INFAK / SEDEKAH/ DONASI/ SUMBANGAN untuk LADUNI.ID
Seluruh dana yang terkumpul untuk operasional, pemeliharaan, dan pengembangan portal dakwah Islam ini
Karya Syaikh Zainuddin Ibn Syaikh Abdul Aziz Ibn Zainuddin (pengarang Hidayah al-Adzkiya Ila Tariqa al Aulya) Ibn Syaikh Ali Ibn Syaikh Ahmad Asy-Syafi’i Al-Malibary al Fannani.
Zainuddin ibn Abdul Aziz Malibary menyelesaikan karyanya ini pada hari jum’at 24 ramadhan 892 H.
Kitab ini sejatinya merupakan syarah dan kitabnya Zainuddin Al-Malibary sendiri yang berjudul “Qurrati al-‘ain bi Muhimmati al-Din” (penghibur mata dengan membahas ajaran agama yang penting), menjelaskan tujuan dan manfaatnya serta menyempurnakan makna yang dipergunakan untuk menghasilkan maksud tertentu.
Dalam penulisan kitab ini Zainuddin Ibn Abdul Aziz al-Malibary pada setiap bab menyebutkan al-Fashl, al-Fur’i, dan masalah-masalah umum juga ditambahkan dengan al-Tanbih, al-Khatimah dan Tatimma.
Di lembaga-lembaga pesantren, Kitab Fathul Mu'in termasuk pelajaran fiqh untuk santri senior.
Selain pembahasannya yang lebih panjang, penggunaaan bahasanya juga ringkas namun padat, serta cukup sulit. Biasanya, sebelum para santri mempelajari kitab ini, mereka terlebih dahulu mempelajari kitab-kitab fiqh dasar, seperti Kitab Fathul Qorib.
Terimakasih telah membaca Kitab Fathul Mu’in- Makna Pesantren, di web https://www.laduni.id/kitab, semoga kitab ini bisa memberikan manfaat untuk kita semua. Aamiin ya rabbal 'aalamiin
IDENTITAS KITAB |
||||||||||||
|
||||||||||||
JUDUL |
: |
Kitab Fathul Mu’in- Makna Pesantren (PDF) |
|
|||||||||
PENULIS |
: |
Syaikh Zaynuddin bin Abdul Aziz bin Zaynuddin bin ‘Ali al-Ma’bari al-Malibari |
|
|||||||||
PENERJEMAH |
: |
|
||||||||||
PENERBIT |
: |
----------- |
|
|||||||||
TAHUN |
: |
----------- |
|
|||||||||
Tebal |
: |
160 halaman (PDF) |
|
|||||||||
|
Karya Syaikh Umar bin Achmad Baradja beliau dilahirkan di kampung Ampel Maghfur, tepatnya pada 10 Jumadil Akhir 1331 Hijriyah yang bersamaan dengan tanggal 17 Mei 1913 Masehi. Wafat pada hari Sabtu malam Ahad tanggal 16 Rabiuts Tsani 1411 Hijriyah yang bersamaan dengan tanggal masehi tepatnya 3 November 1990.
Secara Nasab Baradja berasal dari (dan berpusat di) Seiwun, Hadramaut, Yaman. Sebagai nama nenek moyangnya yang ke-18, Syaikh Sa’ad, julukannya adalah Abi Raja’ (yang selalu berharap). Alur nasab tersebut bertemu pada kakek Nabi Muhammad saw yang kelima, bernama Kilab bin Murrah. Syaikh Umar bin Achmad Baradja memanfaatkan baik ilmu, serta waktu, dan umur, termasuk penggunaan harta benda kekayaannya di jalan Allah sampai akhir hayatnya.
