Al-Ma'arif |
|
|||||||||
TAHUN |
: |
1968 M / 1387 H |
|
|||||||||
Tebal |
: |
44 halaman (PDF) |
|
Karya Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali.
Berbicara tentan Imam Ghazali, sepertinya memang tidak ada habisnya. Ulama terkemuka yang menjadi salah satu tokoh central ilmu Tashawwuf dalam akidah Nahdhatul Ulama tersebut memiliki pengaruh yang sangat besar. karya beliau dibidang Akidah. Sebuah kitab yang mengupas nama-nama Allah yang 99 atau biasa dikenal dengan Asma'ul Husna. Dan yang perlu dicatat, bahwa Imam Ghazali tidak hanya konsen dan menguasai Fikih, Ushul Fikih, ataupun tashawwuf belaka. Beliau juga memiliki ilmu yang mendalam dalam dunia Filsafat.
Terimakasih telah membaca Kitab Al-Maqshad al-Asna Fi Syarhi Ma'ani Asma' al-Husna, di web https://www.laduni.id/kitab, semoga kitab ini bisa memberikan manfaat untuk kita semua. Aamiin ya rabbal 'aalamiin
IDENTITAS KITAB |
||||||||||||
|
||||||||||||
JUDUL |
: |
Kitab Al-Maqshad al-Asna Fi Syarhi Ma'ani Asma' al-Husna (PDF) |
|
|||||||||
PENULIS |
: |
Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali |
|
|||||||||
PENERJEMAH |
: |
|
|
|||||||||
PENERBIT |
: |
Dar Ibnu Hazm |
|
|||||||||
TAHUN |
: |
2003 M / 1424 H |
|
|||||||||
Tebal |
: |
185 halaman (PDF) |
|
|||||||||
Lihat Kitab
Karya Syaikh Hamami Zadah atau lebih dikenal dikalangan santri pondok pesantren dengan sebutan kitab tafsir Yasin Hamami.
Kitab tersebut adalah kitab popular yang sering dibacakan dan diajarkan di dunia pesantren salaf, terutama pada saat kegiatan pesantren kilat. Muhammad Ihsan bin Nuruddin Zuhri menerjemahkan kitab tersebut ke dalam Bahasa Indonesia dengan terjemahan yang insya Allah mudah dibaca dan dipahami serta dengan menyertakan teks asli dari kitab agar sebagai perbandingan dan, tentunya, sebagai bentuk ngalap berkah dari pengarangnya.
Dalam penerjemahkan buku ini, berpedoman pada kitab kuning Tafsir Surat Yaasin dan Kamus Digital al- Munawir Arab-Indonesia karya Syaikh Ahmad Warson Munawwir.
Terimakasih telah membaca Terjemahan Kitab Tafsir Surah Yasin, di web https://www.laduni.id/kitab, semoga kitab ini bisa memberikan manfaat untuk kita semua.
Aamiin ya rabbal 'aalamiin
IDENTITAS KITAB |
||||||||||||
|
||||||||||||
JUDUL |
: |
Terjemahan Kitab Tafsir Surah Yasin (PDF) |
|
|||||||||
PENULIS |
: |
Syaikh Hamami Zadah |
|
|||||||||
PENERJEMAH |
: |
Muhammad Ihsan bin Nuruddin Zuhri |
|
|||||||||
PENERBIT |
: |
|
||||||||||
TAHUN |
: |
2018M / 1439 H |
|
|||||||||
Tebal |
: |
150 halaman (PDF) |
|
Karya Syaikh Hamami Zadah atau lebih dikenal dikalangan santri pondok pesantren dengan sebutan kitab tafsir Yasin Hamami.
Sekilas Tentang Surat Yasin
Adapun Asbabu Nuzul Surat yang masuk dalam kategori Makkiyah ini, bahwa suatu ketika Orang kafir berkata, bahwa (Nabi) Muhammad bukanlah seorang Nabi, apalagi seorang utusan, melainkan hanya anak yatim yang diasuh oleh kakeknya yaitu Abu Thalib. Bahkan mereka (kaum kafir) menegaskan bahwa Muhammad tidak pernah belajar, tidak pernah mengenyam pendidikan dari seorang guru. Maka bagaimana mungkin dia (Muhammad) menjadi seorang Nabi?. Sikap orang-orang kafir yang ingkar terhadap Nubuwwah Rasulullah pada saat itu terus berlangsung. Dan akhirnya Allah SWT membantah tudingan mereka, dan akhirnya menurunkan Surat Yasin ini.