Akhlaqul lilbanin adalah sebuah kitab akhlaq kecil yang terdiri dari beberapa bab kitab ini di susun oleh Al Ustadz Umar Achmad Baraja , dengan bahasa arab yang mudah diterjemahkan baik secara inayah maupun lafdziyah, selain mudah diterjemahkan kitab ini juga mudah dicerna isinya, karena bahasanya yang sesuai dengan peruntukannya. Sebagaimana namanya, kitab ini diperuntukkan untuk anak laki-laki (lil banin).
Terimakasih telah membaca Kitab Akhlaq Lil Banin 1– Makna Pesantren, di web https://www.laduni.id/kitab, semoga kitab ini bisa memberikan manfaat untuk kita semua. Aamiin ya rabbal 'aalamiin
IDENTITAS KITAB |
||||||||||||
|
||||||||||||
JUDUL |
: |
Kitab Akhlaq Lil Banin 1– Makna Pesantren (PDF) |
|
|||||||||
PENULIS |
: |
Syaikh Umar bin Achmad Baradja |
|
|||||||||
PENERJEMAH |
: |
|
||||||||||
PENERBIT |
: |
----------- |
|
|||||||||
TAHUN |
: |
----------- |
|
|||||||||
Tebal |
: |
28 halaman (PDF) |
|
|||||||||
|
||||||||||||
Lihat Kitab
(Imam Muhammad bin Sa'id al-Bushiri)
Buku Terjemah Burdah ini dimaksudkan untuk lebih mempermudah dan menghayati arti madah yang terucap. Ekspresi cinta tidak begitu berarti tanpa diiringi pemahaman dan penghayatan hati. Membaca salawat Burdah adalah bagian dari ekspresi cinta kepada Nabi. Semoga kita semua mendapatkan syafaatnya. Aamiin.
1. Qasidah burdah disertai terjemah
2. Seluruh terjemah bernada burdah
3. Dilengkapi qasidah mudhoriyyah
4. Disertai catatan istilah sulit yang disebutkan di dalamnya
5. Ijazah sanad dari penerjemah sampai Imam Bushiri
Harga : Rp. 31.000
Pesan via WA 0819-3704-6356
Atau klik : http://bit.ly/Salafsoleh
Lihat Kitab
Salah satu kitab Hasyiyah yang paling populer adalah kitab berjudul “Qutu al-Habib al-Gharib Tausyih ‘Ala Fathi al-Qarib Syarh Ghayati al-Taqrib” karya ulama Indonesia yang juga disebut dengan bapak kitab kuning Indonesia, Syaikh Muhammad Nawawi bin Umar al-Jawi al-Bantani (Syaikh Nawawi Al Bantani Al Jawi).
Melalui kitab ini kita akan mudah memahami syarah kitab tausyih atau Qutul Habibil Gharib karangan Abi Abdillah Muhammad bin Qasim Al-Ghazi yang merupakan murid dari Syaikh Jalaluddin Al-Mahalli. Kitab ini cukup tebal untuk dipelajari, jadi harus meluangkan waktu yang cukup mempelajari secara lengkap.
Kitab ini biasanya dijadikan rujukan dalam pembahasan fiqh di forum Bahtsul Masa’il Nahdlatul Ulama’ (NU). Dalam penggolongan atau kategori kitab, maka kitab ini masuk kedalam kitab fiqh mu’tabarah yang banyak dipelajari santri salaf di bidang fiqh Syafi’iyyah. Karya Beliau yang satu ini sering dijadikan rujukan santri dalam penelaahan kitab Matan Taqrib. Karena isi Qutul Habibil Gharib tidak jauh berbeda dari segi pembahasan dengan kitab yang di syarahi.