Dan berikut ini salah satu keistimewaan Surat Yasin yang dijelaskan dalam muqaddimah Kitab Tafsir Hamami, Yaitu : Surat Yasin merupakan jantung dari Al-Qur’an.
Barang siapa yang membaca Surat Yasin, maka Allah akan menuliskan untuknya setiap 1 kali bacaan tersebut seakan-akan dibaca 10 kali.
Sabda Rasulullah SAW. " Bahwa Allah SWT Telah membaca Surat Yasin dan Surat Thaha 2000 Tahun sebelum menciptakan Langit dan Bumi. dan ketika para malaikat mendengar hal ini, mereka berkata "Betapa bahagianya Umat Muhammad SAW yang mana telah diturunkan dua surat tersebut (Surat Yasin dan Surat Thaha), Betapa bahagianya orang yang hafal kedua surat tersebut, dan betapa bahagianya orang yang membacanya"
Sabda Rasulullah SAW. "Sesungguhnya Penduduk surga tidak membaca apapun dari Al-Qur’an kecuali Surat Thaha, Yasin dan al-Rahman"
Jika diperhatikan, tafsirr ini tidak sepenuhnya menggunakan riwayat-riwayat sebagai penafsirannya, seperti halnya ciri khas dari Tafsir bi al-Ma'tsur. Namun juga tidak sepenuhnya menggunakan pemahaman Mufassir, sepertihalnya ciri khas dari Tafsir bi al-Ra'yi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Tafsir Yasin atau lebih dikenal dengan Tafsir Hamami ini masuk dalam kategori Tafsir yang mengkolaborasikan kedua macam tafsir tersebut.
Terimakasih telah membaca Kitab Syarah Tafsir Surah Yasin, di web https://www.laduni.id/kitab, semoga kitab ini bisa memberikan manfaat untuk kita semua.
Aamiin ya rabbal 'aalamiin
IDENTITAS KITAB |
||||||||||||
|
||||||||||||
JUDUL |
: |
Kitab Syarah Tafsir Surah Yasin (PDF) |
|
|||||||||
PENULIS |
: |
Syaikh Hamami Zadah |
|
|||||||||
PENERJEMAH |
: |
------- |
|
|||||||||
PENERBIT |
: |
Ma'had Islami Salafi |
|
|||||||||
TAHUN |
: |
2000M / 1421 H |
|
|||||||||
Tebal |
: |
28 halaman (PDF) |
|
|||||||||
Sumber : Pengurus Pondok Pesantren Samirejo, Dawe Kudus
Lihat KitabKarya Syaikh Hamami Zadah atau lebih dikenal dikalangan santri pondok pesantren dengan sebutan kitab tafsir Yasin Hamami.
Sekilas Tentang Surat Yasin
Adapun Asbabu Nuzul Surat yang masuk dalam kategori Makkiyah ini, bahwa suatu ketika Orang kafir berkata, bahwa (Nabi) Muhammad bukanlah seorang Nabi, apalagi seorang utusan, melainkan hanya anak yatim yang diasuh oleh kakeknya yaitu Abu Thalib. Bahkan mereka (kaum kafir) menegaskan bahwa Muhammad tidak pernah belajar, tidak pernah mengenyam pendidikan dari seorang guru. Maka bagaimana mungkin dia (Muhammad) menjadi seorang Nabi?. Sikap orang-orang kafir yang ingkar terhadap Nubuwwah Rasulullah pada saat itu terus berlangsung. Dan akhirnya Allah SWT membantah tudingan mereka, dan akhirnya menurunkan Surat Yasin ini.
Dan berikut ini salah satu keistimewaan Surat Yasin yang dijelaskan dalam muqaddimah Kitab Tafsir Hamami, Yaitu : Surat Yasin merupakan jantung dari Al-Qur’an.
Barang siapa yang membaca Surat Yasin, maka Allah akan menuliskan untuknya setiap 1 kali bacaan tersebut seakan-akan dibaca 10 kali.
Sabda Rasulullah SAW. " Bahwa Allah SWT Telah membaca Surat Yasin dan Surat Thaha 2000 Tahun sebelum menciptakan Langit dan Bumi. dan ketika para malaikat mendengar hal ini, mereka berkata "Betapa bahagianya Umat Muhammad SAW yang mana telah diturunkan dua surat tersebut (Surat Yasin dan Surat Thaha), Betapa bahagianya orang yang hafal kedua surat tersebut, dan betapa bahagianya orang yang membacanya"
Sabda Rasulullah SAW. "Sesungguhnya Penduduk surga tidak membaca apapun dari Al-Qur’an kecuali Surat Thaha, Yasin dan al-Rahman"
Jika diperhatikan, tafsirr ini tidak sepenuhnya menggunakan riwayat-riwayat sebagai penafsirannya, seperti halnya ciri khas dari Tafsir bi al-Ma'tsur. Namun juga tidak sepenuhnya menggunakan pemahaman Mufassir, sepertihalnya ciri khas dari Tafsir bi al-Ra'yi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Tafsir Yasin atau lebih dikenal dengan Tafsir Hamami ini masuk dalam kategori Tafsir yang mengkolaborasikan kedua macam tafsir tersebut.
Terimakasih telah membaca Kitab Tafsir Surah Yasin Arab, di web https://www.laduni.id/kitab, semoga kitab ini bisa memberikan manfaat untuk kita semua.
Aamiin ya rabbal 'aalamiin
IDENTITAS KITAB |
||||||||||||
|
||||||||||||
JUDUL |
: |
Kitab Tafsir Surah Yasin Arab (PDF) |
|
|||||||||
PENULIS |
: |
Syaikh Hamami Zadah |
|
|||||||||
PENERJEMAH |
: |
------- |
|
|||||||||
PENERBIT |
: |
Ma'had Islami Salafi |
|
|||||||||
TAHUN |
: |
M / H |
|
|||||||||
Tebal |
: |
28 halaman (PDF) |
|
|||||||||
Lihat Kitab
Karya Syaikh Muhammad Nawawi Al Bantani Al Jawi, seorang ulama besar dunia yang berasal dari Indonesia. Secara umum, kitab ini membahas beberapa bab, dan yang paling menjadi sorotan untuk dipelajari adalah kitab nihayatuz zain bab sholat. Kitab Nihayatuz Zain adalah syarah kitab Qurrotu Al-‘Ain karangan Syaikh Zainuddin Al-Malibari.
Selain nuhatuz zain, ada banyak kitab syarah kitab qurotul ain, seperti fathul mu’in. Perbedaannya dengan kitab nihatuz zain hanya ada di jumlah halamannya saja, nihayatuz zain sedikit lebih tebal jika dibandingkan dengan kitab lainnya. Nihayatuz zain merupakan kitab yang populer atau terkenal di kalangan santri pondok pesantren, karena kitab ini merupakan salah satu kitab referensi utama dalam mempelajari kitab Qurrotu Al-‘Ain karangan Syaikh Zainuddin Al-Malibari.
Dalam penulisannya, syaikh Nawawi Al Bantani menggunakan metode penulisan yang singkat serta mudah untuk dipahami. Adapun daftar isi Kitab Nihayatuz Zain mengikuti apa yang di bahas dalam kitab Qurrotu Al-‘Ain karangan Syaikh Zainuddin Al-Malibari yakni dimulai dengan pembahasan Bab Sholat lalu diakhiri dengan Bab Pembebasan Budak. Dan dalam ketegori kitab, kitab nihayatuz zain masuk kedalam ketegori kitab ilmu fiqih madzhab Syafi’i.
Terimakasih telah membaca Kitab Nihayatuz Zain, di web https://www.laduni.id/kitab, semoga kitab ini bisa memberikan manfaat untuk kita semua.