Terimakasih telah membaca Kitab Qutu al-Habib al-Gharib Tausyih ‘Ala Fathi al-Qarib Syarh Ghayati al-Taqrib – Makna Pesantren , di web https://www.laduni.id/kitab, semoga kitab ini bisa memberikan manfaat untuk kita semua. Aamiin ya rabbal 'aalamiin
IDENTITAS KITAB |
||||||||||||
|
||||||||||||
JUDUL |
: |
Qutu al-Habib al-Gharib Tausyih ‘Ala Fathi al-Qarib Syarh Ghayati al-Taqrib (PDF) |
|
|||||||||
PENULIS |
: |
|
||||||||||
PENERJEMAH |
: |
----------- |
|
|||||||||
PENERBIT |
: |
Darul Kutub Ilmi Bairut |
|
|||||||||
TAHUN |
: |
----------- |
|
|||||||||
Tebal |
: |
307 halaman (PDF) |
|
Kitab yang berisi tentang wasiat-wasiat Nabi muhammad kepada Sayyidina Ali.
Karya Syaikh Abdul Wahab as-Sya’roni.
Nama lengkap beliau adalah Abdul Wahhab bin Ahmad bin Ali bin Ahmad bin Ali bin Muhammad bin Musa asy-Sya’rani Al-Anshari asy-Syafi’i Asy-Syadzili Al-Mishri. Abdul Wahab Asy-Sya’rani terkenal dengan panggilan Imam Asy-Sya’rani, yaitu salah seorang sufi terkenal yang diakui sebagai wali quthub pada zamannya yang memperoleh gelar sufistik Imamul Muhaqqiqin wa Zudwatul Arifin (pemuka ahli kebenaran dan teladan orang-orang makrifat). Beliau Imam asy-Sya’roni dilahirkan di desa Qalqasyandah – Mesir pada tanggal 27 Ramadhan 989 H. atau tepat 12 Juli 1493 M.
Kitab ini bernama asli Waṣiyyah al-Muṣṭafa li al-Imami ‘Ali Karramahu Wajhahu, selanjutnya disebut Waṣiyyah al-Muṣṭafa, adalah kitab yang membahas ḥadas yang disandarkan kepada sahabat ‘Ali bin Abi Ṭalib. Salah satu wasiat dalam kitab ini, adalah saat Nabi Muhammad SAW, berwasiat kepada sahabat ‘Ali bin Abi Ṭalib bahwa sesungguhnya tidak ada Nabi lagi sesudah beliau.
Dan apabila sahabat ‘Ali bin Abi Ṭalib menjaga wasiat itu maka sahabat ‘Ali bin Abi Ṭalib akan hidup dengan terpuji dan mati dalam keadaan syahid, Allah SWT, akan membangkitkannya di hari kiamat sebagai seorang faqih (orang yang mengerti), dan sebagai seorang yang alim.
Daftar Isi Pembahasan Dalam Kitab Wasiatul Mustofa:
Terimakasih telah membaca Kitab Washiyatul Mushthofa – Makna Pesantren, di web https://www.laduni.id/kitab, semoga kitab ini bisa memberikan manfaat untuk kita semua. Aamiin ya rabbal 'aalamiin
IDENTITAS KITAB |
||||||||||||
|
||||||||||||
JUDUL |
: |
Kitab Washiyatul Mushthofa – Makna Pesantren (PDF) |
|
|||||||||
PENULIS |
: |
Syaikh Abdul Wahab as-Sya’roni |
|
|||||||||
PENERJEMAH |
: |
Kyai Haji Bisri Musthofa |
|
|||||||||
PENERBIT |
: |
----------- |
|
|||||||||
TAHUN |
: |
----------- |
|
|||||||||
Tebal |
: |
49 halaman (PDF) |
|
|||||||||
|
||||||||||||
Lihat Kitab
Walau kecil namun mengandung manfaat yang besar sebagai bekal dan pedoman dalam mengarungi mahligai rumah tangga dan meraih sakinah mawwadah warrohmah. Dan para ulama menaruh perhatian yang besar mengenai permasalahan ini, dan menyusun kitab-kitab khusus yang besar manfaatnya dan dapat dijadikan pedoman bagi kita. Salah satu kitab yang membahas tentang pernikahan adalah kitab Uqudulujain.
Kitab Uqudulujain adalah sebuah kitab hasil karya Syaikh Nawawi Al-Bantani, seorang ulama besar asal Banten yang bermukim di Makkah dan mengajar di Masjidil Haram, Syaikh Nawawi membagi kitab Uqudul'ujain menjadi empat pasal, yaitu :
- Fasal pertama membahas hak-hak istri atas suami.
- Fasal kedua membahas hak-hak suami atas istri.
- Fasal ketiga membahas keutamaan sholat wanita dirumah.
- Fasal keempat membahas keharaman memperhatikan/memandang yang bukan muhrimnya.
Uqudulujain menjelaskan tentang panduan singkat dalam memulai hidup baru menjadi pasangan suami istri. Kitab ini sangat cocok di pelajari oleh kawula muda yang ingin atau baru menempuh maghligai pernikahan. Untuk mengetahui seperti apa saja hal-hal yang perlu dilakukan oleh suami istri dalam menempuh maghligai pernikahan? silahkan sahabat – Sahabat Laduni.id baca dan download kitab Uqudulujain makna pesantren dengan mengklik tombol download Yang sudah disediakan.
Terimakasih telah membaca Kitab Uqudulujain - makna pesantren , di web https://www.laduni.id/kitab, semoga kitab ini bisa memberikan manfaat untuk kita semua.
Aamiin ya rabbal 'aalamiin
IDENTITAS KITAB |
||||||||||||
|
||||||||||||
JUDUL |
: |
Kitab Uqudulujain - makna pesantren (PDF) |
|
|||||||||
PENULIS |
: |
|
||||||||||
PENERJEMAH |
: |
----------- |
|
|||||||||
PENERBIT |
: |
----------- |
|
|||||||||
TAHUN |
: |
----------- |
|
|||||||||
Tebal |
: |
24 halaman (PDF) |
|
|||||||||
|
||||||||||||
Lihat Kitab
Karya Syaikh Sulaiman bin Hasan bin Muhammad Al Jamzuriy.
Salah satu kitab ilmu tajwid yakni ilmu pengetahuan tentang cara membaca Al-Qur’an dengan baik dan tertib menurut makhrajnya, panjang pendeknya, tebal tipisnya, berdengung atau tidaknya, irama dan nadanya, serta titik komanya yang sudah diajarkan oleh Rasulullah SAW kepada para sahabatnya. Sebagai disiplin ilmu, kitab Tuhfatul Athfal mempunyai kaidah-kaidah tertentu yang harus dipedomani dalam pengucapan huruf-huruf dari makhrajnya disamping harus pula diperhatikan hubungan setiap huruf dengan antara sebelum dan sesudahnya pada tata cara pengucapannya.
Oleh karena itu kitab Tuhfatul Athfal tidak dapat diperoleh hanya sekedar dipelajari namun juga harus melalui latihan dan praktek menirukan orang yang baik bacaanya, bukanlah hal yang mudah, langsung hanya sekejap dan menguasainya, perlu pelatihan yang serius, berkesinambungan dan perlu ada bimbingan dari yang telah menguasai/ustad.
Sering dijumpai di lingkungan sekitar perlombaan membaca Al-Qur’an, atau semacam Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) yang diadakan pada tingkat daerah maupun nasional, dari kelompok anak-anak sampai pada kelompok umum bertujuan untuk mengembangkan kemampuan masyarakat dalam membaca Al-Qur’an.
Daftar Isi Kitab Tuhfatul Athfal:
Secara ringkas membahas tentang dasar-dasar Ilmu Tajwid, berikut ini antara lain topik pembahasannya:
1. Hukum Nun mati dan Sukun
2. Hukum Mim Mati dan Tasydid
3. al Syamsiyah dan Qomariyah
4. Hukum Mad
Terimakasih telah membaca Kitab Tuhfatul Athfal-Makna Pesantren , di web https://www.laduni.id/kitab, semoga kitab ini bisa memberikan manfaat untuk kita semua.