Aamiin ya rabbal 'aalamiin
IDENTITAS KITAB |
||||||||||||
|
||||||||||||
JUDUL |
: |
Kitab Nihayatuz Zain (PDF) |
|
|||||||||
PENULIS |
: |
Syaikh Muhammad Nawawi Al Bantani Al Jawi |
|
|||||||||
PENERJEMAH |
: |
------- |
|
|||||||||
PENERBIT |
: |
Darul Khutub Al-Ilmiyyah (DKI)-Beirut, Lebanon |
|
|||||||||
TAHUN |
: |
2002 M / 1423 H |
|
|||||||||
Tebal |
: |
399 halaman (PDF) |
|
Karya Al-Syaikh 'Abdul Rahman bin Muhammad 'Awad al-Jaziry.
Kitab fiqh perbandingan mazhab yang terkenal, yang menjadi rujukan para ulama dan umat Islam pada zaman sekarang. Menjelaskan hukum-hukum fiqih menurut 4 versi madzhab. Syafi’i, Hanafi, Maliki, dan Hambali.
Fiqh adalah sebuah disiplin ilmu yang sangat luas. Sebab satu masalah dalam fiqh bisa berkembang dan bercabang hingga menjadi banyak.
Mempelajari banyak pandangan ulama seputar masalah fiqh tentu tidak dimaksudkan untuk membangun perbedaan di antara umat lslam. Tapi, merupakan cara untuk memperkaya alternatif, terutama untuk konteks kekinian. Para ulama dahulu, setelah ,menguasai ilmu Al-Qur'an dan sunnah, maka ilmu fiqhlah yang harus didalami. Bahkan, tradisi ini juga diturunkan kepada anak keturunan dan murid-murid mereka. Karena itulah, kita menemukan mereka merupakan generasi yang memahami agama ini dengan baik dan benar.
Sekilas Tentang Imam Syafi’i
Imam Syafi’I bernama langkap Muhammad bin Idris bin Al-`Abbas bin `Usman bin Syafi` bin As-Sa’ib dan nasabnya sampai kepada `Abdu Manaf datuk Nabi. Dan ibunya masih merupakan cicit Ali bin Abi Thalib r.a. Beliau dilahirkan di desa Gaza, masuk kota ‘Asqolan pada tahun 150 H/767 M. Saat beliau dilahirkan ke dunia oleh ibunya yang tercinta, bapaknya tidak sempat membuainya, karena ajal Allah telah mendahuluinya dalam usia yang masih muda. Lalu setelah berumur dua tahun, paman dan ibunya membawa pindah ke kota kelahiran nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam, Makkah Al Mukaramah.
Beliau Wafat pada 29 Rajab tahun 204H/820M di Mesir. Imam Asy-Syafi`iy mula-mula belajar Al-Qur’an ketika berusia lima tahun dan telah menghafaz Al-Qur’an ketika berusia tujuh tahun. Imam Asy-Syafi`iy mempunyaï ingatan yang kuat, berkebolehan tinggi, dan dapat menghafal semua pelajaran yang diajar.
Diantara hal-hal yang menunjukkan kecerdasannya antara lain:
(1)Kemampuannya menghafal Al-Qur’an di luar kepala pada usianya yang masih belia, tujuhtahun.
(2)Cepatnya menghafal kitab Hadits Al Muwathta’ karya Imam Darul Hijrah, Imam Malik bin Anas pada usia sepuluh tahun.
(3)Rekomendasi para ulama sezamannya atas kecerdasannya, hingga ada yang mengatakan bahwa beliau belum pernah melihat manusia yang lebih cerdas dari Imam Asy-Syafi`i.
(4)Beliau diberi wewenang berfatwa pada umur 15 tahun.
Di Madinah, Imam Asy-Syafi`i belajar daripada Imam Malik bin Anas, Ibrahim bin Abi Yahya As-Samiy, Muhammad bin Sa`id bin Abi Fudayl dan `Abdu Llah bin Nafi` As- Sani`. Imam Asy-Syafi`i menghafal kitab Al-Muwatta’ Imam Malik ketika berusia 10 tahun semasa beliau di Makkah dan belum lagi berjumpa dengan Imam Malik.
Imam Asy-Syafi`i datang ke Iraq pada tahun 195H dan tinggal di sana selama dua tahun. Para `ulama’ di sana telah belajar dengannya dan ramai antara mereka telah bertukar kepada mazhab Asy-Syafi`i daripada mazhab asal mereka. Kemudian Asy- Syafi`i kembali ke Makkah dan kemudian kembali ke Baghdad pada tahun 198H dan tinggal di sana selama sebulan.
Beliau mewariskan kepada generasi berikutnya sebagaimana yang diwariskan oleh para Nabi, yakni ilmu yang bermanfaat. Ilmu beliau banyak diriwayatkan oleh para murid- muridnya dan tersimpan rapi dalam berbagai disiplin ilmu. Bahkan beliau pelopor dalam menulis di bidang ilmu Ushul Fiqih, dengan karyanya yang monumental Risalah.
Mazhab Syafi’iyah telah memenuhi berbagai wilayah kota besar di Qatar selain penduduk asli dan suku pedalaman. Mazhab Syafi’iyah juga berkembang di Palestina, Kurdistan, dan Armenia, begitu juga dengan para penganut Ahlus Sunnah di Persia, Muslim di Wilayah Thailand, Philipina, Jawa dan sekitarnya, India, Cina, Australia, Iraq, Hijaz, dan Syam bersama-sama dengan mazhab lainnya.
Terimakasih telah membaca Kitab Al-Fiqhu 'ala al-Madzahib al-Arba'ah juz 5, di web https://www.laduni.id/kitab, semoga kitab ini bisa memberikan manfaat untuk kita semua.
Aamiin ya rabbal 'aalamiin
IDENTITAS KITAB |
||||||||||||
|
||||||||||||
JUDUL |
: |
Kitab Al-Fiqhu 'ala al-Madzahib al-Arba'ah juz 5 (PDF) |
|
|||||||||
PENULIS |
: |
Al-Syaikh 'Abdul Rahman bin Muhammad 'Awad al-Jaziry |
|
|||||||||
PENERJEMAH |
: |
------- |
|
|||||||||
PENERBIT |
: |
Darul Khutub Al-Ilmiyyah |
|
|||||||||
TAHUN |
: |
2003 M / 1424 H |
|
|||||||||
Tebal |
: |
419 halaman (PDF) |
|
|||||||||
Lihat Kitab
Karya Al-Syaikh 'Abdul Rahman bin Muhammad 'Awad al-Jaziry. Kitab fiqh perbandingan mazhab yang terkenal, yang menjadi rujukan para ulama dan umat Islam pada zaman sekarang. Menjelaskan hukum-hukum fiqih menurut 4 versi madzhab. Syafi’i, Hanafi, Maliki, dan Hambali.
Fiqh adalah sebuah disiplin ilmu yang sangat luas. Sebab satu masalah dalam fiqh bisa berkembang dan bercabang hingga menjadi banyak.
Sekilas tentang Imam Abu Hanifah
Imam Abu Hanifah bernama lengkap An-Nu`man bin Sabit bin Zuta At-Taymiy. Imam Abu Hanifah adalah pengasas Mazhab Hanafi. Beliau dilahirkan pada tahun 80 Hijrah (699 Masehi) di sebuah perkampungan bernama Anbar di sekitar bandar Kufah, Iraq. Beliau hidup di zaman pemerintahan Khalifah Abdul Malik Bin Marwan, Khalifah Bani Umaiyah yang kelima. Beliau berketurunan Farsi dan ayahnya seorang peniaga kain. wafat dalam bulan Rejab tahun 150 hijrah (767 Masihi) dalam usia 70 tahun yaitu semasa pemerintahan Khalifah Abu Ja'far Al Mansur, Khalifah Abbasiyah yang kedua. Jenazah ulama agung ini dimaqamkan dengan penuh penghormatan oleh puluhan ribu umat Islam di tanah perkuburan Al Khaizaran di kota Baghdad.