Aamiin ya rabbal 'aalamiin
IDENTITAS KITAB |
||||||||||||
|
||||||||||||
JUDUL |
: |
Kitab Tuhfatul Athfal-Makna Pesantren (PDF) |
|
|||||||||
PENULIS |
: |
Syaikh Sulaiman bin Hasan bin Muhammad Al Jamzuriy. |
|
|||||||||
PENERJEMAH |
: |
----------- |
|
|||||||||
PENERBIT |
: |
----------- |
|
|||||||||
TAHUN |
: |
----------- |
|
|||||||||
Tebal |
: |
21 halaman (PDF) |
|
|||||||||
|
||||||||||||
Lihat Kitab
Karya KH. Imam Ahmad Maisur Sindi At-Thursidi, lahirkan pada tanggal 18 juni 1925 M di desa Tursidi RT dan RW : 04, Kecamatan Pituruh, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.
Nama al-Thursidi diambil dari nama desa beliau yaitu Tersidi. Ayahnya, KH. Sarbani adalah seorang yang dikenal oleh masyarakat sebagai ulama’ yang teguh dalam memperjuangkan Agama dan Bangsa terbukti dengan semangat beliau melawan penjajah. Kakeknya yaitu KH. Rofi’i juga seorang ulama’ yang wira’i.
Beliu dibesarkan dalam keluarga yang berpegang teguh pada agama dan mementingkan akhlak serta ilmu dalam Islam dengan baik.
Al-Thursidi wafat dalam usia 72 tahun pada bulan shafar tepatnya bulan Agustus tahun 1997 M di Kediri, Jawa Timur. Beliau dimakamkan di Pondok Pesantren Mahir al-Riyadl Ringin Agung, Pare, Jawa Timur, sebuah pesantren yang didirikan oleh Syaikh Nawawi.
Kitab Tanbihul Muta’allim ini disediakan sesuai untuk pelajar pada umunya, dan pada khususnya untuk para santri di pondok-pondok pada tingkat kelas awal (pertama) sesudah kelas shifir kedua agar menjadi keselamatan bagi mereka dalam belajar ke arah cita-cita yang mulia. Adapun cara pengajarannya yaitu santri cukup menghafal lafaz (nadzam), ma’na thibaq dan artinya serta setiap akan masuk dibaca dengan hafalan bersama.
Pesantren merupakan sarana para pelajar menimba ilmu pengetahuan secara intensif. Hal ini tampak dari padatnya jadwal pengajian serta ragam kitab yang dipelajari. Namun, dalam tradisi pensantren, ada yang lebih urgen ketimbang ilmu pengetahuan, yakni adab atau etika. Termasuk etika dalam mencari ilmu itu sendiri. Bagi para santri, akhlak lebih tinggi derajatnya daripada ilmu. Sedikitnya sopan santun lebih berharga daripada banyaknya ilmu.
Terimakasih telah membaca Kitab Tanbihul Muta'allim – Makna Pesantren, di web https://www.laduni.id/kitab, semoga kitab ini bisa memberikan manfaat untuk kita semua.
Aamiin ya rabbal 'aalamiin
IDENTITAS KITAB |
||||||||||||
|
||||||||||||
JUDUL |
: |
Kitab Tanbihul Muta'allim – Makna Pesantren (PDF) |
|
|||||||||
PENULIS |
: |
|
||||||||||
PENERJEMAH |
: |
----------- |
|
|||||||||
PENERBIT |
: |
----------- |
|
|||||||||
TAHUN |
: |
----------- |
|
|||||||||
Tebal |
: |
18 halaman (PDF) |
|
|||||||||
|
||||||||||||
Lihat Kitab
(Muallif Simtud Duror)
"Tidak ada yang menyebabkan manusia rugi, kecuali keengganan mereka mengkaji buku-buku sejarah kehidupan kaum shalihin." (Q:1:197)
"Jika riwayat hidup kaum arifin dibacakan kepada orang yang beriman, maka imannya kepada Allah akan semakin kokoh. Sebab, kehidupan mereka merupakan cerminan dari kitabullah yang di dalamnya terkandung ilmu orang-orang terdahulu dan yang datang kemudian, atau refleksi dari Hadits Rasûlullah shallallahu 'alaihi wa sallam, atau dari pengetahuan yang ia terima langsung dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tanpa perantara." (N:192)
(Habib Ali bin Muhammad al-Habsyi)
Harga : Rp. 79.000
Pesan via WA 0819-3704-6356
Atau klik : http://bit.ly/Salafsoleh
Lihat Kitab
Syahwat dan Himmah.
Dalam pasal ini, Ibnu Atha’illah menggunakan beberapa istilah baku dalam khazanah sufi, yang harus dipahami terlebih dahulu agar mendapatkan pemahaman yang utuh. Istilah-istilah itu adalah: tajrid, asbab, syahwat dan himmah.
Tajrid secara bahasa memiliki arti: penanggalan, pelepasan, atau pemurnian. Secara maknawi adalah penanggalan aspek-aspek dunia dari jiwa (nafs), atau secara singkat bisa dikatakan sebagai pemurnian jiwa. Asbab secara bahasa memiliki arti: sebab-sebab atau sebab-akibat. Secara maknawi adalah status jiwa (nafs) yang sedang Allah tempatkan dalam dunia sebab akibat. Semisal Iskandar Zulkarnain yang Allah tempatkan sebagai raja di dunia, mengurusi dunia sebab-akibat.
Syahwah (atau syahwat) secara bahasa memiliki arti: tatapan yang kuat, atau keinginan. Secara maknawi merupakan keinginan kepada bentuk-bentuk material dan duniawi, seperti harta, makanan dan lawan jenis. Berbeda dari syahwat, hawa-nafsu (disingkat “nafsu”) adalah keinginan kepada bentuk-bentuk non-material, seperti ego, kesombongan, dan harga diri. Himmah merupakan lawan kata dari syahwat, yang juga memiliki arti keinginan. Namun bila syahwat merupakan keinginan yang rendah, maka himmah adalah keinginan yang tinggi, keinginan menuju Allah.
Adakalanya Allah menempatkan seseorang dalam dunia asbab dalam kurun tertentu—misalnya, untuk mencari nafkah, mengurus keluarga, atau memimpin negara. Bila seseorang sedang Allah tempatkan dalam kondisi asbab itu, namun dia berkeinginan untuk tajrid (misalkan dengan ber-uzlah), maka itu dikatakan sebagai syahwat yang samar. Sebaliknya, saat Allah menempatkan seseorang dalam tajrid, namun dia justru menginginkan asbab, maka itu merupakan sebuah kejatuhan dari keinginan yang tinggi. Inilah pentingnya untuk berserah diri dalam bersuluk, agar mengetahui kapan seseorang harus tajrid dan kapan seseorang harus terjun dalam dunia asbab.
Semua kehendak seorang salik haruslah bekesesuaian dengan Kehendak Allah.
Terimakasih telah membaca Kitab Syarah Al-Hikam 2 Makna Pesantren, di web https://www.laduni.id/kitab, semoga kitab ini bisa memberikan manfaat untuk kita semua.
Aamiin ya rabbal 'aalamiin
IDENTITAS KITAB |
||||||||||||
|
||||||||||||
JUDUL |
: |
Kitab Syarah Al-Hikam 2 Makna Pesantren (PDF) |
|
|||||||||
PENULIS |
: |
|
||||||||||
PENERJEMAH |
: |
----------- |
|
|||||||||
PENERBIT |
: |
----------- |
|
|||||||||
TAHUN |
: |
----------- |
|
|||||||||
Tebal |
: |
110 halaman (PDF) |
|
|||||||||
|
||||||||||||
Lihat Kitab