Kemasyhuran nama Abu Hanifah menurut para ahli sejarah ada beberapa sebab :
(1) Karena ia mempunyai seorang anak laki-laki yang bernama Hanifah, maka ia diberi julukan dengan Abu Hanifah.
(2) Karena semenjak kecilnya sangat tekun belajar dan menghayati setiap yang dipelajarinya, maka ia dianggap seorang yang hanif (kecenderungan/condong) pada agama. Itulah sebabnya ia masyhur dengan gelaran Abu Hanifah. (3) Menurut bahasa Persia, Hanifah bererti tinta. Imam Hanafi sangat rajin menulis hadits-hadits, ke mana, ia pergi selalu membawa tinta. Kerana itu ia dinamakan Abu Hanifah.
Beliau dibesarkan di kota Kufah dengan kehidupan yang senang dan mewah. Sejak kecil beliau sudah terdidik dalam urusan perniagaan dan mendapat kemudahan untuk menuntut ilmu. Ini menjadikannya seorang saudagar yang berpengetahuan tinggi dan berpegang teguh dengan hukum Allah. Beliau seorang yang berakhlaq mulia, pemurah, ikhlas, berani, suka memberi nasihat, rajin berusaha dan bercita-cita tinggi.
Beliau sering bangun malam untuk mengerjakan salat malam dan membaca Al-Qur’an.
Ulama yang mengikuti mazhab Abu Hanifah lebih dikenal dengan ulama Hanafiyah. Diantaranya mereka yang terkenal adalah Abu Yusuf, Muhammad bin Hasan, Hasan bin Ziyad, dan lainnya. Mazhab Hanafiyah telah menyebar ke berbagai wilayah Islam, seperti Baghdad, Persia, India, Bukhara, Yaman, Mesir, dan Syam. Mazhab Hanafiyah juga adalah mazhab yang paling banyak dianut pada masa Dynasti ‘Abbasiyah.
Metode yang digunakan Beliau dalam menetapkan hukum (istinbat) berdasarkan pada tujuh hal pokok:
(1) Al Quran sebagai sumber dari segala sumber hukum.
(2) Sunnah Rasul sebagai penjelasan terhadap hal hal yang global yang ada dalam Al Quran.
(3) Fatwa sahabat (Aqwal Assahabah) karena mereka semua menyaksikan turunnya ayat dan mengetahui asbab nuzulnya serta asbabul khurujnya hadits dan para perawinya. Sedangkan fatwa para tabiin tidak memiliki kedudukan sebagaimana fatwa sahabat.
(4) Qiyas (Analogi) yang digunakan apabila tidak ada nash yang sharih dalam Al Quran, Hadis maupun Aqwal Asshabah.
(5) Istihsan yaitu keluar atau menyimpang dari keharusan logika menuju hukum lain yang menyalahinya dikarenakan tidak tepatnya Qiyas atau Qiyas tersebut berlawanan dengan Nash.
(6) Ijma’ yaitu kesepakatan para mujtahid dalam suatu kasus hukum pada suatu masa tertentu.
(7)‘Urf yaitu adat kebiasaan orang muslim dalam suatu masalah tertentu yang tidak ada nashnya dalam Al Quran, Sunnah dan belum ada prakteknya pada masa sahabat.
Terimakasih telah membaca Kitab Al-Fiqhu 'ala al-Madzahib al-Arba'ah juz 4, di web https://www.laduni.id/kitab, semoga kitab ini bisa memberikan manfaat untuk kita semua.
Aamiin ya rabbal 'aalamiin
IDENTITAS KITAB |
||||||||||||
|
||||||||||||
JUDUL |
: |
Kitab Al-Fiqhu 'ala al-Madzahib al-Arba'ah juz 4 (PDF) |
|
|||||||||
PENULIS |
: |
Al-Syaikh 'Abdul Rahman bin Muhammad 'Awad al-Jaziry |
|
|||||||||
PENERJEMAH |
: |
------- |
|
|||||||||
PENERBIT |
: |
Darul Khutub Al-Ilmiyyah |
|
|||||||||
TAHUN |
: |
2003 M / 1424 H |
|
|||||||||
Tebal |
: |
531 halaman (PDF) |
|
|||||||||
Lihat Kitab